•40. Penjelasan•

16.7K 1.2K 99
                                    

"Gue kangen sama lo. Jangan ninggalin gue kayak gini." Tutur Aleo membuat Jasmine tidak bisa membendung semua air matanya lagi.

Bertahun-tahun Jasmine ingin melupakan Aleo, karena Aleo meninggalkannya begitu saja. Tidak ada penjelasan apapun, bahkan sudah hampir bertahun-tahun berlalu.

Jasmine hanya percaya jika semua penjelasan mengenai kepergian Aleo, hanya dijelaskan oleh lelaki itu saja. Mengapa dia pergi tanpa pernah mau kembali untuknya? Walau hanya sekali, tapi setidaknya Aleo bisa kembali kesini, jika laki-laki itu benar-benar mencintainya.

"Aku mohon lepasin, aku sibuk."

"Sesibuk apa sampai lo nggak mau bicara sama gue?" Tanya Aleo menusuk.

Jasmine melepas cengkraman Aleo ditangannya, namun laki-laki itu tidak mau melepaskannya.

"Aku butuh waktu buat sendiri. Aku mohon kasih aku waktu buat sendiri." Pinta Jasmine seolah-olah Aleo lah yang jahat disini.

"Jelasin, kenapa lo ngejauhin gue, Jas?!" Aleo kembali tersulut, guratan marah tergambar di wajahnya membuat anak-anak dan orang-orang disana menatap mereka berdua.

Keributan itu, membuat Mbok Mirna, selaku tuan rumah langsung berjalan ke luar panti.

"Den Aleo? Den Aleo sudah pulang?" Tanya Mbok Mirna spontan langsung berdiri di hadapan mereka berdua.

Aleo tidak menjawab. "Selesaikan masalah kalian berdua di dalam, biar anak-anak tidak pada melihat, Den."

Aleo yang mendengar itu melepas cengkeramannya, dia sadar telah menyakiti, Jasmine. Namun emosi selalu saja mengalahkan semuanya.

×××××××

Kini mereka berdua duduk di atas tempat tidur milik anak panti. Di ruangan yang ukurannya tidak seberapa ini, Aleo meminta mbok Mirna untuk memberikan mereka waktu berdua untuk bisa lebih leluasa berbicara.

Suasananya nampak sangat canggung, baik Aleo yang sedang dalam keadaan emosi ataupun Jasmine yang masih terdiam.

Jasmine masih saja menunduk dalam membelakangi Aleo. Ada sebuah hal mengganjal di hatinya, air matanya kian luruh, jatuh membasahi pipi. Namun Jasmine masih berusaha untuk menghapus air mata itu.

Jasmine lantas berbalik dan menatap mata elang milik Aleo. Mata berwarna hazel yang selalu saja tak pernah ia bisa tatap dengan sempurna. Tajam bak belati. Serta wajahnya yang tidak pernah berubah dari saat mereka masih duduk di bangku SMA.

Aleo masih terlihat sama. Paras rupawannya tak pernah sedikitpun berkurang. Namun dia nampak lebih kurus, dan tak terurus. Jasmine khawatir melihat kondisinya.

"Maaf karena gue masih suka main kasar sama lo." Kata Aleo dengan suara yang terdengar pelan kali ini.

"Aleo," panggil Jasmine membuat Aleo mendongak dan menatapnya. Alisnya naik sebelah, bertanya-tanya mengapa Jasmine memanggilnya.

"Lebih baik kalau kita pisah aja." Hati Aleo seperti dihantam sesuatu yang membuat dadanya sesak sekali.

"Gue salah apa sama lo, Jas? Sampai-sampai lo ninggalin gue kayak gini?"

Jasmine kembali mendaratkan air matanya yang tidak terbendung. Ia mengusapnya lagi dan lagi.

"Aleo. A-aku udah nggak punya apapun lagi. Kamu udah nggak ada alasan buat pertahanin aku lagi. A-aku udah keguguran, jadi buat apa kamu terus sama aku?" Tidak. Bukan hanya itu. Jasmine takut kalau dia akan merasakan hal yang sama saat Aleo meninggalkannya. Aleo pikir, 5 tahun itu adalah waktu yang singkat?

Aleo pun menatapnya dengan tertegun. Hanya itu alasan Jasmine ingin meninggalkannya?

Pemuda itu mengambil kedua tangan Jasmine dan menggenggamnya erat-erat.

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang