CH 03

102 17 4
                                    


Mark sudah memantapkan hatinya untuk pergi ke rumah besar adarchin. Keponakan nya sudah selesai operasi dan kini sudah siuman. Dan syukurlah, sekarang sudah baik-baik saja.

"Permisi, permisi!!"

Hingga pintu terbuka sendiri. Membuat Mark terkejut. "Wah aku tidak sadar jika ini adalah kediaman adarchin yang mewah."

"Selamat malam, apa kau dokter pribadi nya tuan napat?"

Mark mengangguk.

"Baiklah, ayo ikuti aku."

Mark mengikuti pelayan rumah besar itu dan sampai lah dia ke suatu ruangan dimana tertera nama Gun Napat Adarchin disana.

"Tuan, dokter pribadi anda sudah datang."

"Suruh dia masuk."

Pelayan menatap Mark dan membukakan pintu untuk nya. "Silahkan masuk."

Tapi sebelum memasuki kamar Gun. Seorang wanita tiba-tiba saja muncul dan mendorong nya. Beruntung Mark berpegangan ke gagang pintu, jika tidak dia akan terjatuh dengan malu. "Dasar!"

Gadis tersebut menangis di hadapan Gun. "Gun, kumohon kembalilah pada ku."

"Apa dia pacar nya?" Mark bertanya pada dirinya sendiri. Bibir nya terpaut, terlihat kesal dengan wanita di depan nya.

"Gun, aku tidak bisa hidup tanpa mu."

Gadis itu terus mengoceh di depan Gun dan setelah kesabaran Gun habis, barulah dia berdiri dengan kaki pincang nya menuju ke arah gadis yang seperti nya adalah mantan pacarnya.

"Aku. Tidak. Mencintai mu!!"

Mark tersenyum dengan ucapan Gun. Syukurlah dia puas karena Gun tidak mencintai siapapun.

"Gun, maafkan aku, aku berjanji tidak akan mengulangi nya lagi." Gadis itu memegang tangan Gun.

"Lepaskan aku, View!! Sudah ku bilang aku tidak mencintaimu, dari awal."

"Ohooo, jahat sekali." Batin Mark.

"Aku tau aku salah karena telah bermain dengan lelaki lain, tapi setidak nya maafkan aku, Gun."

"Bodyguard!!"

Dua bodyguard segera masuk ke kamar Gun.

"Bawa gadis ini pergi."

"Baik tuan."

Gadis itupun dibawa paksa oleh dua bodyguard. Mark menertawai gadis itu dengan sangat jelas. View menatapnya dengan dendam.

Setelah semuanya reda. Mark menatap Gun. "Bisakah saya mulai perawatan anda?"

"Oke, silahkan."

Mark berjalan mendekati Gun. Sedangkan Gun sendiri sudah duduk di kasurnya. Mulai meletakkan laptop di paha dan meluruskan kaki nya. Mark terpesona dengan wajah cantik Gun yang terlihat serius dengan layar di hadapan nya. Sudah berapa lama dia tidak melihat wajah yang sangat dia rindukan ini?

Mark duduk di samping Gun dan mulai meraba kaki putih atasan kakak nya itu.

"Oi!!" Gun mengerang kesakitan karena Mark baru saja menekan pergelangan kaki nya.

"Maaf, tapi ini emang agak menyakitkan, pimpinan."

"Oh iya jangan memanggilku dengan sebutan pimpinan, panggil saja aku phi."

Mark tersenyum, mulai kembali menekan pergelangan kaki Gun. Mark menatap wajah serius Gun. Bagaimana bisa wajah itu tetap cantik, padahal sudah berapa tahun ini dia tidak melihat Gun.

Homophobic FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang