CH 06

66 12 0
                                    



Mark mengantar Gun ke kantornya. Sang CEO muda ngotot kerja padahal bekas lukanya belum hilang dan kakinya masih pincang. Mark mengikuti Gun kemana-mana bahkan dalam meeting sekalipun. Sudah seperti asisten nya saja. Gun sok dingin tidak mau di bantu jalan, katanya sih; "para karyawan ku akan mengira aku gay jika di bantu oleh mu."

"Ada yang ingin bertemu dengan anda pimpinan."

Gun yang duduk di kursi kerjanya menoleh ke depan, sementara Mark duduk di sofa ruangan Gun.

"Siapa?"

"Dia bilang katanya dia kekasih anda."

"Pasti View lagi, bilang saja tidak mau di ganggu."

"Baiklah." Sang sekretaris akhirnya keluar dari ruangan Gun.

Mark diam-diam tersenyum lalu menatap Gun. "Anda sudah tidak mencintai View lagi?"

Gun menggeleng tapi fokus pada laptopnya. "Aku tidak pernah mencintai dia."

Mark melotot mendengar pengakuan Gun. "Tapi kenapa anda bisa berpacaran dengan nya?"

Gun tersenyum remeh. "Ya hanya saja dia cantik dan terkenal, dia bisa mengendalikan semua murid perempuan di sekolah, maka nya aku mau berpacaran dengan nya. Jika tidak ada dia, tugas ku sebagai ketua kelas bakal hancur."

"Berarti anda hanya memanfaatkan View?"

Gun tersenyum. "Tidak ada gunanya mencintai seseorang, hanya membuat sakit hati saja."

Mark pernah mendengar ibu Gun meninggal bunuh diri karena di tinggalkan oleh suami nya yang gay. Mungkin ini alasan Gun tidak percaya dengan cinta dan membenci kaum gay.

Mark tersenyum masam. "Bagaimana jika ada orang yang mengakui cintanya pada anda setelah ini?"

"Aku tidak akan menerimanya."

Mark langsung terdiam, seketika mematung. Benar-benar sulit mendekati Gun Napat, begini saja membuat semangat nya hancur.

Earth menatap indahnya langit di luar restoran nya. Hari ini tidak ada pekerjaan yang bisa earth kerjakan. Pihak model juga belum menghubungi nya.

"Sampai kapan kau harus menunggu nya seperti ini?"

Earth menoleh ke samping. Tatapan nya hampa, ini sudah seminggu lebih sejak dia bertemu dengan Title untuk yang kedua kalinya. Fluke, sang teman selalu berada di sisinya, karena tahu Earth tidak baik-baik saja setelah bertemu Title kembali setelah sekian lama.

Fluke tahu betul, jika sahabat nya belum move on dari Title. Walaupun di bibirnya terucap jika Earth membenci Title dan tidak ingin berhubungan lagi dengan yang namanya cinta, tapi Fluke tahu di hati Earth masih tersimpan nama Title.

Earth tersenyum masam. "Aku tidak menunggu nya, hanya saja menunggu untuk tidak memiliki perasaan lagi pada nya."

Fluke menunduk lalu menatap langit. "Ini sudah lewat 6 tahun sejak kalian sekelas. Tapi dia masih saja tidak peka."

"Dia gonta-ganti pacar, tidak mungkin jika dia tidak menyadari perasaan ku. Hanya saja dia terlahir dalam keluarga homophobic, jadi sulit untuk menerima hubungan seperti ini. Dia juga tidak mencintai ku, aku berharap bisa melupakan nya secepat mungkin."

"Bagaimana bisa kau melupakan nya ketika dia kembali hadir setelah sekian lama?" Fluke merangkul Earth, memberikan nya semangat untuk tidak terlalu larut dalam perasaan nya.

Homophobic FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang