CH 08

65 9 0
                                    




"Apa-apaan ini? Kenapa Phi Gun dan View bisa ada disini?" Mark menutupi wajah nya dengan koran. Ini kebetulan yang sungguh tak terduga. Dia sudah berusaha menghindari Gun dan View. Kenapa mereka malah semakin dekat. Bahkan meja nya bersebelahan.

"Hey Mark, maaf aku telat." Seorang teman bernama Blue datang dan duduk berhadapan dengan Mark.

Gara-gara ucapan Mark terlalu nyaring. Gun dan View mendengar nya dan menoleh ke arah meja Mark.

"Oh Mark, kau ada disini?"

"Iya." Sedikit tersenyum pada Gun namun pandangan nya ke arah View. Gadis itu menatap nya sinis. Mark akhirnya kembali mengobrol dengan teman nya.

Sementara View memilih mengabaikan Mark dan tersenyum lalu menyuapi Gun. "Sayang..." Menyadari ada sendok yang mengarah pada nya, gun dengan cepat melebarkan mulut.

Mendengar suara nya saja sudah membuat Mark kesal. Karena panas dalam dirinya memuncak, Mark mulai meminum satu gelas bir.

"Kau tidak curiga apa pada dia?" Ucap View menunjuk Mark.

Mark batuk mendengar ocehan View. Seperti nya gadis itu sadar jika Mark menyukai Gun dan punya keinginan merebut Gun dari nya.

"Apa?" Tanya Gun.

"Sepertinya dia menyukai mu sayang.."

Mark kembali minum, kali ini dua gelas habis.

"Jangan bercanda, dia hanya dokter pribadi ku, sudah ku bilang aku homophobic, tidak mungkin aku menyukai pria."

Oke, ucapan Gun sudah cukup menusuk, kali ini Mark berdiri, izin ke kamar mandi pada teman nya.

"Cinta itu buta Gun, masalah kau homophobic atau tidak, jika cinta sudah mengalahkan rasa homophobic itu mau bagaimana lagi? Tapi aku berharap kau tidak mencintai nya."

Gun menyentuh dan menggenggam tangan View. "Bagaimana mungkin sayang? Aku hanya mencintai mu seorang."

View berbunga-bunga mendengar ucapan Gun. Tapi dalam lubuk hatinya, Gun benci kata-kata itu, rasanya ingin muntah, dia hanya menjalankan tugas saja sebagai CEO, bisa-bisa perusahaan nya bangkrut gara-gara ayah View tidak mau lagi bekerja sama dengan nya.

Plan tertidur di pundak Mean. Bahkan Mean baru menyadari itu saking asyik nya menonton film. Mean memandangi wajah Plan. Bagaimana bisa terlihat lebih cantik dari seorang gadis.

Mean mulai menyentuh wajah Plan dan mengangkat tubuh nya, menidurkan nya di sofa. Dia sendiri berjalan mulai mencari sesuatu yang menarik di ruangan itu.

Mean menemukan buku komik di atas nakas. Setelah membuka Mean kaget dengan isinya. Semua nya tentang hubungan sex sesama pria dewasa dan sama sekali tidak baik di mata Mean.

Tapi ada rasa ketertarik dalam diri Mean. Hingga sampai di suatu adegan yang membuat Mean sudah payah menelan ludah nya.

"Maaf, aku menaruh nya sembarang."

Melihat Plan yang sudah terbangun. Akhirnya Mean meletakkan kembali komik itu.

"Ahaha tidak papa, lagi pula aku juga sudah dewasa."

Keadaan kemudian hening, hingga Mean menanyakan suatu hal yang membuat Plan tak bisa berkedip. "Apa anda gay?"

Plan lantas menunduk, "Tolong, jangan beri tahu ini pada pimpinan, bisa-bisa aku di pecat dan Prince mau makan apa jika tidak dengan uang ku."

Homophobic FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang