00.00

1.5K 122 11
                                    

20 April 2007

Sedari pagi wajah bocah lelaki itu terus merengut kesal, entah apa penyebabnya. Anne, yang menjadi baby sitter nya pun dibuat kebingungan ketika tuan muda kecilnya itu terlihat sedang tidak dalam kondisi mood yang baik sepanjang hari.

"Jay kenapa? hm?" Tanya Anne sambil mencolek lengan tuan muda kecilnya yang kini sedang sibuk dengan tumpukkan lego yang disusunnya secara acak.

bocah lelaki itu menghela nafas berat, seolah tengah menumpuk beban yang sangat berat dalam hidupnya. Padahal ia hanya bocah berusia lima tahun. memangnya beban seberat apa yang di tanggung oleh seorang balita?

"Anne inget ini hari apa?" tanya bocah itu, menatap anne dengan pandangan yang tidak bisa di artikan.

"hari.., jum'at?" jawab gadis itu ragu, membuat jay yang semula memupuk harapan langsung mengerucutkan bibirnya mencebik kesal. Tanpa berbicara, bocah lelaki itu segera pergi membanting lego yang tengah di susunnya meninggalkan Anne dengan segala kekacauan yang dibuatnya tanpa pertanggung jawaban.

"Jay mau kemana?" bocah lima tahun itu tidak menjawab, malahan berjalan semakin cepat menjauhi Anne yang ada di belakangnya.

"Jangan ikutin jaayyyy!!!" pekiknya marah saat tau Anne sedari tadi membuntuti jay.

"Yaudah, sekarang jay mau kemana? kasih tau anne, nanti anne janji nggak akan ikutin jay. oke?"

"ke rumah jakey." gumamnya pelan tanpa mau melihat kedua mata anne. Gadis muda itu menghela nafas, untungnya ke rumah jakey.

"Oke, Anne nggak akan ikutin Jay, tapi nanti perginya di anter  ya?" ucap Anne.

"Jay bisa sendiri, rumah jakey kan cuma di sebelah, nggak usah di anter anter!" bocah lelaki itu lagi lagi menyentak marah membuat anne harus menghela nafas sabar, "Kalo Jay perginya sendiri, ada yang jahatin jay di jalan dan gak ada yang tau, jay gimana? jay mau minta tolong siapa?" Tanya Anne.

Bocah itu terdiam merenungi perkataan Anne. Memang benar rumah jake sebenarnya memang tidak jauh, kurang lebih hanya berjarak 5 rumah dari rumah jay. Namun yang perlu di ketahui adalah, komplek tempat jay tinggal adalah kawasan elit, sehingga berjarak 5 rumah saja cukup jauh. dan lagi, jika terjadi sesuatu pada jay, bisa bisa semua pelayan dan supir yang ada di rumah ini habis.

"Yaudah."  cicit bocah itu membuat Anne dapat bernafas lega. Gadis itu kemudian menyuruh jason untuk mengantar jay ke rumah jake, tentunya karena bocah itu menolak ketika Anne menawarkan diri.

Anne terkikik kecil saat punggung kecil milik tuan mudanya sudah tertelan di balik pintu. dalam hati, gadis itu mengucap maaf sebanyak banyak nya karena telah membuat suasana hati bocah itu semakin buruk.

* * *

"Kalau nanti mau pulang, minta maid jakey antarkan jay ke rumah ya, atau minta mereka untuk hubungi jason agar nanti menjemput jay. ingat, jangan pulang sendiri." ucap jason untuk yang ketiga kalinya membuat jay mendengus kesal.

"Aku udah tau jason. aku nggak budek, aku ngerti aku harus ngapain. nggak usah ngomong lagi, kamu berisik!" protes bocah itu yang malah di balas kekehan pelan dari jason. jay mungkin berpikir bahwa dirinya menyeramkan, namun mengomel seperti itu hanya membuatnya tampak 10 kali lebih menggemaskan.

"Baiklah anak nakal, kalau begitu aku pergi dulu." ucapnya sambil mengusak ngusak rambut jay pelan sebelum pergi.

bocah lelaki itu hampir memprotes, tapi kemunculan ethan di ambang pintu menghentikannya. "Jay?--" baru saja ethan ingin menyapa, namun teriakkan nyaring di belakang ethan menghentikannya.

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang