Second Lead | Jaemin✓

Twenty Four

Line

Jaemin
Kin
Mana?

Kin
Di kelas
Abis istirahat jodoh gw masuk

Jaemin
Abis istirahat gw ke kelas kok
Jodoh yg mana?

Kin
BHAKS
PAK SEHUN DONG

Jaemin
-_-

Kin
Alai

Jaemin
Hubungannya pjok sama ga kantin apa?

Kin
Ada pr jir
Blm siap
Gw lupa minggu lalu udah ke lapangan
Berarti hari ini materi

Jaemin
Ck
Makan lo gimana

Kin
Nanti aja pas pulang

"Kin?"

Jaemin refleks mengunci layar ponselnya. Ia menoleh, lalu berdecak kesal. "Nggak sopan liat-liat HP orang."

"Kinara?" tanya Chenle lagi.

Jaemin mengangguk.

"Udah rename aja nih," ledek Chenle.

Jaemin berdeham gugup. Ia bangkit setelah menyimpan ponselnya ke dalam saku celana.

Jeno yang melihat pergerakan temannya itu, menaikkan sebelah alis. "Kemana, njir?"

"Nyari mood," jawab Jaemin sebelum benar-benar menjauh dari lokasi duduk teman-temannya.

"Sejak kapan Nana moody-an?" tanya Renjun yang dijawab Jeno dengan mengendikkan bahu.

"Makin deket aja," gumam Chenle pelan.

Beberapa hari ini, dua insan itu memang terlihat kian dekat. Bahkan Kinara sudah menjadi anggota wajib yang harus selalu satu meja dengan mereka di kantin.

Iya, ini terjadi semenjak Jaemin mengajak gadis itu PDKT secara terang-terangan.

Dengan kebiasaan hah-hoh nya, sudah bisa tertebak bagaimana reaksi Kinara saat Jaemin mengatakan dua kata itu.

Diem, cengo, bingung.

Namun hal itu tidak sedikitpun menghambat keputusan Jaemin untuk belajar membuka hati---sendirian.

Ia tidak akan melibatkan Kinara. Benar kata Jeno, gadis itu sudah confess, kali ini giliran Jaemin yang berjuang.

"Sungchan." Jaemin membaca nametag lelaki tinggi yang sedang berdiri di hadapannya. "Oh, lo kapten basket sekarang ya?"

Sungchan mengangguk. "Lo temen Bang Jeno kan? Gue sering liat kalian bareng."

"Iya, kalo kata orang mah Upin-Ipin." Jaemin terkekeh di akhir kalimatnya.

Lelaki itu ikut terkekeh. "Ngapain, Bang?"

"Nyari mood," jawabnya sambil celingukan. Ia sedikit berjinjit mengalahkan tubuh tinggi Sungchan.