Populer

36 2 1
                                    


.
.

Pip... pip...

Kode pin ditekan, kombinasi nomor yang pastinya tidak sembarang orang tahu itu berhasil membuka pintu unit apartemen Hyunsik.

Seorang pria berambut hitam sebahu masuk dengan menenteng dua kantong belanja di masing-masing tangannya.

"Hyung kau tahu..." Ucapnya setengah berteriak sambil mengganti sepatunya dengan sandal rumah.

"Harga bawang sedang naik—" Kalimatnya tertahan di tenggorokan, langkah Ilhoon pun ikut terhenti begitu ia melihat ada orang lain di sana.

"Oh, benarkah?" Sahut orang itu menatap Ilhoon dan adiknya bergantian.

"Yoonsik hyung, annyeong-haseyo..." Sapa Ilhoon mengangguk canggung karena ia tidak tahu jika Kakak Hyunsik akan ada di sana.

"Maaf Iruna, dia datang tiba-tiba."Hyunsik berbisik, tapi sepertinya Yoonsik tahu apa yang dikatakan adiknya itu. "Duduk lah, biar hyung bawa ini..." Hyunsik mengambil barang bawaan Ilhoon meletakannya di atas meja dapur sedangkan Ilhoon melangkah pelan ke arah sofa, duduk di samping Yoonsik.

"Apa aku tidak boleh mengunjungi adikku sendiri, katakan padaku Ilhoon-ah apa kehadiranku mengganggu kalian?" Yoonsik menggeser posisi duduknya menghadap ke arah Ilhoon, ia menatap pria kesayangan adiknya itu dengan tatapan penasaran.

"Tidak, hyung." Ilhoon menggeleng diikuti dengan lambaian kedua tangannya tanda salah. "Lagi pula aku hanya mampir sebentar untuk mengantar barang belanjaan Hyunsik hyung saja... " Lanjut Ilhoon mengungkap hal yang tak diduga.

"Apa-apaan, Sikkie-ah kenapa kau menyuruh Ilhoon pergi belanja? Kau tidak punya kaki? Apa kau membully anak ini uh?"

Hyunsik yang mendengar pembicaraan kakak dan pacar rahasianya itu lalu ikut bergabung.

"Apa maksudmu dengan 'sebentar'?" Dari semua hal yang dikatakan dua orang tersebut Hyunsik hanya fokus pada kata 'sebentar' yang diucapkan Ilhoon.

Hyunsik tidak ingin sebentar, mereka sudah berencana untuk menghabiskan akhir pekan bersama di apartemen Hyunsik.

"Hyung, cepat sana kau pulang!"

"Tunggu, kau mengusirku?"

Hyunsik menarik lengan kakaknya, menyeret yang lebih tua ke arah pintu.

"Setidaknya beri aku makan sebelum kau mengusirku, ya! Im Hyun Sik kau bahkan tidak memberitahuku pin pintumu, bukankah ini tidak adil!?"

"Aku akan menghubungimu nanti hyung, hati-hati di jalan." Pamit Hyunsik sebelum menutup pintu.

"Wah hyung kau baru saja mengusir Yoonsik hyung..." Ucap Ilhoon tak menyangka, tapi Hyunsik nampaknya tidak terlalu perduli.

Hyunsik melangkah cepat ke arah Ilhoon dan langsung memeluk pria itu "Oh hyung kau bertambah berat." Hyunsik masih tidak perduli ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Ilhoon.

Untuk beberapa saat mereka berpelukan dengan nyaman di sofa sampai suara bel unit apartemen Hyunsik berbunyi.

Hyunsik mau pun Ilhoon tidak ada yang ingin beranjak, mereka tetap pada posisi masing-masing.

Akan tetapi orang yang berada di depan gedung apartemen terdengar tidak sabaran diketahui dari bagaimana cara ia terus menekan bel.

"Hyung, kau tidak akan melihatnya?" Tanya Ilhoon yang berada dalam kukungan Hyunsik.

"Biarkan saja, aku tidak ingin melepaskanmu Iruna hyung sangat-sangat merindukanmu." Hyunsik mengendus leher Ilhoon menghirup dalam-dalam aroma tubuh sang kekasih.

Sense ; Hyunsik x IlhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang