Meminta izin(?)

3.8K 397 1
                                    

Disinilah sekarang jaemin berada dia tengah berdiri didepan rumah dari pemuda mungil itu, padahal sekarang baru pukul 06:00kst. Memang jaemin adalah pria dingin yang gila.

Jaeminpun menekan bell yang ada di depan rumah yang terlihat sangat minimalis sekali.

Pintupun dibuka oleh pria yang dapat dipastikan kalau itu adalah ayah dari pemuda mungil itu.

"Siapa?" Datar pria itu.

"Na Jaemin Om. Saya mau bertemu dengan renjun." Ucap jaemin sesopan mungkin.

"Sepagi ini? Kau tidak salah?" Ucap pria itu penuh selidik.

"Saya tau ini kepagian Om. Apa tidak boleh?" Ucap jaemin.

Tiba-tiba jaemin mendengar suara pria yang lebih lembut dari dalam rumah sampai dia menyembulkan kepala dibalik punggung ayah dari pemuda mungil itu.

"Siapa yuta Hyung?" Ucap pemuda yang sama cantiknya dengan renjun.

"Saya Na Jaemin Tante, saya ingin bertemu dengan renjun." Ucap jaemin.

"Aaaa, jadi kau yang namanya nak jaemin. Ayo masuk. Hyung, jangan seperti itu." Ucap pria cantik itu lalu menarik suaminya bernama Huang Yuta itu dan mempersilahkan jaemin untuk masuk.

"Maafkan papanya renjun ya. Ah, aku mamanya renjun Huang winwin. Dan itu suamiku Huang Yuta." Ucap winwin tersenyum.

"Aaa ne." Ucap jaemin gugup.

"Tunggu saja ya nak jaemin. Renjun belum akan bangun sepagi ini. Paling sebentar lagi. Biasanya dia sudah bangun karena selalu menyiapkan sarapan untuk kami. Tapi, tadi malam dia pulang agak malam, dan terimakasih sudah mengantarkannya dengan selamat. Apa kau sudah sarapan?" Ucap winwin tersenyum.

"Saya sudah minum kopi tadi Tante." Ucap jaemin.

"Panggil mama dan papa saja. Bukan begitu papa?" Ucap winwin melihat suaminya yang masih berwajah datar.

"Hmm." Ucap yuta berdehem bahkan jaemin baru sadar kalau jeno sang sahabat termasuk orang yang kuat karena bisa menangani dia yang datar. Dan sekarang dia harus menghadapi orangtua pemuda cantik itu yang sama dinginnya dengan dirinya sendiri.

"Aku ingin sekali menawarkan sarapan bersama. Tapi, aku sangat buruk dalam memasak. Hanya renjun yang bagus dalam memasak. Maaf jaemin." Ucap winwin tersenyum.

"Tidak masalah Mama." Ucap jaemin tersenyum dan winwin semakin terpesona karena ketampanan pemuda itu. Pantas saja anaknya menyukainya walaupun sifatnya tidak jauh berbeda dari suaminya itu. Dia jadi berpikir kalau kesukaan anaknya sama dengannya. Suka yang ekstrim seperti yuta dan jaemin.

Renjun yang masih bergelung dengan selimutnya akhirnya terbangun karena suara dari lantai bawah rumah yang kata jaemin sangat minimalis itu. Diapun mengerjapkan matanya pelan lalu keluar dari kamar dengan piyama bergambar moomin miliknya dan jangan lupakan rambut yang mencuat kemana-mana itu. Benar-benar sangat menggemaskan kalau ada yang melihatnya.

"Mama kenapa ribut seka--- jaemin?" Ucap renjun kaget.

"Kau sudah bangun sayang? Jaemin sudah menunggu dari tadi." Ucap winwin tersenyum bahkan dia juga melihat ekspresi jaemin yang tersenyum sangat kecil dengan pandangan memuja pada anaknya itu padahal anaknya itu sangat berantakan sekarang walaupun cukup menggemaskan.

"A..a..aku akan mandi sebentar baru membuatkan sarapan." Ucap renjun yang gugup lalu berlari menuju kamarnya dengan terus merutuki dirinya sendiri. Jaemin yang melihat tingkah imut itu tersenyum seketika karena tidak bisa menahan senyumannya itu.

"Dia sangat menggemaskan." Ucap jaemin begitu saja.

"Dia memang sangat menggemaskan." Ucap winwin menyetujui perkataan jaemin dan jaemin sontak saja berubah menjadi datar kembali. Winwin sudah terbiasa dengan sikap itu dari suaminya jadi dia tidak ambil pusing lagi.

With Mr.J  of Seven Days (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang