20. •Cemburu?•

76K 7.7K 263
                                    

Di dalam mobil itu, Jasmine hanya menatap jalanan ibu kota yang sedikit macet. Kini mereka dalam perjalan pulang setelah chek-up.

Aleo, laki-laki itu termenung,  bisa-bisanya dokter mengatakan Jasmine mengandung anak kembar, ya kali saja.

“Memiliki ukuran perut yang lebih besar, ukuran perut ini sudah dapat terlihat sejak awal kehamilan, mengalami mual dan muntah (morning sickness) yang lebih parah, mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak, merasa lebih lelah, merasakan sakit punggung yang muncul lebih awal dan rasanya lebih menyakitkan.”

“Tetapi ini hanya perkiraan saja. Tunggu beberapa Minggu lagi, maka kita akan cek lewat USG. Mohon untuk selalu menjaga istrinya ya pak.” Pesan dokter itu membuat Aleo terkaget bukan main.

Aleo tidak menyangkal kalau Jasmine mengalami itu semua, tapi ia juga masih tidak percaya. Bagaimana Jasmine bisa melahirkan 2 anak sekaligus, sedangkan dia masih muda dan biasanya rawan.

“Aleo mau BAKSO!” Teriak Jasmine melihat pedagang bakso di pinggir jalan. Aleo sedikit meringis mendengar teriakan Jasmine yang keras dan nyaring.

“Nanti dirumah gue pesenin, jangan disini.” Tolaknya membuat Jasmine berkaca-kaca.

“Mau itu Aleo!” Rengek Jasmine membuat Aleo mau tidak mau harus membalikan mobilnya. Jika bukan karena ngidam, Aleo tidak akan membiarkan perempuan ini untuk makan disini. Bukan karena apa, dia malas saja.

“Udah sekarang turun. Makan di mobil aja.” Perintah Aleo namun tak didengarkan Jasmine.

Banyak pedagang disini, tempatnya juga strategis, berdekatan dengan danau jadi sangat indah. Aleo tidak berminat turun, namun melihat Jasmine yang antusias membuat rasa khawatir dan cemas tumbuh dalam dirinya. Ia pun segera turun dan langsung menyusulnya.

Saat sampai, Aleo segera duduk di kursi plastik berdampingan dengan Jasmine yang sedang melahap bakso yang diidam-idamkannya itu.

“Kok turun? Mau bakso nggak?” Tawar Jasmine yang digelengi Aleo datar.

“Abis itu pulang.” Perintahnya namun dicemberuti oleh Jasmine.

“Kok pulang? Kan belum beli sate, belum beli nasi Padang, belum beli yang asem-asem, bel-”

“Gue pesenin aja, makannya dirumah.” Potong Aleo yang malas mendengar permintaan Jasmine yang beruntun itu.

“Jangan ih. Kamu mah nggak liat itu pemandangannya bagus tahu!” Serunya tidak setuju.

“Yaudah gue pulang.” Ancam Aleo membuat Jasmine mengerutkan keningnya.

“Ta-”

“Jasmine?” belum sempat Jasmine berucap, seseorang memanggil nama Jasmine dari arah belakang mereka.

Laki-laki yang memanggilnya itu tersenyum menatap Jasmine. “Assalamualaikum. Kak Vero?” tanya Jasmine balik yang sedikit lupa dengan ketua OSIS itu. Aleo yang mendengarnya pun menoleh dan menatap Vero tak suka.

Vero duduk didepan mereka berdua sembari tertawa karena kelupaan salam dan itu membuat Aleo semakin tidak suka. “Hehe, Waalaikumussalaam, Jasmine. Lo ngapain disini?” Tanya laki-laki itu.

“Ma-”

“Ya makanlah, nggak mungkin nungguin lo.” Potong Aleo yang nampak tidak suka dengan kehadiran Vero. Jasmine yang mendengarnya langsung menepuk paha Aleo pelan untuk menegurnya.

“Kamu ngapain disini, kak?” Tanya Jasmine balik dengan senyum hangat membuat Aleo malas sekali menatap Jasmine.

“Oh iya, gue mau beliin nyokap gue sate tadi, nggak taunya ketemu lo.” Balasnya tersenyum.

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang