00.08

622 102 21
                                    

Ada yang kangen aku?

***

Suara tawa menggelegar itu terdengar memenuhi penjuru rumah, padahal hanya satu orang pelakunya, tapi suaranya hampir menyamai sepuluh orang yang tertawa secara bersamaan. Jay menghela nafas lelah, sedari tadi ia terus terusan menjadi korban kejahilan sang adik. Sore itu niki terus terusan mengajaknya bermain, padahal jay sedang belajar mengingat besok ia ada ulangan harian, tapi niki seolah tidak membiarkannya belajar.

"Jay.. mau susu."

"Minta anne buatin ya, jay lagi belajar."

"Tapi iki maunya sama jay."

Jay ingin mengabaikan, tapi ia tau bahwa niki itu monster kecil yang jika tidak di turuti akan meminta hal hal yang lebih aneh lagi. Maka dengan langkah gontai jay berjalan menuju dapur untuk membuatkan adiknya susu. sementara jay berada di dapur, Niki dengan rasa penasaran yang tinggi bermain main dengan barang barang yang ada di meja jay. 

Niki mengambil buku paket milik jay, kemudian membolak balikkan setiap halamannya dengan kasar. tidak sampai situ, bocah 3 tahun itu juga mulai mengeluarkan beberapa alat tulis dari tempat pensil jay hingga semua barang barang tersebut berhamburan ke bawah.

dilihatnya ada berbagai warna di dalam tempat pensil jay.

Niki mengambil sebuah stabilo berwarna hijau kemudian mencoretkannya pada halaman buku milik jay. hal pertama yang terlintas di dalam benaknya adalah,

mewarnai.

Niki kembali berkutat dengan buku paket milik jay, dilihatnya setiap halaman untuk mencari gambar apa yang bisa ia warnai, sesekali menarik garis abstrak hingga membuat buku tersebut penuh dengan coretan.

"Iki ini--" Kalimat jay terhenti saat melihat keadaan meja belajarnya yang kacau, pensil, penghapus, penggaris berserakan di mana mana, belum lagi bukunya yang penuh dengan coretan membuat jay menggeram marah.

"Jaayy.. mewalnai.." niki memekik senang sambil menunjukkan hasil karyanya pada jay.

"Niki kenapa kamu coret coret buku jay?" Jay bertanya dengan geram, namun bocah 3 tahun itu hanya memiringkan kepalanya dengan tatapan bertanya.

"Ndak bole walnai?"

"Nggak boleh! ini buku jay, ini buku untuk belajar bukan coret coret!" niki termenung, ini kali pertama jay berbicara padanya dengan nada kasar dan sedikit membentak membuat niki jujur saja sedikit takut. lelaki yang berusia 5 tahun lebih tua itu langsung merebut bukunya dari sang adik dengan kasar.

"ndak boleh walnai?" cicitnya sedih.

"Nggak boleh! udah sana niki keluar, jay mau belajar."

meskipun merasa takut, tapi niki juga kesal. pikirnya, mainannya di ambil, kenapa jay tidak memperbolehkannya mewarnai di bukunya.

Sementara jay membereskan alat tulisnya yang berserakan, Niki segera mengambil semua alat mewarnai (stabilo berbagai warna) yang ia dapat dari tempat pensil jay, kemudian membawanya keluar. Kalau jay tidak memperbolehkannya mewarnai di bukunya, maka niki akan mencari bukunya sendiri untuk ia warnai. 

Namun rencananya untuk membawa kabur barang barang milik jay gagal begitu saja saat sang pemilik segera menyadari apa yang dilakukan adiknya.

"Mau kemana? balikin punya jay."

"ndak mau" sergahnya. 

dasar keras kepala. pikir jay.

Tanpa di duga, niki segera berlari, niatnya ingin pergi kebawah dan bersembunyi dimanapun selain kamarnya. karena jika niki bersembunyi di kamar, ia tau jay akan dengan cepat menemukannya. maka tujuannya saat ini adalah bersembunyi di kamar jason.

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang