00.01

867 123 14
                                    

Jay baru pulang dari rumah si kembar jake dan ethan sekitar pukul 6 sore hari. Padahal jay sudah meminta jason untuk menjemputnya saat waktu menunjukkan pukul 5 sore, namun sudah beberapa kali menelpon, jason tidak juga mengangkat panggilannya. Pada akhirnya jay memutuskan untuk menunggu, dan menikmati camilan yang di suguhkan kepadanya.

Dalam perjalanan pulang, jay diantar oleh Adam yang merupakan salah satu body guard yang menjaga jake dan ethan. dalam perjalanan pulang, bocah berusia 5 tahun itu hanya diam dan termenung. Hari ini rasanya menyenangkan sekali bermain bersama jake dan ethan, namun dalam hati nya terselip perasaan lain.

Sedari kecil jay hanya memiliki kedua orang tuanya untuk bermain, tetapi semakin bertambah umurnya, orang tuanya semakin sibuk dan membuatnya menghabiskan sebagian besar waktunya bersama anne. bermain bersama anne memang terkadang menyenangkan, tetapi bermain bersama jake dan ethan rasanya lebih menyenangkan lagi.

rasanya nyata,

karena jay tau mereka seumuran, dan saling mengerti apa yang umumnya di pikirkan oleh anak seumura mereka ketika bermain. jay kembali teringat pada boneka beruang berukuran super besar yang ada di kamarnya.

jay memberinya nama Theo. saat itu umur jay baru 3 tahun, dan orang tuanya memberi Theo sebagai teman untuk jay agar ia tidak kesepian. Tapi, bocah 5 tahun itu kini mengerti. Theo memang bisa menjadi teman untuk nya bermain, tetapi Theo tidak bisa seperti jake atau ethan yang bisa di ajak bicara. Theo tidak bisa di tanyai pendapat, Theo juga tidak bisa di ajak makan ice cream atau sekedar melakukan hal hal menyenangkan bersama seperti yang dilakukan oleh jake dan ethan.

pada intinya jay dapat menyimpulkan,

selama ini dirinya kesepian.

berjalan dalam hening dan terlalu sibuk dengan lamunan hingga tanpa sadar kakinya telah sampai di depan rumah. "Mau ku antar kedalam?" tanya Adam.

jay hanya mengangguk saja. Entah kenapa suasana rumahnya di sore hari ini terasa lebih sepi dari biasanya. Bahkan di gerbang depan saja julian tidak ada.

"Terima kasih adam." ucapnya saat sudah sampai di depan pintu.

"kalau begitu saya pulang dulu." pamitnya lalu beranjak meninggalkan jay yang masih berdiri di depan pintu. tangan kecilnya itu perlahan mendorong pintu yang memang tidak di kunci. kegelapan langsung menyapa penglihatannya ketika memasuki rumah.

Apa rumah nya mati lampu?

Karena ini sangat gelap, dan rumah jay itu selalu terang. jay menoleh kebelakang, menimang apakah sebaiknya ia masuk, atau tetap di luar. karena sejujurnya ia sangat takut untuk pergi ke dalam.

"Anne.." panggil jay, namun tidak ada sahutan membuat bocah lelaki itu mau tidak mau berjalan semakin dalam kerumahnya.

"Jason.." lagi lagi tidak ada jawaban.

ada begitu banyak nama maid dan body guard di rumahnya, tetapi entah kenapa hanya dua orang itu yang saat ini terlintas di benaknya. jay terus memanggil keduanya bergantian. bocah lelaki itu semakin berteriak panik ketika tidak menemukan jason maupun anne dimanapun.

pelupuk matanya mulai penuh dan sudah hampir tumpah karena takut. jay dapat merasakan ada seseorang yang berjalan di belakangnya, tetapi ketika menoleh orang tersebut tidak ada. dan hal tersebut terjadi beberapa kali, hingga tiba tiba saja seseorang menutup kedua matanya dan mengangkat tubuhnya membuat jay semakin menangis dan berteriak.

bertepatan dengan itu, lampu lampu di rumahnya di nyalakan, dan sebuah kue di bawa kehadapannya bersama dengan para maid yang kini ikut menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya.

Jay menoleh menatap orang yang tadi mengangkat tubuhnya.

itu papa!

Tangis bocah lelaki itu pecah, lengan kecilnya memeluk erat leher pria yang di sebutnya sebagai papa. "selamat ulang tahun jay." ucap papa, di belakangnya sang mama ikut mengusap surai halus milik putra nya.

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang