The feeling -fin

37 2 0
                                    

Seolah tak khawatir jika keberuntungan meninggalkannya, Ilhoon terus menghela napasnya karena merasa kecewa.

Ilhoon pikir Hyunsik akan datang untuk mengajak dirinya dan Hoonsik pulang.

"Huh..." Ilhoon menghela napas sekali lagi, dan saat ia tersadar tiga pasang mata sudah menatapnya dengan tatapan heran.

"Ilhoon-ah, bisakah kau berhenti menghela napas? Makan makananmu!" Tegur sang Ibu.

"Aku ingin ke toilet" Sahut Ilhoon berdiri, beranjak meninggalkan meja makan.

"Omo Eomma ingat sekarang!!!!"

Ibu Ilhoon berteriak, semua orang dibuat kaget termasuk Ilhoon yang menghentikan langkahnya dan langsung berbalik melihat ke arah Ibunya.

2 tahun yang lalu.

Ilhoon pingsan, dan langsung dilarikan ke rumah sakit oleh kedua orangtuanya setelah sebelumnya mengeluh jika perutnya sakit.

Usai melakukan pemeriksaan diketahui bahwa terdapat banyak kotoran di usus Ilhoon. Benar saja, hal itu bisa terjadi karena Ilhoon tidak buang air besar selama 10 hari terakhir.

Bagi Ilhoon apa yang dikatakan dokter tentang kondisinya tersebut merupakan hal yang paling memalukan selama ia hidup.

Ilhoom duduk di ranjang rumah sakit di ruang IGD, tirai ditutup penuh karena Ilhoon malu kalau-kalau saja ada yang mengenalinya dan bertanya mengapa ia berada di sana.

"Kenapa Eomma dan Appa lama sekali" Keluh Ilhoon tidak sabar menunggu Ayah dan Ibunya yang baru saja pergi ke bagian administrasi.

Kemudian...

Sayup-sayup Ilhoon mendengar suara tangisan yang semakin lama semakin jelas.

Bukan hanya suara tangisan, tapi suara dokter dan perawat instalasi gawat darurat juga terdengar tepat di ranjang sebelah Ilhoon.

"Apa yang terjadi?" Ilhoon bergumam.

Rupanya rasa penasaran Ilhoon lebih besar dari rasa malunya, ia membuka tirai penyekat untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Di sana Ilhoon melihat seorang anak berlumuran darah, ia menangis di atas ranjang rumah sakit. Sebenarnya Ilhoon tidak yakin darah siapa yang ada di tubuh anak itu.

Setelah cukup lama mengintip diam-diam, Ilhoon akhirnya merasa lega karena ternayata luka yang dialami anak itu tidaklah parah.

Namun, mengingat darah yang ada di tubuhnya Ilhoon yakin pasti ada orang lain yang terluka.

Anak tersebut tidak berhenti menangis membuat Ilhoon kembali khawatir, dan perawat pun mulai terlihat kewalahan untuk menenangkannya.

"Boleh aku yang menggendongnya?" Tanya Ilhoon ragu, namun ia diizinkan.

Dalam dekapan Ilhoon perlahan-lahan anak itu mulai tenang, Ilhoon tidak berhenti memusut dan memberi tepukan-tepukan pelan di punggunya.

Para pasien, perawat serta dokter yang berada di ruangan itu tersenyum menatap ke arah Ilhoon yang dengan sabar berhasil menenangkan anak itu.

Anak laki-laki tersebut merupakan korban kecelakaan mobil yang mana telah menewaskan kedua orangtuanya.

"Ilhoon-ah apa yang sedang kau lakukan?" Ilhoon segera menaruh jari telunjuknya di bibir meminta Ibunya untuk tidak berisik.

Setelah memastikan anak itu tertidur, barulah Ilhoon pulang.

Sepanjang perjalanan Ilhoon masih memikirkan anak laki-laki itu, ia harap semuanya akan baik-baik saja.

Sense ; Hyunsik x IlhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang