Lembaran 3🌺

1.5K 187 28
                                        


| Another Day🎶 |

*
*
|Wattpad trailer Langit Jevanello|

Gimana bagus nggak??? Puas nggak sama videonya??

Maaf ya kalau jelek 😸🙏

Happy reading 💚

Jangan lupa vote dan komen!!!








Sebagai manusia, kita hanya bisa menjalani garis takdir kita yang sudah dirancang sebaik mungkin oleh yang maha kuasa pemilik semuanya. Seperti halnya kini, Langit ikhlas menerima semua cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Kini Langit tengah duduk dikursi yang ada di balkon kamarnya menatap ke atas yang menampakkan langit yang tengah mendung. Ya Langit sudah pulang ke mansion nya tiga hari yang lalu setelah keadaan nya dinyatakan membaik.

"Dek masuk! sebentar lagi mau hujan loh" Titah Jevanello sang daddy. Tadi Jevanello hendak memeriksa keadaan putra bungsunya itu dan saat tiba di kamar, Jevan melihat putranya itu termenung di balkon kamarnya sembari menatap Langit dan akhirnya Jevan menghampiri Langit.

"Bentar.. anginnya seger dad" jawab Langit memejamkan matanya menikmati sepoi sepoi angin sore yang menerpa wajahnya. Jevan menghela nafas, lalu tangannya mulai mengusap lembut kepala Langit, putra bungsunya.

"Udah yuk masuk udaranya dingin nanti kamu sakit". Langit mengangguk lalu berdiri dan melangkahkan kakinya kedalam kamarnya diikuti Jevanello. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seseorang yang tengah memperhatikan gerak gerik mereka berdua dari kejauhan.

"Kak Ken sama abang belum pulang ya dad?" Tanya Langit dengan tatapan berharap. Mengingat kemarin kakak dan abangnya itu berjanji akan pulang cepat supaya malamnya bisa mengajak Langit jalan jalan. Karena sejujurnya Langit juga sangat merindukan waktu bersama kakak dan abangnya.

"Udah jangan sedih gitu bentar lagi pulang kok, yuk kebawah nyamperin mommy" Langit hanya mengangguk sebagai jawaban. Lantas mereka berdua beranjak ke lantai satu.

Kini Jevan, Suzy, dan Langit tengah bersantai di ruang keluarga sambil menikmati brownies coklat yang dibikin Suzy khusus buat putra bungsunya. Ada rasa penyesalan dibenak Jevan dan Suzy karena pernah lalai dalam menjaga Langit putra bungsu mereka.

"Oh ya katanya kak Ken sama abang mau pulang sebelum malam tapi ini malah udah jam 19.00 kok belum pulang" ujar Langit dengan nada agak sedih. Suzy menghela nafas lalu ia mengelus surai tipis Langit.

"Mungkin kakak sama abangnya ada urusan mendadak sampai lupa ngabarin adek kalau nggak jadi pergi" jelas Suzy dengan rasa nggak tega terhadap putra bungsunya.

"Ah kak Ken sama abang pembohong!!" Kata Langit kecewa lalu ia segera berlari menuju kamarnya.

"Dek jangan lari!!!" teriak Jevan khawatir tapi tak digubris oleh Langit.

"Gimana ini mas adek ngambek kan" Ujar Suzy yang udak ketar ketir karena jika putra bungsunya itu udah ngambek sulit dibujuknya dan berakibat sakit.

"Biarin aja dulu mungkin emang adek lagi kecewa kita kasih ruang waktu sendiri nanti kita bujuk" Suzy mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di pundak Jevanello sang suami.

Disisi lain, kini Langit berada di kamarnya. Langit berbaring di tempat tidur menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia benar-benar kecewa sekarang. Padahal sedari tadi Langit sudah membayangkan betapa menyenangkannya nanti saat jalan jalan bareng sama kakak dan abang nya. Tapi, malah mereka berdua sibuk dan melupakan janji yang mereka buat. Langit menggigit ujung bibirnya menahan isak tangisnya. Kenapa abangnya setega ini padanya??. Saat Langit sibuk memikirkan tentang mengapa dan mengapa, tiba-tiba Langit merasakan hidungnya mengeluarkan sesuatu. Dan saat Langit menyentuhnya, betapa terkejutnya saat mengetahui bahwa yang keluar dari hidungnya adalah darah.

Langit Jevanello S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang