00.05

638 90 7
                                    

Bel sekolah pertanda pergantian jam belajar telah berdering sejak 5 menit lalu, tapi niki tidak ada niatan sama sekali untuk pergi ke ruang ganti mengingat setelah ini pelajaran olahraga. Kepalanya terlalu pusing dan badannya sangat lemas, mungkin juga karena ia belum makan tadi pagi. Niki kembali merebahkan kepalanya mencari posisi nyaman diantara lipatan kedua tangannya.

Untuk hari ini saja, niki ingin bolos.

Baru ingin memejamkan mata, tiba tiba sebuah tepukan keras mendarat di pundaknya membuat niki terlonjak kaget. "NIKI!" serunya, membuat niki seketika memegangi telinganya yang berdengung.

Niki kira ia sendiri di ruangan ini.

"Lemes amat sih pagi pagi." tegurnya sambil menoel noel siku niki dengan sikunya. Niki melirik malas kearah Juan, "Berisik." sahutnya malas lalu hendak kembali menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangan, namun malah di tahan oleh juan.

"Kenapa sih? Kamu ngga ganti baju? mau olahraga loh. Ooh.. Niki mau bolos ya? Aku aduin ke Pak Dimas loh." Ucap Juan yang sejujurnya terlihat menggemaskan tetapi malah terlihat sangat menyebalkan di mata niki.

Mengadu? dasar anak SD.

Dari dulu, Juan memang tampak menyebalkan. Niki jatuh di tertawakan, Niki marah malah di ejek, Niki ingin meminjam mainan malah di rebut, sedangkan jika di rebut mainannya juan akan mengadu pada ethan dan jake bahwa niki telah merebutnya. Padahal Niki sudah repot repot berpindah negara, tetapi ujung ujungnya malah di pertemukan kembali dengan juan saat kelas 8.

"Aduin aja sana."

"Kok niki gak takut sih? Nanti kamu di suruh lari sama pak dimas kalo ketauan bolos."

"Ya makanya jangan kasih tau, beres kan?"

"Tapi--"

"Lo tuh ngapain sih ngurusin hidup gue mulu? Kenapa? Mau bolos juga?"

"Nggak.."

Niki menghela nafas lelah, "Mending lo ke lapangan sekarang? kalo lo terus terusan disini, yang ada nanti lo ikutan bolos."

"Kalo niki bolos, nanti juan gak ada temen olahraganya."

"Please, juan. Lo itu bukan anak SD yang apa apa harus di temenin."

Tok..Tok..Tok..

Suara ketukan pintu berhasil mengambil alih atensi keduanya. Di depan sana sudah berdiri Pak Dimas dengan peluit yang melingkar di lehernya serta beberapa buah tumpukan cone berwarna oranye terang di tangannya.

"Kenapa kalian masih disini? cepet ke lapangan? dan kamu niki, sana ganti baju. yang lain udah siap, kalian malah enak enakan di sini. Saya nggak mau tau, setelah ini kalian muterin lapangan dua keliling sebagai hukuman. Ayo gerak cepat!! gerak cepat!!" ucap pak dimas sembari menepuk nepuk kedua tangannya.

Niki melirik malas ke arah juan yang juga sibuk mendumal padanya.

hah.. kenapa jadi ribet gini sih.

***

"Hari ini kita tes kebugaran jasmani ya." Ucap Pak Dimas mengawali kelas yang langsung di sahuti oleh lenguhan malas dari seluruh penghuni kelas.

"Kenapa pada mengeluh? ingin saya tambah?" Tanya Pak Dimas garang.

"Jangan pak.. Juan udah bugar pak, nggak usah di tes lagi aja gimana?"

"Juan nanti tes nya dua kali dari yang lain ya.." Balas Pak dimas yang langsung di sambut oleh tawa penghuni kelas.

"Untuk tes kebugaran jasmani hari ini kita ada tes kekuatan, tes kelenturan, dan tes daya tahan jantung dan paru paru. Untuk tes kekuatan ada push up, sit up, squat, dan plank. Untuk tes kelenturan kita bakal ada split. dan untuk tes daya tahan jantung dan paru paru, kita bakal lari keliling lapangan selama 20 menit sebanyak banyaknya. untuk tesnya, akan saya bagi dua, kelompok setengah absen awal dan setengah absen akhir."

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang