7. Kuyang Bule

162 100 117
                                    

❝Cowok tidak bisa menjaga matanya, tapi bisa menjaga mulutnya. Sedangkan cewe bisa menjaga matanya, tapi tidak dengan mulutnya.❞

Andrian Pradipto
by Andrian Pradipto

━━━━━━━ ◩◪ ━━━━━━━


















Tepat pukul sembilan malam Han sampai di rumah Rian yang, diluar dugaannya, sangat besar nan mewah meski menurutnya masih lebih elit dan bergengsi rumah miliknya (alias rumah ayahnya).

Sepuluh menit terpakai ketika Rian mengajak Han mengitari rumahnya. Satu hal yang baru Han ketahui tentang sifat Rian selain sifat konyolnya ialah, betapa Rian sangat suka pamer kepada orang lain.

Han harus berdecak berkali-kali setiap Rian memaksa bahkan mendesaknya untuk melihat kekayaan keluarganya.

"Gua juga punya kek gitu di rumah," cetus Han ketika Rian menunjukkannya sebuah jam dinding bergaya klasik sambil mendeskripsikannya kalau bingkai jam tersebut berbahan mutiara.

Lalu menit kemudian Rian mengajak Han bermain catur di kamarnya. Sampai jam digital di kamar itu menunjukan pukul 9.37 PM.

"Gua menang," ucap Han seraya memukul papan catur membuat bidak-bidak Rian berjatuhan.

"Ga, ga. Ga bisa terima gue. Ulang lagi ayok!" pinta Rian tak mau mengaku kalah.

"Ck, males." kata Han. "Kita udah ngulang lima kali dan lo kalah terus."

"Kemenangan tidak bisa didapatkan hanya dengan satu kali usaha. Gue mau ulang terus sampe gue menang!" tegas Rian.

"Bacot doang lo. Kalo emang ga jago ya udah. Ganti aja dah main apa kek. Gua juga bosen kalo lawan gua kalah terus," sungut Han.

"Tai lo," gerutu Rian. Ekspresi wajahnya campuran antara sedih dan tidak terima.

"Ibu lo masak?" tanya Han.

"Pertanyaan macam apa ini. Ya bunda gue masak lah, dia ga akan membiarkan anaknya kelaparan." jawab Rian mengernyitkan kening bingung dengan pertanyaan Han.

"Gua kira ibu lo jarang masak. Soalnya lo kurus bet kek belalang sembah," celetuk Han.

"Anjir." Rian kaget. "Salah gue apa ya? Lo daritadi nge-roasting gue mulu."

"Biar lo introspeksi diri," ucap Han.

"Anjir... gue kurus kurus kek gini kalo mukul lo bisa bikin pala lo benjol ini," cetus Rian sembari mengangkat tinjunya. "Jangan maen maen..."

Han menyeringai. "Palingan gua smackdown juga langsung K.O lo."

"Ya serah lo dah." Rian mengalah.

"Adu nasib yok," ajak Han. "Gua gabut nih."

"Lawak," kata Rian. "Random amat dah kelakuan lo."

"O ya?"

"Perasaan pas pertama kali kita ketemu lo ga setolol ini," ujar Rian.

Pada akhirnya, mereka berdua kembali bermain catur.

"Lo ga bisa menilai karakter seseorang hanya dari satu kali pertemuan," pungkas Han menggerakkan pionnya.

"Eh iya gue mau cerita," kata Rian tiba-tiba selagi menggerakkan kuda caturnya. "Lo tau ga—"

"Ga," jawab Han secepatnya.

"Sebenarnya gue dulu nolep. Eh ralat. Sekarang juga nolep," ungkap Rian. "Inget pas lo masuk ke ruang seni dan ketemu sama gue disitu?"

I AM GROSS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang