3. Armadillo

257 115 64
                                    

Semua manusia itu sejajar. Kalo lo diinjak-injak, lawan!

Kaudia Eva Dinata
by author

━━━━━━━ ◩◪ ━━━━━━━






Bel pertanda waktu istirahat berbunyi nyaring di gedung Armadillo.

Suaranya terdengar di setiap lorong dan koridor. Aktivitas di kelas pun seketika terhenti.

"Oke waktu Ibu sudah habis," ucap seorang guru yang mengajar di kelas XI IPA 3. "Ibu akhiri, ya. Selamat beristirahat."

"Iya, Bu." jawab seisi kelas dan mereka langsung berdiri dari kursi.

Begitu guru tersebut berjalan menuju pintu, mereka membungkuk hormat sebagai tanda terimakasih.

"Kita ke kantin, yuk!" ajak Aora setelah guru itu keluar dari kelas.

"Gua mau ke toilet dulu." Kaudia Eva Dinata atau yang biasa dipanggil Eva, menaruh satu kaki di kursi sementara dia membungkuk untuk merapikan tali sepatunya. "Mau ambil kartu ATM."

"Kartu ATMnya kamu taruh di toilet?" tanya Aora dengan tampang terkejut.

"Yoi, ketinggalan."

"Nanti kalo dicolong anak-anak gimana?"

"Bikin lagi," jawab Eva santai.

Aora menghela nafas dan menggelengkan kepala beberapa kali.

"Anak orang kaya mah bebas, ya. Naruh ATM udah kayak naruh upil di bawah meja." komentar Aora memandang teman sebangkunya itu sambil tersenyum hambar.

"Bagi orang kaya apa aja gampang," balas Eva. "Yang susah itu naruh nama kita di hati dia."

Sekali lagi Aora dibuat melongo oleh ucapan sahabatnya ini.

"Dah, ya. Gua mau ke loker dulu. Lo pergi aja duluan ke kantin, ntar gua nyusul." kata Eva sembari berjalan keluar kelas.

Anak-anak di kelas pun satu per satu beranjak menuju pintu.

Aora melambaikan tangannya pada Eva. Lalu ia membuka tasnya untuk mengambil sejumput uang beserta ponsel.

Setelah itu, ia pergi keluar, sempat dilirik sinis oleh beberapa anak yang tersisa di kelas.

Aora berjalan di tengah murid-murid yang tampaknya hendak menuju ke kantin juga.

Namun baru dua menit berjalan tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang yang membuatnya keluar dari arus murid-murid tersebut dan ia pun terbawa ke dalam lorong yang sepi.

"Lepasin!"

"Diem lo!" bentak gadis yang terus menariknya ke dalam lorong itu.

Gadis itu membawa Aora berbelok lalu melemparnya ke lantai.

"Akh!" erang Aora, menepuk-nepuk lututnya yang sakit tergesek keramik. "Apa sih?"

"Apa sih, apa sih." ulang Velin di depannya, melipat lengan di dada. "Gue mau lo klarifikasi."

"Klarifikasi apa?" bingung Aora mendongak menatap Velin. "Emangnya aku abis bikin ulah sama netizen?"

I AM GROSS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang