Pagi ini semua anggota keluarga Jevanello dibuat panik oleh si bungsu yang tiba-tiba keadaan nya ngedrop. Dan sekarang Langit di pindahkan ke ruangan ICU VVIP ruangan khusus buat memantau keadaan Langit yang terus menurun. Kini Langit sudah sadar dan menatap sekeliling kamar rawatnya yang tampak sepi. Ya karena Langit berada di ruang ICU maka ada waktu tersendiri bagi para keluarga untuk menjenguk Langit.
Tak lama kemudian, ada suster wanita yang masuk ke dalam ruangan Langit mengenakan pakaian khusus. Lalu suster itu mengecek infus Langit dan sebagainya.
"Ada yang sakit hm?" Tanya sang suster lembut kepada Langit. Langit menggeleng sebagai jawaban.
"Kapan mommy sama daddy boleh jenguk Langit?"
"Sebentar lagi waktunya menjenguk tiba tunggu aja ya...dan jangan terlalu memikirkan apapun istirahat yang teratur" Langit mengangguk patuh.
"Kalau gitu suster keluar dulu ya" Lagi lagi Langit hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah suster itu keluar, Langit memilih tidur kembali.
Jevan dan Suzy segera masuk ke dalam ruangan Langit saat jam menjenguk tiba, mengenakan pakaian khusus. Suzy mengusap lembut kepala Langit yang tengah tertidur.
"Mommy" panggil Langit dengan suara seraknya khas orang bangun tidur. Suzy tersenyum sembari mengangguk.
"Mommy suapin adek makan ya abis itu minum obat" Langit mengangguk sembari tersenyum. Lantas Suzy segera menyiapkan bubur dan obat Langit. Sedangkan Jevan, membantu putra bungsunya itu untuk duduk. Suzy menyuapi Langit dengan telaten. Namun, Langit hanya makan sedikit, karena perutnya sangat mual. Dan setelah itu meminum obatnya. Jevan membaringkan tubuh Langit kembali.
"Adek istirahat lagi ya" ujar Jevan sambil mengelus pipi Langit yang nampak tirus tidak seperti dulu yang gembul.
"Adek ngga mau di ruangan ini dad, mom. Adek takut..." Kata Langit pelan yang langsung tertidur karena efek obat yang Langit minum mengandung obat tidur untuk istirahat. Suzy dan Jevan menatap sendu Langit putra bungsunya. Tak terasa, Suzy menitikkan cairan bening dari matanya. Sungguh hati Suzy dan Jevan sakit melihat putranya dengan kondisi seperti ini. Lalu Jevan dan Suzy keluar dari ruangan karena waktu menjenguk sudah habis. Sebelum keluar, Jevan dan Suzy membenarkan selimut Langit, dan mencium Langit.
Sore harinya, Arka, Vero dan Miko pergi ke rumah sakit tempat Langit di rawat. Sungguh mereka sangat sedih saat mendapat kabar bahwa kondisi Langit terus menurun. Yaps mereka sudah tahu jika Langit sahabat nya itu menderita penyakit seperti dulu. Dan disaat kemarin Langit ulang tahun, mereka sangat menyesal karena tidak bisa datang karena sekolah saat itu ada ulangan. Sesampainya, mereka langsung di persilahkan oleh Suzy dan Jevan untuk menjenguk Langit apalagi ini sudah waktunya menjenguk. Dengan segera mereka masuk dengan menggunakan pakaian khusus.
"Hai Lang" Sapa Arka.
Langit yang tengah termenung memikirkan sesuatu hal, menoleh ke arah sumber suara saat ada yang memanggilnya. Dan terlihat lah tiga seorang remaja laki-laki yang ia yakini sahabatnya. Langit tersenyum sebagai jawaban.
"Gimana udah mendingan?" Tanya Arka sembari mengusap lembut kepala Langit.
"Udah kok"
"Kita kangen tau Lang di asrama sepi nggak ada lo yang biasanya ngerengek minta ini itu" kini Vero yang angkat bicara.
"Apaan sih lo lebay". Mereka berbincang-bincang sampai sampai waktunya habis dan diharuskan mereka keluar karena Langit harus istirahat.
"Ssshh" Langit meringis saat merasakan semua badannya terasa sangat sakit seakan remuk terutama pada tulang belakang nya. Langit memejamkan matanya untuk menetralisir semua rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Jevanello S2
Novela JuvenilWARNING!! Baca dulu season 1 nya dulu biar nyambung!! Menceritakan seorang remaja yang bernama Langit Jevanello yang harus menghadapi hari-hari nya yang sedikit berbeda dari tahun yang lalu. Entahlah Langit bingung apakah ia harus bahagia atau mala...