"Chenle!" teriak Kinara dari sudut lapangan basket.
Lelaki yang sudah memakai tudung hoodienya itu tidak menyahut. Tangannya masih sibuk memantulkan bola basket ke permukaan lapangan.
"Chenle bukan?" Kinara mulai melangkahkan kakinya ke tengah lapangan.
"Chenle!" pekiknya lagi. Kali ini sambil menepuk bahu lelaki berhoodie abu-abu itu.
"Anjing!" refleks lelaki itu. Ia menoleh, lalu melepas sebelah earphone nya. "Nara, ngagetin aja."
"Dari tadi gue panggilin, pantes nggak denger."
Chenle tersenyum, lalu melempar asal bola basket yang awalnya hendak ia masukkan ke ring. Lelaki itu memimpin jalan menuju ke pinggir lapangan, diikuti Kinara di belakangnya.
"Kata Jisung lo sakit?"
Chenle mengangguk setelah meneguk habis minumannya.
"Ini ngapain kalo sakit?"
"Besok turnamen. Udah dua hari nggak latihan."
"Anak-anak lain mana? Masa lo latihan sendiri?"
"Mereka nge-push semalem. Hari ini rest day."
Kinara mengangguk paham.
"Lo nunggu nyokap?" tanya lelaki itu.
"Tadi gitu, taunya lama lagi."
Chenle manggut-manggut.
Hening.
Dua insan itu tengah sibuk dengan lamunannya masing-masing. Ah, bukan Kinara kalau bisa diem canggung gini. Ia menoleh, melihat sosok lelaki di sebelahnya yang tengah fokus menatap ke satu arah.
Bola orens yang tadi ia pantul-pantulkan ke permukaan.
"Sakit apa, Le?" tanya Kinara basa-basi.
Chenle diem. Kinara jadi ikutan diem. Nanya apalagi kalau udah kayak gini?
"Besok turnamen ya?" Kinara belum menyerah.
Chenle masih diem. Ini Kinara yang jadi panik. Nggak biasanya Chenle diem gini.
"Chenle gapapa?" Ini terakhir. Kalau nggak dijawab lagi, Kinara pulang aja.
Setelah berdiam agak lama, lelaki itu menggeleng.
Bentar, Kinara ngebug.
Geleng ini maksudnya gapapa atau kenapa-napa?
Kinara refleks ikut menggeleng ragu. "Gapapa?"
Lelaki itu tergelak. Bukan, ini bukan ketawa Chenle yang biasanya.
"Le?"
"Gue ditahan di rumah karna bentar lagi turnamen."
Kali ini Kinara yang bungkam. Berarti gelengan tadi maksudnya kenapa-napa ya?
Aduh, Kinara udah goblok fisika, goblok nonverbal. Tenggelam aja udah.
"Gue sakit, Ra. Di sini," ujarnya sambil menunjuk dada. "Di sini," lanjutnya menunjuk dahi.
Ini maksudnya Chenle sakit jantung sama jerawatan?
Sumpah, Kinara beneran goblok masalah nonverbal. Anak IPS emang doyannya ngobrol pake isyarat? Nggak kan ya? Kalau iya, Kinara cari jodoh anak IPA aja.
Hehehehe.
"Gue nggak dibolehin main basket lagi sama Mami Papi," lanjut Chenle lagi.
Kinara mengangguk kecil. Sedikitnya mulai paham maksud menunjuk dada dan dahi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead | Jaemin✓
Fanfiction"Perkenalkan, aku second lead yang menang." Started on September 4, 2021. © muppygurl, 2021