Lembaran 9🌺

1K 152 17
                                        

"Sayang... mommy mau tanya sama adek boleh?" Tanya Suzy sembari mengelus surai tipis Langit yang berada di pangkuan nya.

"Boleh dong mom" mendongak menatap wajah sang mommy.

"Adek mau nggak melakukan kemoterapi lagi?" Tanya Suzy lagi dengan perasaan ragu dan takut yang mendominasi. Langit terdiam, ia bingung harus menjawab bagaimana.

"Adek....nggak mau ya" Lanjut Suzy

"Adek bukannya nggak mau mommy tapi rasanya sakittttt banget Langit nggak kuat" Suzy mengangguk mengerti. Suzy mati matian menahan air matanya supaya tidak keluar. Hati Suzy sakit mendengar jawaban putranya betapa putranya itu sangat menderita dari dulu dan selalu berperang dengan rasa sakitnya.

"Sekarang adek tidur ya udah malem dek" Suzy mengangkat kepala Langit dan memindahkan dari pahanya ke bantal Langit.

"Mommy tolong elus-elus dulu punggung Langit ya" pinta Langit.

Suzy tersenyum "iya mommy bakal elus-elus punggung adek biar sakitnya hilang" Langit tersenyum sembari mengangguk sebagai jawaban. Lalu ia menghadap membelakangi Suzy, sang mommy. Tangan Suzy lantas masuk ke dalam selimut dan mulai mengusap punggung Langit. Tak lama kemudian, Suzy mendengar dengkuran halus yang berasal dari Langit yang bertanda putranya itu sudah berkelana di alam mimpi nya.

'Cup'

"Mommy menyayangi mu sayang"

Ujar Suzy lalu ia beranjak keluar kamar Langit.

Suzy memasuki kamarnya, lalu ia menutup pintu kamarnya. Tubuh Suzy luruh kelantai yang begitu terasa dingin. Suzy menangis sejadi jadinya. Hatinya sakit melihat putranya dari kecil selalu kesakitan. Hati ibu mana yang tidak sakit melihat putranya sakit parah dan nyawa yang menjadi taruhannya.

"Hiks Ya Allah... kenapa harus putraku yang mengalami ini semua?? Kenapa??!"

Suzy ingin putranya bisa sembuh. Suzy juga ingin melihat putra bungsunya itu selalu ceria tanpa adanya rasa sakit di fisiknya. Apakah ada keajaiban dunia yang berpihak pada putranya?? Suzy sangat mengharapkan itu untuk kesembuhan sang putra.

"Sel kanker adek bertumbuh sangat cepat berbeda dengan tahun yang lalu. Dan tubuh adek saat ini sangat lemah hal yang mungkin bisa kita lakukan saat ini adalah hanyalah kemoterapi"

Perkataan Nello terngiang ngiang di telinga Suzy. Tentu saja Suzy ingin putranya melakukan kemoterapi siapa tahu dengan itu Langit bisa sembuh. Namun, jika mengingat perkataan Langit putra bungsunya itu katakan tadi, membuat Suzy tidak boleh egois.

"Adek bukannya nggak mau mommy tapi rasanya sakittttt banget Langit nggak kuat"

Kenyataan bahwa putranya tidak bisa menahan rasa sakit nya kemoterapi lagi.

Suzy bangun dari posisinya, ia melangkahkan kakinya menuju sebuah almari besarnya. Lalu ia mencari buku tabungan nya. Setelah ketemu, Suzy mengecek isinya. Suzy menitikkan air matanya kembali setelah mengetahui isinya. Ternyata, uang tabungannya hanya tinggal sedikit. Rasanya sangat berat, Suzy sudah di uji dengan penyakit yang bersarang di tubuh putra kecilnya. Sekarang, ia di uji dengan keuangan yang begitu menipis karena suaminya yang ditipu oleh sahabat nya sendiri.

Suzy takut, jika kedepannya tidak bisa memberikan perawatan yang terbaik bagi Langit, putra bungsunya. Bahkan, mansion sekarang yang ia tempati adalah pemberian dari Andreav. Awalnya Jevan menolak karena tidak mau merepotkan namun, Andreav meyakinkan putranya dan akhirnya di terima oleh Jevanello.

Dan saat ini, Jevanello suaminya itu sedang sibuk berkutat dengan pekerjaannya yang akan merilis perusahaan barunya dibantu oleh Kiandra, putra sulungnya serta Andreav sang ayah. Dan juga Mahendra dan Siwon yang juga ikut andil membantu nya. Suzy bersyukur ia memiliki saudara yang begitu mensuport keluarga nya. Bahkan Jevanello tidak pulang berhari hari karena sibuk.

~ Langit Jevanello ~

Langit terbangun dari tidurnya saat merasakan perutnya yang terasa sakit yang memaksa Langit untuk mengeluarkan isi perutnya. Langit berlari ke kamar mandi sambil menutup mulutnya dengan tangannya dan tangan satunya lagi ia gunakan untuk memegangi perutnya.

"Hoekk...hoekk...uhukk...hoekk" Langit berdiri bertumpu pada wastafel sungguh badannya terasa lemas belum lagi kepala terasa sakit. Dan juga perutnya yang masih terasa mual.

"Hoekk...argh...hoekk..uhukk..uhukk" Langit memuntahkan semua isi perutnya.

"ssss...ssa..kit banget...hoekkk" Mata Langit terbelalak saat mengetahui apa yang ia keluarkan barusan adalah darah. Ya!! Langit muntah darah.

Tubuh Langit luruh diatas dinginnya lantai kamar mandi. Kepalanya terasa sakit sekali dan juga badannya sangat lemas. Sekedar berdiri saja Langit tidak kuat. Langit mengesot untuk menuju tempat tidur nya. Ingin sekali Langit menangis sangat keras untuk memberi tahu kepada dunia bahwa yang ia rasakan saat ini sangat sangatlah sakit yang menyiksa.

Langit meringkuk di atas tempat tidurnya sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya.

"Ya Allah ini sssakit....ba..nget" Tak terasa Langit menitikkan liquid bening nya. Sungguh Langit merasakan titik tersakitnya akibat penyakitnya.

Tes

Tes

Tes

Langit membiarkan darah yang mengalir dari hidungnya mengotori seprai serta bajunya. Baju Langit juga basah akibat keringat dingin nya.

"Argh...Langit... nggak....kuat hiks...ini..hiks...terla..lu...sssa...kit.." Erang Langit kesakitan. Langit menangis. Ia bahkan tidak pernah sehari saja tidak merasakan sakit akibat penyakit yang bersarang di tubuhnya. Malam ini adalah saksi bahwa Langit merasakan titik tersakitnya. Dan juga penderitaan nya.

TBC

Jangan lupa VotMen :")

Terimakasih buat kalian yang sudah mendukung cerita ini dan mau Vote dan Komen. Semoga Kalian sehat selalu 💚

See you





Langit Jevanello S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang