WARNING!! Baca dulu season 1 nya dulu biar nyambung!!
Menceritakan seorang remaja yang bernama Langit Jevanello yang harus menghadapi hari-hari nya yang sedikit berbeda dari tahun yang lalu.
Entahlah Langit bingung apakah ia harus bahagia atau mala...
Jangan lupa vote dan komen ya 💚 * * * Budayakan menghargai karya orang!! * * Recommendasi song kamu dan segala kenangan~Maudy Ayunda a
Happy reading 💚
Kondisi Langit siang ini menurun drastis. Padahal tadi pagi Langit sudah melakukan kemoterapi, itu karena bujukan dari Jevanello, sang daddy hingga Langit mau menjalani nya. Namun, tidak berefek sama sekali di tubuh Langit.
Kini Langit berada di pelukan Suzy, sang mommy. Langit mengerang kesakitan terus sedari tadi. Suzy mencoba menenangkan Langit. Tapi, Suzy merasa ada yang aneh dengan pelukan yang ia rasakan ini. Suzy sangat enggan melepas pelukannya, seperti pelukannya ini terhadap sang putra adalah pelukan terakhirnya kepada putra bungsunya.
"Mommy....sssakit" erang Langit yang merasakan semua badannya terasa sangat teramat sakit.
"Iya mommy tahu sayang" Balas Suzy mengusap punggung Langit. Bukannya Suzy tidak mau memanggil dokter namun, dokter sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi karena penyakit Langit yang sudah menyebar ke organ organ lainnya.
"Ini menyakitkan mom..my...hiks" tangis Langit pecah. Sungguh ini menyakitkan bagi Langit. Sedangkan Jevanello memijat kepala Langit berharap dapat mengurangi rasa sakit Langit, putra nya. Dan Suzy mati matian menahan tangisnya.
"Maafin mommy ya sayang tidak bisa berbuat apa-apa untuk kamu nak"
"Langit....ca..pek" lirih Langit ia sudah berada di titik tersakitnya dan ia tidak bisa menahan nya lagi.
"Adek capek sayang tidur ya"
"Nanti kalau adek...udah tidur jangan dibangunin lagi ya" pinta Langit. Hati Jevanello dan Suzy mencelos saat mendengar permintaan Langit, putra bungsunya.
"I...iya mommy....nggak akan banguninnya adek lagi" balas Suzy menahan Isak tangisnya mati-matian. Hati ibu mana yang kuat saat mengetahui bahwa putranya kini di ambang kematian. Sedangkan di sisi lain, Kiandra, Kenzo dan Nello menangis dalam diam dan menyimak percakapan antara adeknya dan kedua orangtuanya.
"Mommy...daddy... kakak...Abang...adek tidur dulu ya....adek sayang kalian" Selesai kalimat itu terucap dari mulut Langit, dan saat itu juga mata Langit terpejam erat dan tidak akan pernah terbuka lagi. Bertanda Langit telah melepas semua rasa sakitnya.
Suzy mengeratkan pelukannya saat merasakan bahwa tubuh putranya sudah bertumpu padanya seutuhnya. Suzy memejamkan matanya, ia menangis sejadi jadinya. Tak lama kemudian, Jevanello mengambil tubuh putranya dan menidurkan nya dengan baik. Jevanello memandangi wajah pucat Langit. Dan mengusap lembut pipi Langit yang sudah terasa dingin.
"Jagoan Daddy tidur yang nyenyak yah....sering-seringlah datang ke mimpi daddy karena daddy pasti selalu merindukan adek hiks" Ujar Jevanello mengusap lembut pipi Langit. Dengan air mata yang terus mengalir dari mata Jevanello.
"Daddy menyayangi mu son"
Suzy diam melihat Jevanello sang suami yang sedang berbicara kepada putra bungsunya. Rasanya Suzy sudah tidak bisa menangis lagi karena ini terlalu menyakitkan. Kini, tidak ada yang namanya Langit yang akan bertingkah manja kepada nya.
"Anak mommy sudah nggak merasa sakit lagi ya kan. Mommy ikhlas nak mommy ikhlas melepas adek" Ujar Suzy dengan berat hati, lalu ia mencium kening Langit untuk yang terakhir kalinya.
Lalu, Kiandra, Kenzo serta Nello mendekat ke ranjang Langit. Lalu mereka memeluk tubuh kaku adek bungsunya itu. Adek yang selalu manja dan banyak tingkah kepada mereka. Dan kini.... adeknya telah terbang tinggi dan tidak tergapai.
~Langit Jevanello~
Setelah melaksanakan pemakaman Langit, Suzy memasuki kamar putra bungsunya. Suzy menangis meraung memanggil nama putra bungsunya. Setiap orang tua pasti punya keinginan melihat anak-anak nya tumbuh hingga dewasa dan mempunyai seorang anak. Dan orang tua pasti tidak menginginkan anaknya pergi terlebih dahulu sebelum dirinya.
Jevanello menghampiri sang istri, lalu Jevanello memeluk tubuh Suzy, menyalurkan kekuatan padahal ia sendiri sedang terpuruk.
Suzy berdiri dan berjalan menuju meja belajar Langit, putra bungsunya. Suzy mengambil sebuah kertas yang berada di atas meja belajar Langit. Lalu ia membuka dan mulai membacanya.
Takdir....
Hay takdir kenapa kamu begitu kejam sama aku. Tahu nggak?? aku ingin sekali marah kepadamu. Karena yang aku inginkan mendapatkan takdir yang begitu indah, sehingga dapat membahagiakan orang terdekat ku. Terutama mommy and Daddy.
Langit merasa gagal karena sering membuat mommy and daddy selalu menangis karena Langit. Ingin rasanya tinggal lebih lama lagi. Namun, Langit sangat kesakitan dan tersiksa dengan penyakit yang bersarang di tubuh Langit.
Mommy....daddy jika suatu hari nanti Langit pergi....kalian Jangan pernah bersedih ya! Karena Langit akan selalu berada di hati kalian.
Mommy sama daddy tahu nggak?? menjadi putra dari kalian adalah hadiah terindah yang Tuhan berikan kepada Langit. Langit seneng banget karena terlahir dari seorang wanita yang kuat seperti mommy Suzy. Dan daddy yang superhero seperti daddy Jevan. Langit menyayangi kalian. Sayangggg banget. Hingga kadang Langit sulit untuk meninggalkan kalian. Ah malah jadi mellow gini hehehe.
Untuk daddy... mommy serta kakak dan abang jaga diri kalian baik-baik ya. Dan Jangan pernah lupakan Langit ya. Jika kalian rindu dengan Langit, kalian bisa ke makam Langit dan kirimkan doa ya. Langit sayang kalian semua 💚.
I love you mommy and daddy and brother.
"Adek udah membanggakan mommy sama daddy hiks"
"Dan adek lah kado terindah yang titipkan oleh Allah kepada kami"
Suzy memeluk kertas itu dengan tangisan. Jevanello juga yang ikut membaca mengalirkan lagi air matanya.
Suzy memandangi foto Langit, putra bungsunya yang tengah tersenyum. Suzy tersenyum, setidaknya ia sudah merawat putranya sebaik mungkin hingga ia tidak merasakan menyesal apapun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mommy menyayangi mu nak. Sayangggg bangettt sama adek. Langit Jevanello"
Mungkin, mengikhlaskan seseorang yang sangat berharga bagi kita itu sangat sulit dan menyakitkan. Namun, sesulit apapun jika kita berusaha.... InsyaAllah kita bisa menerimanya dengan lapang dada.
End
Asli aku nangis kejer saat nulis part ini. Ya ampun sedih banget kehilangan Langit😭berasa banget gitu.