"huft" Langit menghela nafas kesekian kalinya. Sekarang ini Langit berada di meja makan sembari menatap sekeliling rumah besarnya ini yang tampak sepi padahal ini masih pagi. Ya mengingat Kiandra kini sudah menikah dengan kekasihnya dulu yaitu Alin dan kini sudah mempunyai mansion sendiri. Kakak keduanya yaitu Kenzo yang sangat sibuk dengan bisnisnya semakin besar. Dan abangnya Nello yang kini sudah menjadi dokter dan tentunya sibuk dengan pasien pasien nya sampai sampai ia jarang pulang. Sedangkan daddy dan mommy juga sibuk kerja biasanya memilih pulang ke apartemen nya yang dekat dengan tempat kerja keduanya. Dan tinggal lah Langit kini sendirian dirumah yang sangat besar ini bersama para maid dan bodyguard nya. Langit tersenyum tipis jika mengingat kehangatan dan perhatian yang dulu ia dapat kan sekarang seakan sirna karena kesibukan masing-masing.
"Pak Bimo" panggil Langit pada Bimo sang bodyguard pribadi Langit. Ya Langit memilih Bimo menjadi sosok bodyguard dan teman baginya karena Bimo selalu ada buat Langit dan selalu berada di samping Langit.
"Iya tuan muda ada apa?" Tanya Bimo yang berada di samping Langit.
"Kak Ken kemarin gak pulang ya?"
"Tuan muda Kenzo kemarin pulang larut malam dan tadi pagi sekali udah berangkat karena katanya ada meeting" jawab Bimo jujur. Ada perasaan ngga tega dibenak Bimo karena ia tau pasti tuan muda nya Langit merasa sangat kesepian. Bahkan disaat Langit akan kembali ke asrama kedua orangtuanya tidak mengantarnya.
"Yaudah kita langsung berangkat ke asrama aja pak" Kata Langit lalu beranjak pergi keluar mansion mewahnya. Langit bersekolah di SMA Sejuta Harapan yang letaknya cukup jauh dari mansion mewahnya, sehingga ia tinggal di asrama bersama ketiga sahabatnya. Kalian pasti ingat kan ketiga sahabat Langit yaitu Arka, Vero, dan Miko. Awalnya Jevan dan Suzy tidak menyetujui nya namun, Langit tetap bersikeras ingin bersekolah disana bersama ketiga sahabatnya. Jevan dan Suzy pun pasrah dan menuruti keinginan Langit karena mereka tidak ingin melihat putra bungsunya itu bersedih.
"Tapi tuan, anda belum sarapan nanti bisa sakit" sembari berlari kecil mengejar Langit yang sudah keluar rumah. Tapi Langit tak menghiraukan teriakan Bimo.
☘️~☘️
Sesampai di asrama, Langit disambut baik oleh kedua sahabatnya. Kedua sahabatnya kemarin tidak pulang ke rumah padahal kemarin hari libur tapi mereka memilih tetap berada di asrama. Berbeda dengan Langit dan Miko yang setiap libur sekolah, ia pasti akan dijemput untuk pulang kerumah.
"Gimana liburannya seru?" Tanya Arka yang berada di samping Langit.
Langit menggeleng lemah "Mereka sibuk sendiri" ujarnya lirih.
"Udah gausah sedih, mendingan sini gue bikinin Lo sarapan pasti lo belum sarapan kan" Kata Vero menghampiri Langit. Vero tadi di beritahu sama Bimo sebelum Bimo pulang bahwa Langit belum sarapan pagi dan Bimo meminta tolong pada Vero untuk membujuk Langit supaya mau makan supaya tidak sakit.
Tapi yang didapatkan Vero hanya gelengan Langit. Penolakan dari Langit. Mood Langit sangat buruk. Karena ia kemarin saat pulang ingin sekali menghabiskan waktunya bersama dengan keluarganya namun yang ia dapatkan malah sendirian di rumah tanpa ada satupun keluarga yang meluangkan waktu buat dirinya.
Langit beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju kamarnya dengan wajah lesu. Sedangkan Arka dan Vero saling bertukar pandang dan menghela nafas. Mereka tahu bahwa Langit sedang kecewa kalau sudah begini pasti sulit dibujuknya.
Langit berbaring ditempat tidurnya, ia menatap langit langit kamarnya dengan tatapan kosong. Sejujurnya ia sangat merindukan mommy dan daddy nya, tapi ia enggan untuk menghubungi nya. Mereka pasti tidak merindukan dirinya karena sudah beberapa hari ini tidak pernah menghubungi Langit. Bahkan saat kemarin Langit pulang kedua orangtuanya malah memilih menginap di apartemen dibanding pulang dan bertemu dengan Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Jevanello S2
Novela JuvenilWARNING!! Baca dulu season 1 nya dulu biar nyambung!! Menceritakan seorang remaja yang bernama Langit Jevanello yang harus menghadapi hari-hari nya yang sedikit berbeda dari tahun yang lalu. Entahlah Langit bingung apakah ia harus bahagia atau mala...
