20. Perjodohan?

1.5K 134 6
                                    

FOLLOW! KOMENNYA, KAKA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW! KOMENNYA, KAKA!

TYPO? TANDAIN.

**

"Ruby gamau!" tolak Ruby mentah - mentah.

"Tidak ada bantahan, Rubyanna Alice Sanjaya!" desis Ayahnya menatap tajam putrinya.

"Ayah apa - apaan sih?! Ruby bisa cari pasangan sendiri." ucapnya keras.

"Ayah gak mau tau, minggu depan kalian memulai tunangan!" ujarnya sebelum pergi meninggal 'kan Anna yang masih terduduk di sofa.

"RUBY GAK MAU AYAH!" teriak Anna, namun tidak di dengar oleh Ayahnya.

"Bangsat," gumamnya pelan.

Lalu ia pun berlari meninggal 'kan rumah, berlari entah kemana.

**

Sekarang, Anna sedang berada di taman yang jauh dari rumah.

Anna menangis sejadi - jadi mendengar suruhan Ayahnya tadi.

"Hiks, gue gak mau" isak Anna pelan.

Pada sore tadi, Ayahnya berbicara tentang 'perjodohan' Ayah Anna menyuruh agar Anna mau, dan tidak menolak permintaan itu.

"Gue harus apa," gumam Anna sambil menggigit jari jempolnya pelan.

"Minta tolong Jefan? Tapi, gue takut dia marah"

"Gak! Pokoknya gue harus hadepin masalah ini sendirian, tanpa bantuan oranglain."

Tanpa sadar, ada Jefan di belakang sana, dengan kedua tangan yang melipat di dada.

"Masalah apa?" tanya Jefan datar.

Anna menoleh tak santai, jantungnya berdebar dengan kencang saat mendapat Jefan di belakang yang sedang berjalan satu langsung mendekat, cowok itu duduk di sebalahnya sambil menampilkan wajah angkuh.

"Hah, e–enggak bukan apa-apa." jawab Anna dengan gugup.

"Tanpa lo kasih tau, gue udah tau." kata Jefan.

"T–tau apa?"

"Perjodohan."

Kedua bola mata Anna membola mendengar itu.

"Ke–kenapa lo tau?" tanya Anna lagi.

Bangsat gugup,

REMAJA : 97lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang