"Jeiii! Sini!!" Seruan itu membuat Jeifanya yang tadinya berniat untuk pulang jadi melenceng, ia berlari kecil ke arah orang yang tengah duduk di bangku taman tersebut dan menampilkan senyuman manisnya.
"Hai ugii!"
Seulgiㅡatau lebih tepatnya Seulgi Kang. Gadis berdarah campuran Indonesia-Korea itu juga menyambut Jeifanya dengan senyumannya, lantas saat Jeifanya ada di hadapannya ia dengan tega mengunyel-unyel pipinya sebagai sebuah bentuk penyaluran rasa gemasnya.
"Aihh sakitt!"
"Hehe, sini duduk dulu, Lo mau kemana sih buru-buru banget keliatannya?"
Jeifanya menuruti perkataan Seulgi dan duduk di sampingnya, "Mau pulang, pengen tiduur."
"Hari masih cerah, Jeifanya. Udah mau tidur aja Lo."
"Tapi disini udah gelap, mendung lagi." Jeifanya menunjuk ke arah kepalanya.
"Sabar ya calon ibu dokter," Ujar Seulgi sembari menepuk-nepuk pelan surai lembut gadis itu.
"Oh ya, Lo liat si Theo gak sih? Dia gak ada ngabarin sama sekali, biasanya pagi-pagi udah bacot banget," lanjut Seulgi.
Soal Theodoricㅡ Jeifanya lupa kalau tujuannya ingin cepat pulang tadi adalah karena lelaki itu terserang demam.
"Astaga ugi gua lupaa, itu anak lagi sakit. Lo mau ikut gak ke kostnya?"
"Loh sakit apa?"
"Demam, dia semalem ujan-ujanan nyari sate madura."
"Ngapain malem-malem nyari sate??"
...
"Yaㅡenggak tau....."
Seulgi memicingkan matanya tajam, "hm,something fishy...."
"Apa deh??"
"Pasti lo yang mau kan?"
Kok Seulgi bisa tau?
Ah, Jeifanya sepertinya lupa jika gadis itu memiliki kemampuan membaca pikiran seseorang melalui ekspresi wajahnya.
"Iya..."
"Udah gua duga sih hahah, terus nemu gak tuh?"
"Enggak nemuuu, ujung-ujungnya gua juga yang nyusulin dia."
Tawa Seulgi pecah, "Lo berdua ituㅡemang sama-sama bego apa gimana sih???"
"Kok lo gituuu?"
Seulgi malah hanya diam dan memperhatikan Jeifanya dengan seksama lalu beberapa sekon kemudian ia berkata, "Kalo gua doang yang ngurusin Theo kali ini, apa boleh?"
Harusnya Jeifanya langsung mengiyakan, tapi perasaan tidak rela mendadak datang ke hatinyaㅡdan itu terasa sangat tidak nyaman.
"Lo main sama cowok-cowok lo aja jei."
"Tapi giㅡ
"Gua suka Theo," sela Seulgi, yang mana langsung membuat Jeifanya menutup mulutnya kembali.
Suka, ya?
*
Cklek
Suara pintu yang terbuka itu menyita perhatian Theodoric yang tengah berbaring dengan plester penurun panas yang menempel di jidatnya.
"Lo kemana aja sih jeii monyedd?"
"Keadaan lo ternyata enggak semengenaskan itu ya?"
Itu bukan Jeifanya, sebab suaranya jelas terdengar amat sangat berbeda.
"Lah elo??"
"Hai." Seulgi pun duduk di samping tempat tidur Theodoric dan mengecek suhu badan lelaki itu dengan cara meletakkan punggung tangannya di leher.
"Panas juga..."
"Lo dikasih tau Jeifanya?"
"Yapp, kenapa? Lo gak suka gua ada disini?"
"Ya enggak sih, cuma itu anak kemana?"
"Main sama cowoknya??"
"Gila aja?? Dia udah janji mau rawat gua loh gi??"
"Just in case kalo Lo lupaㅡJeifanya enggak nempatin lo di posisi pertama daftar orang terpentingnya. Jadi ya wajar aja kan?"
Theodoric mengerutkan keningnya, "Tapi dia bukan tipe yang ngelanggar janji."
"I dunno, Theodoric. Maybe kali ini cowoknya emang lebih berarti buat dia??"
Benar juga. Theodoric hanya terlalu berharap gadis itu akan terburu-buru pulang untuk merawatnya, sedangkan ia sendiri lupa bahwa prioritas seorang Jeifanya bukanlah dirinya.
[J. 23921 - 1036]
👍🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
J. [discontinue]
De Todo[au'ven : 01] [taesoo/jaesoo] 𝐚𝐧𝐝 𝐢'𝐦 𝐤𝐢𝐬𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐲𝐨𝐮 𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐧 𝐦𝐲 𝐫𝐨𝐨𝐦 𝐡𝐨𝐥𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐲𝐨𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐢𝐥 𝐲𝐨𝐮 𝐟𝐚𝐥𝐥 𝐚𝐬𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐚𝐧𝐝 𝐢𝐭'𝐬 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐚𝐬 𝐠𝐨𝐨𝐝 𝐚𝐬 𝐢 𝐤𝐧𝐞𝐰 𝐢𝐭 𝐰𝐨𝐮𝐥𝐝 𝐛𝐞 𝐬𝐭𝐚𝐲 𝐰𝐢𝐭�...