Day-1

3.6K 335 5
                                    


Hari pertama renjun dan jaemin sepakat untuk pergi ke taman Han gang karena sekarang adalah akhir pekan dimana tempat itu adalah tempat yang banyak di pilih oleh orang-orang untuk menghabiskan waktu dengan pasangan ataupun anak-anaknya.

Renjun berjalan lebih dulu dari jaemin dengan wajah cerianya dan jaemin benar-benar terpesona dengan kecantikan dari pemuda mungil itu. Siapapun yang melihat renjun pasti akan jatuh cinta dan itu terbukti sejak mereka berada di taman itu, jaemin selalu melihat tatapan penuh puja orang-orang pada renjun. Dan dia merasa sangat tidak suka karena miliknya ditatap begitu oleh orang-orang.

Lalu jaeminpun mempercepat langkahnya dan diapun menggenggam tangan renjun begitu saja. Renjun bahkan kaget dengan genggaman pada tangannya lalu melihat kearah jaemin dengan sangat bingung.

"Ayo cari tempat duduk." Ucap jaemin lalu menarik renjun dengan sangat lembut.

Setelah beberapa menit, jaeminpun menemukan tempat duduk yang cukup terlindung dengan pohon besar tepat dibelakang bangku itu dan pemandangan sungai Han yang sangat bagus sekali.

"Wah cantik sekali." Ucap renjun yang benar-benar kagum dengan pemandangan yang dia lihat itu.

"Hmm sangat cantik sekali." Ucap jaemin sembari melihat renjun karena baginya yang lebih cantik dari semuanya adalah renjun.

"Maaf tuan Na Jaemin. Kau bilang cantik kenapa harus melihat ke arahku?" Ucap renjun menatap jaemin. Jaemin yang ketahuan menatap pemuda mungil itu dari tadi langsung mengalihkan pandangannya pada hal lain.

"Kau tidak akan menjawab? Jadi begitu?" Ucap renjun lalu diapun berdiri didepan jaemin dan memegang kedua bahu pria yang sedang duduk itu tapi terus saja mengalihkan pandangan kearah lain asalkan bukan padanya. Renjun benar-benar menahan kekesalannya dengan semua ini.

"Apa yang harus aku jawab injunie?" Ucap jaemin lalu menutup mulutnya karena tiba-tiba bersikap aneh.

"Injunie? Kenapa memanggilku seperti itu?" Ucap renjun kaget dan merona seketika.

"Karena sekarang aku akan memanggilmu seperti itu." Ucap jaemin sembari merengkuh pinggang ramping itu dan menatap renjun dengan sangat intens. Renjun benar-benar memerah karena tingkah jaemin itu dan diapun semakin gemas lalu mencubit pelan pipi chubby pria cantik itu dan tersenyum lebar untuk pertama kalinya hingga membuat renjun terpesona begitu saja.

"Dan sekarang buat juga satu panggilan untukku." Ucap jaemin.

"Nana." Ucap renjun begitu saja lalu menutup mulutnya dan mencoba mengalihkan pandangannya sendiri.

"Kau sedang mengalihkan pandanganmu bukan?" Ucap jaemin tersenyum.

"Tidak." Ucap renjun yang terus saja melakukannya.

"Aku menyukainya injunie. Nana, sepertinya tidak buruk." Ucap jaemin tersenyum lalu dia berdiri tanpa melepaskan pelukan tangannya pada pinggang ramping renjun dan menatap dengan sedikit menunduk.

"Kau sangat cantik, dan menggemaskan juga sangat nyaman untuk di peluk." Ucap jaemin tersenyum dan renjun langsung menunduk agar tidak menatap pria itu.

"Kau benar-benar menggemaskan sekali " Ucap jaemin lalu membawa renjun dalam pelukan hangatnya bahkan renjun yang awalnya terkejut malah tersenyum karena pelukan itu. Dan diapun membalas pelukan jaemin dan menyamankan dirinya pada pelukan itu.















































Setelah acara berpelukan itu, jaemin dan renjunpun mencari tempat makan untuk mengisi perut mereka berdua. Bahkan mereka berdua sudah tidak secanggung sebelumnya lagi. Sekarang mereka berdua lebih nyaman satu sama lain. Karena mereka berdua memang sudah saling mencintai satu sama lain sejak lama. Sejak mereka berada di SMA.

Bahkan sekarang jaemin lebih suka menggenggam tangan renjun karena sangat pas pada genggamannya itu. Dia benar-benar jadi sangat senang dan merasa kalau ini semua hanyalah mimpi semata. Benar-benar sangat menyenangkan. Berasa ada kupu-kupu imajiner yang berterbangan pada perut keduanya. Mereka berdua mungkin akan semakin sadar satu sama lainnya dengan perasannya dan berakhir bersama. Mungkin jika itu terjajadi mereka akan benar-benar berterimakasih pada jeno, haechan dan Yangyang.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka berdua telah duduk berhadapan di sebuah cafe dan hanya tinggal menunggu pesanan mereka datang.

"Injunie?"

"Hmm?"

"Apa kau suka dengan hari pertama kita?" Ucap jaemin dengan tatapannya.

"Hmm. Makasih." Ucap renjun tersenyum.

"Sama-sama." Ucap jaemin yang juga ikut tersenyum. Lalu atensi mereka berduapun teralihkan dengan tangisan anak kecil kira-kira berumur 5 tahun. Hingga sontak saja renjunpun mendekat dan berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan anak itu.

"Hei adik kecil. Kenapa menangis?" Ucap renjun tersenyum.

"Aku ditinggal oleh Paman Dery." Ucap anak itu.

"Baiklah. Tenang ya. Ikut sama paman saja ya, nanti kita cari pamanmu bersama-sama." Ucap renjun tersenyum.

"Ta...tapi?" Ragu anak kecil itu.

"Aku orang baik kok. Ayo kita kesana teman Paman ada disana." Ucap renjun.

"Hmm." Ucap anak kecil itu.

"Tapi, siapa namamu?' Ucap renjun sembari membawa anak kecil itu mendekat pada jaemin.

"Xiao ren." Ucap anak itu.

"Baiklah. Kau bisa memanggilku Paman renjun." Ucap renjun tersenyum dan itu membuat jaemin semakin yakin kalau renjun memang pantas untuk di perjuangkan dan menjadi akhir kisah mereka.

"Siapa injunie?" Ucap jaemin.

"Anak ini namanya Xiao ren dia tertinggal oleh pamannya. Tidak apakan kalau dia bergabung Nana." Ucap renjun.

"Hmm. Hai, nama Paman jaemin. Ayo sini biar Paman bantu untuk duduk." Ucap jaemin lalu beranjak dari duduknya dan mengangkat xiao ren untuk mendudukkannya di kursi.

Setelah acara makan mereka selesai. Akhirnya xiao ren melihat pamannya yang juga tengah mencarinya.

"Yaampun xiao ren maafkan kami ya. Kami tidak menyadari kalau kau menghilang. Maafkan paman sayang." Ucap salah satu dari keduanya lalu menggendongnya.

"Makasih ya telah menjaga keponakanku. Ini kesalahan kami karena membawanya saat kami berkencan." Ucap pria itu.

"Tidak masalah." Ucap renjun tersenyum.

"Ucapkan terimakasih sayang." Ucap pria yang satunya.

"Makasih Paman." Ucap xiao ren tersenyum.

"Sama-sama sayang." Ucap jaemin tersenyum dan itu pertama kalinya renjun melihat sisi hangat pemuda dingin itu.

"Jangan melihatku seperti itu. Aku tau kok kalau aku ini tampan." Bisik jaemin menyadarkan renjun.

"Apasih. Dasar narsis. Ayo kita pulang aku sudah lelah." Ucap renjun lalu berjalan lebih dulu karena sangat malu sekali akibat tertangkap basah. Jaemin yang melihat itu tersenyum karena renjun sangat menggemaskan saat tengah malu seperti itu.

















































Tbc.

With Mr.J  of Seven Days (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang