Nanti kita bertemu lagi, namun bukan di dunia ini.
×××××××
Jasmine hanya duduk sambil menatap Aleo yang sedang mengompres tangannya yang sedikit lebam dengan es batu.
Perempuan itu juga takut kala melihat raut wajah marah Aleo tadi, dan lebih parahnya laki-laki itu malah menekan lukanya. Entah kenapa dengan dirinya.
"Aleo, kamu nggak bakalan mecam-macem kan sama Kak Lio?"
"Macem-macem gimana?"
"Kamu jangan bertengkar, cuman gara-gara luka gini doang."
"Lio orangnya kasar, gue harus nasehatin dia. Kalau gue nggak nasehatin, bisa-bisa dia tambah menjadi-jadi."
"Bukannya kamu juga kasar tadi?"
"Itu karena gue mau peringatin lo, orang lebih tunduk kalau kita sedikit kasar." Jawab Aleo membuat Jasmine mengerutkan keningnya. Mindset Aleo salah, seharusnya bukan dengan cara kekerasan, justru itu yang membuat orang malah akan semakin membantah.
"Nggak semua harus dengan cara kasar Aleo, nasehat dan tindakan itu jauh lebih utama. Kalau kamu kasar, orang itu bisa pergi dari kamu," jelas Jasmine membuat Aleo menghela nafas.
"Gue bukan orang yang kayak gitu,"
"Yaudah jadilah orang yang kayak gitu." Jasmine tersenyum, namun Aleo tidak meresponnya lagi.
"Aleo," panggil Jasmine yang dijawab deheman oleh laki-laki dihadapannya ini.
"Kamu bisa bilang sama Kak Lio buat enggak terlalu mengekang Viona? Aku rasa Viona pergi karena Kak Lio terlalu ngekang dia."
"Gue nggak bisa ikut campur masalah itu, gue harap lo juga ngerti. Lio orangnya sensitif, dulu bahkan berkali-kali juga gue udah sering nasehatin dia, tapi omongan gue kayak angin lalu, sama sekali nggak pernah dia dengerin."
"Tapi apa Viona bakalan terus dikekang? Sekarang aja aku nggak tau dia dimana,"
"Jas, lo boleh nasehatin sahabat lo, tapi nggak usah ikut campur terlalu dalam."
Jasmine tak menjawabnya. Aleo benar dia memang tak perlu mencampuri urusan Viona terlalu dalam. Tapi, perseteruan ini juga terjadi karena dirinya bukan?
"Biarin mereka urus-urusan mereka berdua, jangan buat masalah mereka jadi sulit dengan campur tangan kita. Sekarang istirahat, sana masuk." Suruh Aleo yang juga ingin beranjak untuk mengganti pakaiannya.
Namun Jasmine menahannya dengan mata memohon yang ia sendiri bingung mengartikannya.
"Aleo, aku kangen ayah."
×××××
Tok!
Tok!
Tok!
Jasmine mengetuk pintu itu lagi. Pintu yang sudah ia ketuk beberapa hari lalu, namun pintu itu juga yang mengusir dirinya dari rumah ini.
Aleo dengan senantiasa berada dibelakang Jasmine, melihat segala perlakuan perempuan itu. Ia tenang dan tidak gugup, berbeda dengan Aleo, Jasmine justru gemetaran serta gugup saat mengetuk pintu dihadapannya.
Entah kenapa, ia takut, takut ibu dan ayahnya tak mau menerimanya lagi.
"Duh siapa sih!? Ganggu banget," gerutu seorang perempuan yang langsung membukakan pintu.
"Assalamualaikum Bella," salam Jasmine yang ditatap sinis oleh Bella.
"Lo?" Tanya gadis itu bingung. Lantas ia menengok ke belakang Jasmine karena penasaran dengan seseorang dibelakang Jasmine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine
RomansaJasmine itu gadis lemah lembut dan tertutup. Namun berbeda dengan pandangan Aleo dan teman-temannya, yang menganggap Jasmine hanya sok alim. Semua berawal dari kejadian saat mereka melihat Jasmine menghasut Viona agar menolak berpacaran dengan Lio...