5 tahun sudah berlalu begitu cepat. Tahun-tahun sebelumnya yang membuat dua orang itu begitu tersiksa karena rindu, kini hanya bisa mereka nikmati saja.
Menikmati segala rasa sakit dan kerinduan yang begitu bergejolak tinggi di dada.
Aleo sudah lulus kuliah dengan menyandang gelar Cumlaude sejak satu tahun yang lalu. Seharusnya semenjak lulus itu, dia sudah bisa kembali ke Indonesia. Namun semua bermula sejak ia lulus, masalah besar yang mau tak mau harus ia hadapi sendirian disana. Hingga di tahun ini, ia bisa kembali ke Indonesia.
Laki-laki itu berdiri di depan rumah besar, tempat ia tumbuh hingga menjadi laki-laki yang sudah berumur dua puluh tiga tahun, seperti sekarang. Sudah lama ia tak kembali ke rumah ini, kondisinya masih sama, hanya beberapa saja yang berubah.
Lama Aleo memandanginya, memori-memori lama itu seakan terulang kembali ke dalam pikirannya.
Kejadian-kejadian saat ibunya masih ada disampingnya, menemaninya, hingga malam mengerikan itu datang begitu saja. Kesalahan apa yang pernah ibunya perbuat, hingga laki-laki bajingan yang merupakan ayah Zaki itu membunuh ibunya?
Walau kejadian itu sudah lama terjadi, walau luka sudah lama mengurangi rasa sakit dalam hati Aleo, namun ingatan tentang luka itu tidak akan pernah bisa terhapus begitu saja.
Waktu boleh menyembuhkan luka, namun tidak dengan menghapus bekas ingatannya.
Setelah sejarah kelam masa lalunya, Aleo kembali di timpa masalah dengan kejadian yang mempertemukannya dengan gadis polos bernama Jasmine. Perempuan yang sudah ia rebut kehormatannya, namun tetap saja, Aleo tidak pernah mampu membayar segala kesalahannya. Bahkan setelah anak yang dikandung Jasmine telah tiada.
"Den ayo, masuk." Ajak Pak Cecep, yang melihat pemuda itu masih setia memandangi rumahnya sendiri.
Lamunan Aleo langsung buyar seketika, dia menoleh dan mengangguk untuk menanggapi ucapan pak Cecep.
Pemuda itu berjalan masuk dan langsung menuju kamar ayahnya. Namun lagi-lagi, langkahnya terhenti saat melihat kamar pelayan yang ternyata sudah mengalami perombakan. Kamar itu menjadi lebih banyak sekarang, karena Aleo sendiri lah yang menambah jumlah pelayan dirumahnya.
Saat mengingat kamar itu, ia teringat dengan sosok wanita yang belum sempat Aleo temui sampai sekarang. Dimana dia? Dan bagaimana keadaannya sekarang?
Aleo berjalan menuju lantai dua, menyusuri koridor dan berkahir sampai di depan kamar ayahnya. Ia mengetuk pintu jati berwarna putih itu, lalu masuk begitu saja. Penampakan yang pertama kali ia lihat adalah ayahnya yang sedang tertidur pulas diatas ranjang dengan membelakanginya.
"Assalamualaikum, Pah." Salamnya membuat Bara langsung menoleh perlahan.
"Waalaikumussalam. Aleo? Kamu sudah balik," Ujar Bara bahagia melihat putra semata wayangnya berdiri di hadapannya dengan keadaan sehat wal'afiat.
Aleo duduk disamping ayahnya itu. Ia melihat Bara yang sudah semakin tua. Kulitnya tidak sekencang dulu, bahkan rambutnya sudah banyak yang memutih.
Bara memiliki penyakit diabetes tipe 2, yaitu penyakit yang bisa dibilang parah. Maka dari itu, Aleo yang akan menggantikan Bara untuk memegang semua perusahaan, karena mau bagaimana pun dia adalah satu-satunya anak dari Bara.
"Gimana keadaan papah?" Tanya Aleo.
"Sudah lebih baik dari yang kemarin. Walau papah cuman rawat jalan di rumah, papah tidak pernah kekurangan sedikitpun. Apalagi kamu mengurus semua keperluan papah pas kamu lagi sibuk-sibuknya." Balasnya dengan tersenyum.
"Papah terus istirahat, jangan pikirin soal yang lain. Aleo cuman punya papah, dan Aleo nggak mau papah sakit."
"Iya Aleo. Gimana keadaan disana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine
عاطفيةJasmine itu gadis lemah lembut dan tertutup. Namun berbeda dengan pandangan Aleo dan teman-temannya, yang menganggap Jasmine hanya sok alim. Semua berawal dari kejadian saat mereka melihat Jasmine menghasut Viona agar menolak berpacaran dengan Lio...
