11.00

672 85 6
                                    

"sudah niki, saya tidak ingin memperpanjang masalah, saya juga lelah kalau harus mengurusi hal hal seperti ini. Kamu lebih baik mengaku, setelahnya akan saya maafkan, tapi nilai kamu saya turunkan 5 poin."

"Pak, kan saya bilang saya nggak ngelakuin. Bapak bisa cek cctv deh kalo misal nggak percaya."

"Susah banget tinggal ngaku aja." Samudra menimpali.

"Lo bisa diem ga?!"

"hhh.. sudah jangan berantem, saya akan minta bagian keamanan untuk mengecek cctv, kalian berdua diam disini."

***

Niki termenung saat pak Hari memperlihatkan rekaman cctv itu pada mereka. Dalam video itu memang niki beberapa kali tampak menunduk dengan pose yang agak mencurigakan sehingga memperkuat keyakinan pak hari bahwa niki memang mencontek.

"Tuh kan, disini jelas jelas kamu terlihat mencontek."

"Bapak nggak bisa menyimpulkan begitu aja dong, pertama angel kamera cctv di ruang kelas nggak bisa nangkep apa yang bener bener saya sedang lakukan. Kedua, nggak ada bukti bahwa saya terlihat menunduk dan memegang kertas contekan yang di maksud, jadi hal seperti ini tidak bisa di jadikan bukti. Lagi pula.."

Niki mengeluarkan seutas kalung berwarna silver dengan liontin berbentuk kepingan puzzle kecil. "yang saya pegang di bawah kolong meja itu benda ini, kalo bapak nggak percaya, silahkan saja, tapi saya nggak akan minta maaf." ucap niki penuh percaya diri.

Pak Hari memijat pelipisnya yang terasa pusing, ia sendiri tidak tau bagaimana harus menanggapi, "hhh.. kita selesaikan masalah ini dengan cepat saja bagaimana? kamu minta maaf, saya kurangi poin dan masalah selesai. kalau kamu tidak minta maaf juga, saya akan panggil orang tua kamu."

Mendengar keputusan pak hari, niki menatap gurunya itu tidak terima. "Mau ngaku gimana pak? saya aja nggak ngelakuin. siapa sih emangnya yang ngaduin kalo saya nyontek? selama dua tahun ini juga temen temen saya nggak ada kan yang laporan ke guru kalo saya nyontek? lagi pula, hasil ulangan saja belum bapak periksa, gimana bapak tau saya mencontek sedangkan hasil ulangan saya belum tentu 100."

"Oke, untuk saat ini saya belum bisa memutuskan apakah laporan mengenai niki yang mencontek itu benar atau hanya tuduhan. dan untuk saat ini saya hanya memberi kalian berdua peringatan."

"Saya juga pak?" samudra menunjuk dirinya tidak percaya.

"Iya, karena kamu memancing keributan. Sekarang kalian lebih baik kembali ke kelas."

***

Sejauh ini niki memang tidak terbukti melakukan apapun, tapi namanya sudah terlanjur buruk. Sebagian besar teman kelasnya mulai berpikir bahwa niki mungkin saja mencontek, di tambah lagi Jia yang memang sejak dulu merupakan saingan niki dalam bidang akademik ikut berkoar koar menebar berita yang belum tentu kebenarannya.

"Niki tadi diapain sama pak Hari?" tanya juan tepat saat niki mendaratkan bokongnya di kursi.

"Diajak makan."

"Waaahh.. enak banget." Ucap juan dengan wajah takjub, namun sepersekian detik berikutnya lelaki berwajah chubby itu segera merupah raut wajahnya menjadi jutek, "Kamu pikir aku bakal bilang gitu?! Jawab yang bener!"

"Ck! Apasih? Udah ah, bete." Ucap niki memutuskan untuk tidak angkat bicara. lelaki itu menduga bahwa yang melaporkan hal ini pasti samudra. karena samudra akan mencari celah sekecil apapun untuk menjatuhkan niki.

***

Padahal dulunya niki dan samudra adalah teman baik. Kemanapun mereka pergi pasti selalu berdua, sampai sampai semua guru mengatakan bahwa niki dan samudra adalah anak kembar meskipun keduanya memiliki wajah yang berbeda jauh.

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang