To Appreciate, Not only To Sympathize

399 65 9
                                    


Selamat membaca~

Peringatan! Semua yang kutulis di chapter ini berdasarkan apa yang kudapat dari membaca manhwa dan juga beberapa orang yang menjelaskan lebih lanjut tentangnya jadi jika tidal setuju... silakan keluar.

___________________


"Lucas!"

Athanasia menatap Lucas yang menhentikan makan cokelatnya ketika ia tiba - tiba sudah kembali. Terlihat dari ekspresinya, ia seperti menemukan suatu mainan atau bahan percobaan yang baru. Ekspresinya itu membuat Athanasia bingung dan ketakutan, bagaimanapun ia ngomong seperti awal - awal tadi, Lucas adalah penyihir yang mampu membunuhnya dalam sekejap.

"Menarik sekali..."

"Apanya yang menarik, hah?"

"Gadis tadi, kau tau siapa dia? Kau bahkan tidak kaget ketika melihat matanya itu."

Dikejutkan dengan pertanyaan yang tiba - tiba, Athanasia segera memutar kepalanya mencari jawaban yang tepat. Tapi sepertinya penyihir itu hanya bertanya asal - asalan, karena sekarang Lucas terlihat tidak fokus dan memikirkan suatu hal yang tidak ia mengerti.

"...bagaimana...menarik..."

Lucas malah bergumam, membuat Athanasia ingin memukulnya, tapi ia urungkan ketika dirinya juga mengingat tentang Jennette.

Athanasia sangat berhati - hati dengan Jennette, karena dia adalah pemeran utama dari novel yang ia direinkarnasikan, oleh karena itu dia berusaha keras dengan rencana - rencananya, seperti bersikap lucu dan imut agar bisa hidup tenang, untuk kabur jika Jennette diperkenalkan di debutantenya, lalu dimana ia akan tinggal jika memang ia harus kabur sebenarnya beberapa hari ini ia tidak terlalu mengingat tentang rencananya, karena dia sendiri masih bingung dengan sikap aneh Claude yang tiba - tiba menjadi baik kepadanya.

Namun ketika ia berpandang mata dengan Jennette tadi, betapa cantik dan imutnya dia, entah kenapa perasaan takut mulai menyelimutinya. Bagaimana jika Claude mulai tertarik dengan Jennette ketika diperkenalkan nanti? Bagaimana jika ayahnya tidak akan mencintainya lagi? Bagaimana jika ia dibuang?

Rasanya tidak rela, dan juga marah menyatu jadi satu.

Tapi ketika Athanasia melihat betapa takut dan khawatirnya Jennette ketika ia tiba - tiba di datang, betapa dingin dan tanpa emosinya Jennette ketika berbicara dengan pelayan, bagaimana Jennette mengusirnya secara halus, memberitahukan dirinya bahwa jika ia berlama - lama di kediaman Alpheus, para 'anjing' bisa saja mencium bau kedatangannya dan menerkamnya.

Athanasia tidak bodoh, malahan ia pintar, sangat pintar. Oleh karena itu, ia mengerti apa yang dibicarakan oleh Jennette, bisa gawat apabila Roger Alpheus atau pelayan lainnya mengetahui keberadaannya di kediaman itu. Bisa - bisa, anjing putih itu akan menggunakannya, entah untuk apa, tapi ia tau jika saja Jennette tidak membantunya bersembunyi tadi, masalah besar mungkin terjadi.

'Anjing putih itu memang menyebalkan!'

Lalu Jennette... mengapa ia terlihat sangat dewasa?

Ia bisa melihatnya, bagaimana matanya memancarkan kedewasaan yang bahkan membuatnya seperti anak kecil dinasehati, suaranya yang lembut tapi tegas saat mengatakan untuk tidak kembali itu sungguh membuatnya nyaman, layaknya seorang kakak. Ya, seorang kakak, yang Athanasia tidak pernah rasakan, dan selalu inginkan.

Jika Lily terasa seperti ibu, yang selalu menyanyikan lullaby untuknya ketika tidur, menyuapinya makanan ketika dirinya sedang sakit, mengkhawatirkannya ketika ia bersedih atau terluka, mencintainya sepenuh hati tanpa cacat... maka Jennette terasa seperti kakak, yang tegas ketika ia melakukan kesalahan, yang selalu membelanya ketika seseorang mengganggunya...

What Is The Meaning of Jennette?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang