CH 01

219 21 0
                                    


"Aarrgghhhhhhh, Mae!!!!!"

Teriakan anak kecil menggema di seluruh ruangan. Membuat ketiga saudara nya terbangun dan langsung menghampiri si kakak tertua.

"Gun, kenapa berteriak?" Tanya seorang anak dengan pipi gembul nya. Yang tak lain adalah Mean, kakak tertua setelah Gun.

"Mae hiks hiks, mae....." Gun tak meneruskan ucapan nya sama sekali. Tubuh nya gemetar, anak kecil itu terisak sembari menunjuk pintu kamar sang ibu dengan wajah ketakutan.

Mean, Title dan Saint. Ketiga saudara Gun yang penasaran memilih memasuki kamar sang ibu dan lihatlah. Ketiga nya terkejut dengan pemandangan mengerikan di dalam.

Mayat sang ibu terjatuh tepat di hadapan mereka setelah sebelum nya terlilit tali di leher nya. Ke empat saudara yang melihat mayat sang ibu hanya bisa menangis tanpa bisa meminta pertolongan pada siapapun.

2 jam kemudian...
Kediaman adarchin di penuhi polisi dan wartawan. Rumah mereka juga di pasangkan banyak garis kuning yang melintang ke berbagai arah. Ke empat putra adarchin saat ini berada di kantor polisi untuk di mintai keterangan.

Tak lama setelah itu, sang ayah, kepala keluarga adarchin datang menemui ke empat putra nya. Sebelum nya, sang kepala keluarga tidak ada di rumah. Hingga baru tahu kejadian yang menimpa istri nya.

Ke empat saudara melihat kedatangan sang ayah. Tatapan mereka di penuhi akan kebencian. Apalagi sang ayah datang bersama seorang lelaki yang tak lain adalah pacar nya.

Yang pasti, Gun lah yang paling membenci ayah nya. Dia tahu alasan ibunya bunuh diri adalah karena sang ayah, karena perselingkuhan nya dengan lelaki yang di bawa nya saat ini.

Gun kecil berdiri dan menghampiri sang ayah dengan di penuhi rasa emosi. "Arrrggggghhh pergi Daddy dari sini!! Argghhh," Gun terus berteriak hingga para polisi berusaha menghentikan nya, tangisan anak itu tak terbendung. Dada nya begitu sakit melihat ayahnya sama sekali tidak memikirkan sang ibu dan malah terlihat baik-baik saja dengan pacar nya.

Gun, si anak berumur 12 tahun tentu mengerti dengan semua nya. Dia sudah menyadari perselingkuhan sang ayah sejak ibu nya terus mengurung diri di kamar dan ayahnya terus membawa lelaki itu ke rumah.

"Gun, maafkan Daddy." Tuan Adarchin berlutut di hadapan sang anak. Dia tidak tahu harus dengan cara apa dia meminta maaf. Kekasih nya juga ikut berlutut di hadapan Gun.

"Kalian tidak usah pura-pura baik di depan ku!" Gun kecil menghapus air mata nya dengan kasar.

Ketiga saudara nya masih menangis. Melihat nya, Gun tidak tega. "Lihatlah mereka!" Gun menunjuk tiga saudara nya. "Mereka masih membutuhkan sosok ibu!" Gun menatap kekasih sang ayah dengan tatapan tajam nya. Gun dengan berani menarik kerah kemeja nya. Sang ayah ingin menghentikan Gun, namun kekasih nya menghentikan tuan adarchin.

"Apa kau pikir kau bisa menggantikan ibu kami?" Gun membentak nya. "Kau bukan wanita dan jangan pernah berpikir untuk menjadi ibu kami! Kami tidak akan menerima mu!!"

"Gun!!!" Sang ayah berdiri dan hendak menampar Gun. Dan beruntung lah kekasih nya menghentikan tuan adarchin. "Jangan, dia masih anak-anak." Ucap nya membela Gun.

"Pukul saja aku!! Kenapa kau berhenti, huh?" Dalam kemarahan nya, Gun bahkan tidak lagi mengucapkan kata daddy. Dia sangat kecewa pada sang ayah.

Gun yang masih anak-anak mana bisa menahan semua rasa sakit hati nya. Tubuh nya terjatuh lemas di lantai, polisi melepaskan tangan nya. Ketiga saudara nya menghampiri Gun dan memeluk nya. Mereka berempat sama-sama menangis di saksikan ayah mereka sendiri.

Homophobic FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang