Lembaran 7🌺

1K 150 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya 💚 Mohon kerja samanya ya kita belajar saling menghargai:")







Kini Nello dan dokter Arsat (dokter yang menangani Langit sekarang ini) tengah berbicara serius soal kondisi Langit diruang dokter Arsat. Keadaan hening hingga akhirnya Nello angkat bicara.

"Jadi gimana kondisi Langit adek saya sekarang ini??" Tanya Nello menatap wajah dokter Arsat. Dokter Arsat menghela nafas panjang lalu mulai bicara.

"Maaf dok... dengan berat hati saya menyatakan bahwa kanker tuan muda Langit naik stadium" Kata dokter Arsat dengan berat hati.

"APA?!! Kenapa bisa secepat itu?"

"Sel kanker pasien berkembang sangat cepat...dan kita harus melakukan kemoterapi lagi". Nello mengusap wajah nya kasar. Ia tidak tahu harus apa sekarang.

"Oh ya dokter Nello saya mau periksa kondisi tuan muda Langit, apakah dokter mau ikut melihat sekalian??" Nello mengiyakan tawaran Arsat lantas mereka berdua beranjak ke ruangan ICU VVIP Langit.

Sesampai di ruangan Langit, dokter Arsat langsung memeriksa keadaan Langit dan kondisi vital Langit. Sedangkan Nello, ia merapikan rambut Langit yang menutupi mata Langit. Nello juga merapikan selimut Langit yang sedikit berantakan. Nello tersenyum melihat adeknya yang terlelap dengan sangat tenang. Mata yang terpejam terlihat cukup sangat damai.

"Tidur boleh, tapi jangan lupa bangun ya dek" bisik Nello tepat di telinga sang adek. Arsat yang melihat interaksi Nello kepada Langit tersenyum sendu ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika keluarga Jevanello sampai ditinggalkan oleh Langit pasti sangat berat bagi mereka karena Langit sumber kebahagiaan keluarga Jevanello.

"Gimana dok keadaan nya?" Tanya Nello menatap dokter Arsat.

"Alhamdulillah cukup baik namun, masih agak anget badannya. Nanti tuan muda Langit juga sudah boleh dipindahkan ke ruang rawat"

"Syukurlah"

***

"Berani beraninya si sampah itu menipu putra ku" Kata Andreav penuh dengan kemarahan menatap tablet iPhone nya yang menampilkan berita tentang Jevanello yang tertipu oleh sahabat nya. Tangan Andreav terkepal kuat. Ayah mana yang tidak marah saat putranya di perlakukan seperti itu?!. Apalagi sekarang ini Jevanello putra bungsunya itu sedang berjuang untuk cucu nya yang sedang sekarat.

Jevanello berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Pikiran nya saat ini sangat kacau. Bahkan, keadaan nya saat ini mengatakan bahwa dirinya tidak baik-baik saja. Siapa yang akan baik-baik saja saat semua usaha nya lenyap begitu saja. Siapa yang akan baik-baik saja saat di khianati oleh sahabat sendiri hingga semua aset perusahaan nya kini semua direnggut olehnya. Sebenarnya Jevanello tidak perlu khawatir karena masih mempunyai Andreav, papahnya. Ya Jevanello bisa saja tinggal bilang ke papah nya untuk meminta bantuan dan tentunya Andreav dengan senang hati membantu sang putra. Namun, Jevanello tidak tipikal orang/ seorang anak yang segala nya akan bergantung pada kekayaan papahnya.

Apalagi saat ini ia adalah seorang daddy dari ke empat anaknya yang harus bisa menghandel segala nya. Dan harus berjuang buat keluarga nya. Jevan mempercepat langkah jenjangnya ke ruangan Langit. Saat ini tujuan satu satunya Jevan adalah ruangan Langit. Ya!! disaat terpuruk seperti ini, Jevan hanya ingin menenangkan diri nya dengan melihat putra bungsunya itu. Karena buatnya, Langit adalah sumber ketenangan buat Jevan. Sesampai nya di ruang rawat Langit, Jevan langsung memeluk tubuh putra bungsunya itu yang sedang duduk di pinggir ranjang dengan kaki bergelantung ke bawah.

"Mommy perasaan Langit nggak enak deh" ujar Langit yang duduk di tepi ranjang sambil kakinya di ayun ayun kan. Suzy berjalan mendekat ke arah Langit lalu mendekapnya.

Langit Jevanello S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang