Lembaran 11🌺

1.2K 144 4
                                        

Jangan lupa vote dan komen 💚
*
*
*
Happy reading

Jevanello tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang ini yang ada di hadapannya saat ini juga. Sahabat seperjuangan dulu, dan sempat menjadi rivalnya akhir akhir ini. Michael ya saat ini Jevanello berada di ruangan Michael.

Saat hendak ingin meminta maaf kepada Jevanello sahabat nya, Michael mengalami kecelakaan tragis membuatnya ia mati otak. Namun, sebelum kejadian itu, Michael sempat menulis sebuah surat terakhir untuk Jevanello.

To. Jevanello

Maafkan aku.... hanya itu yang bisa aku katakan sekarang ini. Gara gara aku persahabatan kita yang kita jalin sedari dulu hancur dalam sekejap karena keserakahan ku.

Jevanello...aku harap kamu mau memaafkan semua kesalahanku. Dan aku ingin jujur pada kamu kalau sebenarnya yang meracuni putra bungsumu adalah aku. Ya!! Aku Michael sahabat mu.

Namun aku menyesal dengan apa yang aku lakukan! Aku sungguh menyesal!!. Aku tidak mengetahui jika hidup mu tidak sebahagia yang aku lihat. Aku sebagai seorang sahabat telah gagal menjadi sahabat yang baik untuk mu.

Dan aku sangat menyesal saat baru mengetahui bahwa putra bungsu mu mengidap kanker darah dan dengan tega nya aku meracuni putra mu dan membuat putra mu kehilangan satu ginjal nya. Menambah penderitaan nya.

Untuk menebus semua kesalahanku, aku ingin mendonorkan dua ginjal ku untuk putra mu. Mungkin... hanya dengan ini tidak bisa membuat kamu memaafkan semua kesalahanku. Aku tahu itu. Dan aku tidak memaksa untuk kamu memaafkan aku.

Jevanello semoga dikehidupan nanti kelak kita menjadi sahabat lagi. Dan aku tidak akan menyia-nyiakan nya lagi.

Michael

Air mata Jevanello mengalir sangat deras saat membaca surat kotor yang di temukan Arsat di saku kemeja yang di kenakan Michael di saat terakhir nya. Jevanello sudah mengetahui jika Arsat adalah putra Michael, sahabat nya.

"Kenapa kamu membuat dirimu sengsara seperti ini Michael?? Kenapa?!" Kata Jevanello dengan penekanan di akhir kalimat nya.

"Aku sudah memaafkan mu sebelum kamu meminta maaf. Jadi ayo bangun Michael jangan tidur aja seperti ini" Kata Jevanello kepada Michael yang sudah terbaring kaku tak bernyawa. Arsat mengepalkan tangannya ia menyesal karena ia belum sempat meminta maaf kepada papah nya. Dan sekarang papah nya sudah tidak bernyawa lagi.

~Langit Jevanello~

Kini semua anggota keluarga Jevanello tengah menunggu anggota bungsu mereka yang sedang berjuang didalam ruangan operasi. Suzy dan Jevanello tak henti hentinya merapalkan doa'untuk putra bungsunya.

"Akhirnya anak mommy sadar juga....mau minum nak?" Langit mengangguk jujur ia merasa tenggorokan nya sangat kering. Suzy membantu Langit minum dengan sedotan.

"Ada yang sakit dek?" Tanya Jevan menghampiri Langit yang berada di ranjang pesakit. Langit menggeleng sebagai jawaban. Karena ia belum kuat apa-apa sekedar ngomong aja tenggorokannya terasa sakit.

Jevanello mengelus surai tipis Langit

"Adek tidur lagi aja istirahat biar nanti lebih seger" Tak lama kemudian, kelopak mata Langit menutup dengan dengkuran halus.

Suzy merapikan selimut Langit dan menata selang infus Langit supaya tidak ketarik.

~Langit Jevanello~

"Adek mau ya melakukan kemoterapi lagi" Ujar Kiandra membujuk Langit adek bungsunya.

"Buat apa sih kak? Kemoterapi tidak membuat Langit sembuh. Kemoterapi hanya menunda kematian Langit kak" balas Langit menolak dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Ngomong apasih dek kakak nggak suka adek ngomong gitu" Ujar Kenzo.

"Bener kan kak yang Langit bilang? Asal kakak tahu ya kemoterapi rasanya sakit kak hiks sakit banget hiks Lang.... Langit hiks nggak kuat mengulang nya" tangis Langit pecah saat itu juga.

Kiandra mendekap tubuh Langit. Tubuh adeknya itu bergetar di dalam dekapannya. Kiandra tak kuasa menahan tangisnya sungguh ia sakit hati berada dalam fase seperti ini. Dimana ia menjadi kakak yang tidak berguna sama sekali. Karena ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk Langit adeknya. Tak lama kemudian, Kenzo ikut memeluk keduanya hati Kenzo sakit mendengar penuturan adeknya yang terlihat sangat lelah dan tidak sanggup.

Tanpa mereka sadari, ada sepasang suami istri yang menangis dalam diam saat mendengar perdebatan dari putra putranya. Hati Suzy sakit seperti tertusuk ribuan pisau saat mendengar pengakuan putra bungsunya.

"Bener kan kak yang Langit bilang? Asal kakak tahu ya kemoterapi rasanya sakit kak hiks sakit banget hiks Lang.... Langit hiks nggak kuat mengulang nya"

Putranya sudah sangat lelah dengan semua nya. Disaat mereka menginginkan kesembuhan untuk putranya, disaat itu juga mereka harus memilih antara mengikhlaskan atau berjuang sekali lagi dengan penderitaan belum tentu membuahkan hasil yang manis.

TBC

Terimakasih buat kalian yang sudah Vote dan Komen:")

See you

Langit Jevanello S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang