CH 15

84 10 1
                                    




"Disini? Rumah kecil ini?"

Mean menatap Plan dengan aneh. Mereka berada tepat di depan kediaman Gun yang baru.

"Aku tidak yakin Gun tinggal di tempat sempit ini?" Title menatap rumah di depan nya penuh ketidakyakinan.

Earth tersenyum lalu tertawa. "Kalian hanya berani menjelek-jelekkan rumah kakak ipar, tapi takut ketika di hadapan nya."

Plan pun tertawa. Benar juga, kemarin di hari kematian nyonya adarchin. Mean dan Title tidak masuk, katanya takut pada Gun.

"Ayo masuk..." Plan mengajak ketiganya, menarik nafas dalam, membuka pintu di depan nya perlahan.

Suasana di dalam tampak begitu tenang. Hanya ada suara Mark dan Perth sedang bertengkar memperebutkan gelas berniat memberi kekasih mereka segelas air.

"Hey lepaskan, aku yang mengambil nya duluan."

"K-kau harus mengalah pada yang lebih muda pak dokter!"

"Jangan memanggilku dengan sebutan bapak, bocah!"

"Aku tidak peduli mau aku menyebutmu bapak atau ibu, itu terserah ku!!"

"Kalian bisa diam tidak?" Saint menengahi. Akhirnya gelas pun di dapatkan oleh Mark.

Berlari mengambil segelas minuman, dan memberikan nya pada Gun sang kekasih. "Silahkan." Gun dengan senyuman mengambil minuman dari Mark.

Sementara Perth wajahnya murung, memanyunkan bibir lalu memeluk Saint seperti anak kucing.

Plan tersenyum melihat kehormonisan keluarga ini. Dia melirik ke arah Mean dan Title. Lihatlah, bahkan mereka terharu melihat suasana seperti ini.

"Oh kalian!"

Saint menyadarkan lamunan Mean dan Title. Gun, Mark dan Perth melihat ke arah pintu.

Gun terdiam, wajahnya langsung datar. Namun sebenarnya dia sangat bahagia melihat kedua adiknya kini berada di hadapan nya.

Kedua mata Gun terbuka lebar saat dengan jelas dia melihat Mean meneteskan air mata. Sedangkan Title, matanya berkaca-kaca. Gun menghembus nafas kasar, lalu berjalan ke arah keduanya.

Gun mengulurkan tangan. "Ma-"

Sebelum mengatakan nya, Mean dan Title sudah memeluk nya duluan. Tangisan mereka akhirnya pecah di rumah kecil itu.

"Tidak, seharusnya kami yang meminta maaf." Mean.

"Bukan kau, tapi kami yang salah karena buta dengan kasih sayang mu." Title.

Saint menunduk dan tersenyum. Akhirnya keluarganya kembali. Perth melirik Saint, rupanya kekasih nya itu juga menangis tapi bibirnya tersenyum. Perth mendekap nya erat.

Semua yang ada di ruangan itu menunjukkan kegembiraan mereka, sama-sama tersenyum dalam keharuan. Rupanya uang tidak bisa membeli kebahagiaan mereka.

Tokyo, Japan.

Terlihat seorang pria mengambil handphone di atas meja nya lalu menggeser tombol hijau. Berbicara dengan orang yang menelfon nya di seberang sana.

"Hello Mr. Adarchin!"

"Yes Mr. Boonprasert. Anda ada perlu dengan saya?"

"Saya punya tawaran besar untuk anda."

"Tawaran besar? Ah itu menarik?"

"Saya akan mengembalikan perusahaan GN Cooperation yang di olah oleh Gun Napat dan menjadikan nya perusahaan besar deretan Asia. Asal, Gun mau menikah dengan anak saya."

"Waw, this is amazing. Kenapa anda tidak membicarakan nya dengan Gun?"

"Dia menolak, saya ingin anda membujuknya."

"Saya tidak ada hubungan lagi dengan ke empat anak saya. Perusahaan itu bukan milik saya. Jadi saya tidak berhak ikut campur."

"Bagaimana jika perusahaan itu saya jadikan milik anda sepenuhnya, asal anda menerima tawaran saya."

Mr. Adarchin terlihat memikirkan nya. Perusahaan GN adalah perusahaan impian nya. Perusahaan yang tidak bisa dia bangun, dan Gun adalah si jenius yang bisa mensukseskan perusahaan GN dengan tangan nya sendiri.

Rasanya, jika GN Cooperation jatuh ke tangan nya. Itu akan menjadi hal paling dia banggakan. Apalagi Gun tidak lagi mengakui nya sebagai ayah saat dia dulu meninggalkan Gun bersama pacar lelaki nya. Hitung-hitung balas dendam karena Gun sudah mengusirnya dari rumah.

Mr. Adarchin tersenyum. Lihat saja, dia akan membahagiakan kekasih nya hanya dengan mendapatkan GN Cooperation.

Beberapa hari kemudian...

"Kalian membeli rumah ini lagi?" Gun bertanya sembari menatap penuh haru pada rumah besar di depan nya.

Mean mengangguk. Dia mengumpulkan uang nya bersama uang Title untuk membeli rumah keluarga Adarchin yang dulu, Earth juga menambahkan sedikit uang nya.

"Rumah ini adalah kenangan masa kecil kita bersama mommy, tentu saja tidak boleh jatuh ke tangan orang sembarangan." Title menatap Gun.

"Kau benar."

"Mulai sekarang, Phi Plan akan tinggal disini bersama ku."

Semua yang ada disana menatap Mean. Title menahan tawa. "Aku juga akan menyuruh Earth tinggal disini."

"Eeee Perth juga boleh tinggal disini kan?" Tanya Saint.

Seketika Gun menoleh padanya dengan datar, tapi kemudian kedua sudut bibirnya terangkat. "Kekasih kalian boleh tinggal disini semua."

Ketiga saudara Gun saling tersenyum. Pada akhirnya, bersamaan memeluk Gun.

Sungguh keluarga yang harmonis.

"Sebagai ganti nya, kita nikahkan saja Phi Gun dengan Mark!!" Saint.

"Huh??" Gun.

"Wow sepertinya ide bagus." Title.

"Hitung-hitung menebus dosa kita pada kakak tertua ini." Mean.

"Hahahaha." Title, Saint, Mean.

Gun hanya tersenyum menanggapi nya.

"Kalian terlihat sangat bahagia ya?"

Ke empat saudara bersamaan menoleh ke belakang. Kedua mata mereka terbuka lebar. Pria yang beberapa tahun lalu telah menghancurkan hidup mereka kini berada tepat di hadapan mereka. Menunjukkan senyum yang sungguh menawan, namun tersimpan kelicikan yang menyamar.

Pria itu perlahan melangkah mendekat. "Apa kalian lupa, bagaimana ibu kalian meninggal?" Senyum licik akhirnya terlihat. "Dia bunuh diri karena aku berselingkuh dengan sesama pria. Bukankah kalian begitu benci pada ku, kalian dengan se enaknya mengusir ku dan bilang aku gay padahal akulah tuan rumah. Apa kalian tidak ingat, tatapan kalian saat itu pada kekasih ku? Kalian seakan ingin membunuh nya. Gun, bukan kah kau homophobic? Kalian mungkin sudah merasakan apa yang aku rasakan dulu, aku akan membuat kalian bernasip sama seperti ku. Tidak akan aku biarkan kalian dengan mudah bersatu dengan pasangan kalian itu."

Lalu dengan tenang, pria paruh baya tersebut melangkah pelan. Melewati ke empat anaknya dan memasuki rumah nya yang dulu. "Tunggu saja apa yang akan ku lakukan."

Ke empat saudara terlihat murung. Menatap satu sama lain penuh kegundahan. Pria itu kembali, ya tuan adarchin kembali untuk menghancurkan hidup mereka.






To be continued...







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Homophobic FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang