CH 05

94 12 0
                                    



"Wahhhh, besar sekali rumah phi saint??"

Perth Tanapon mengunjungi tempat kediaman adarchin dengan satu teman nya. Sang teman sudah pulang, hanya mengantarnya sampai gerbang. Ini adalah pertama kalinya Perth melihat rumah sebesar gedung perusahaan. Rumahnya yang dulu saja tidak sebesar ini.

"Biasanya rumah sebesar ini ada bel nya," ucap Perth sembari melihat kanan dan kiri nya mencari bel pintu.

Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu nya dari dalam membuat perth dan dirinya bertabrakan hingga terjatuh menimpa lantai.

"Aduh!!"

Sakit tentu saja, karena bokong mereka menimpa lantai yang keras.

Ternyata yang menabrak Perth adalah si dokter tampan, Mean.

"Hey bocah, lihat-lihat kalau jalan!"

"Ah maaf phi." Perth berdiri, juga membantu Mean berdiri walaupun memarahi nya.

"Sudah-sudah tidak papa, aku buru-buru." Mean keburu pergi. Perth terus melihat nya sampai Mean memasuki mobil nya. "Jadi sama semua ya." Perth tersenyum manis setelah mengucapkan nya. Ekspresi nya berubah kembali saat melihat Saint datang.

"Ah kau sudah datang rupanya."

"Swadikhap phi." Kedua tangan nya menyatu, selepas itu mengikuti Saint masuk.

"Apa ada tamu di luar?"

Mark yang baru kembali dari kamar mandi mengangguk menjawab pertanyaan Gun. "Saya tidak tahu siapa bocah lelaki itu, tapi sepertinya tamu adik anda."

"Ah begitu ya."

Selepas itu, keadaan kembali hening. Mark mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa memulai pembicaraan. Siapapun pasti canggung jika berhadapan dengan orang yang disukai.

"Arhhh... Ayo Mark bicara, ayo Mark bicara, aku harus mendekati nya!!!" Batin Mark, kening nya mulai berkeringat gara-gara memikirkan bagaimana cara dia mendekati Gun.

Mark mulai mendapatkan ide, tentu saja dengan memijat kaki Gun. Saat hendak menyentuh kaki Gun, tiba-tiba Gun meletakkan laptop nya ke atas nakas dan berbaring. Bahkan tangan Mark tidak sempat menyentuh kaki pujaan nya itu.

"Aku ngantuk, kalau kau mau tidur, tidur saja di sebelah ku."

Wajah Mark langsung berbinar.

"Walau aku homophobic, itu tidak berlaku pada orang yang ku percaya." Gun menutup mata setelah nya, menyamankan kepalanya pada bantal.

Mark rasa telinga nya tengah terbakar, wajah nya merah bagaikan tomat. Tidak, seharusnya dia yang membuat Gun merona, tapi kenapa dia yang merona? Rasanya bunga tengah bermekaran di hatinya.

"Berarti anda percaya pada saya?" Mark bertanya sembari membaringkan tubuh nya di sebelah Gun.

"Ya, dan jangan pernah khianati kepercayaan seorang napat adarchin."

Dan saat itulah, ucapan Gun terasa menusuk jantung Mark. Gun menerbangkan Mark setinggi langit, lalu melempar nya begitu saja. Lantas, bagaimana cara Mark meluluhkan hati pria homophobic ini? Apa harus dengan cara dewasa dia mendapatkan hati seorang Gun Napat Adarchin? Dari pada memikirkan nya, Mark memilih memejamkan matanya, malam ini, dia nikmati saja tidur seranjang dengan Gun.

Kijworalak's House

Homophobic FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang