4. Idol Baru

183 106 21
                                    

Waras lo semua, anjing?!

• ◩◪ •















































Han terpaku di depan mejanya sendiri.

Terdapat banyak kado, bingkisan, amplop surat, kertas pink berbentuk hati, cokelat, serta kotak makanan di meja tersebut.

Saking banyaknya, barang-barang ini sampai ada yang berceceran di lantai.

Sementara itu, di luar kelas, puluhan siswi asik memerhatikannya dari pintu dan jendela sambil menjerit girang dan mengangkat ponsel.

cekrek! cekrek!

"HAN, SELAMAT, YA!"

"AAA GANTENG BANGET JODOH GUE."

"CONGRATS!"

"GUE NGE-FANS SAMA LO, HAN!"

Selain para gadis itu, anak-anak yang berada di kelas pun ikut memerhatikannya dengan pandangan awkward.

Membuat Han semakin kikuk, bingung harus bereaksi bagaimana.

"Minggir, minggir, woy!"

Han mendengar suara Rian di luar.

"Minggir gue mau lewat. Lagi pada demo apa gimana sih, rame amat."

Beberapa detik kemudian Rian muncul dari gerombolan anak-anak yang berdiri di depan pintu.

Dia menerobos masuk ke kelas sambil menggerutu. Satu lengan tasnya terlepas dari pundaknya.

"Rame banget di luar?" tanya Han. Rian menghampirinya.

"Iya," jawab Rian dengan nada agak nyolot. "Kenapa sih? Dari kemarin mereka heboh banget sama lo."

Han mengangkat bahu, menunjuk barang-barang di meja. Rian pun melihatnya.

"Eh, wait." Tiba-tiba dahinya terlipat. "Kok?"

Dia menoleh ke para siswi yang menjerit di luar, lalu memandang Han, melihat kado-kado di meja, dan kembali menatap Han.

"Lo!" serunya tiba-tiba, menunjuk muka Han.

Han mengangkat alis. "Apa?"

"Gue tau ini kenapa," sahut Rian menyeringai. "Sini ikut gue!" Tanpa aba-aba dia menarik Han.

"Anjir!" Han dibawa begitu saja keluar kelas, dimana mereka melewati para siswi yang, baru ia sadari, begitu banyaknya berbaris memanjang memberinya jalan.

Han merasa seperti artis sekarang.

Tiap langkah siswi-siswi di kanan kirinya menyapa dan memujinya dengan riuh. Tak lupa dengan ponsel yang selalu siap memotretnya.

Sayangnya, tak ada karpet merah untuk melengkapi kejadian epic ini.

"Selamat ya, Han."

"Jangan lupa buka kado dari aku!"

"Lo dewa goodlooking darimana sih, Han?"

"Beh cakep bet tuh muka."

Han meneguk ludah. Ia sangat kaget diperlakukan seperti ini.

Untuk menghargai mereka, ia tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan ramah.

Namun, itu malah membuat mereka berteriak lebih histeris.

I AM GROSS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang