❝Andai luka adalah pelangi, andai luka adalah kebahagiaan, andai luka adalah keindahan. Mungkin aku tak perlu susah payah mencari cara untuk bahagia.❞
Aora Visces Aquela
by author━━━━━━━ ◩◪ ━━━━━━━
Tepat pagi hari, dengan ceria dan semangat empatlima, Aora datang ke kelas XI IPA 1. Ia ingin memberikan kertas puisi dan bekal kepada Han.
Sebuah bento-box berwarna hitam dengan stiker di atas penutupnya (stiker itu sebagai perekat kertas puisi), dipegang Aora dengan hati-hati.
Aora bahkan rela menolak untuk bonceng Eva, ia memilih berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.
Karena ia takut jika menggunakan motor, makanan yang sudah dihiasinya dengan susah payah ini bisa hancur berantakan.
Semua itu ia lakukan demi makanan ini masih dalam kondisi utuh saat sampai di tangan Han.
Meski Aora tahu, banyak gadis-gadis lain yang memberikan kado atau apapun itu pada Han yang mungkin lebih mewah, tetapi Aora tak mau kalah dengan mereka.
Di depan pintu kelas, Aora menghela napas beberapa kali, mengatur kegugupannya.
Setelah mengembangkan senyum, ia melangkahkan kaki ke dalam kelas tersebut.
"Permisi." Suara Aora membuat semua orang yang ada di kelas, termasuk Han, memerhatikannya.
Senyum Aora sedikit memudar.
Han sedang duduk, dengan dikelilingi cewek-cewek genit yang saling berdekatan dengannya, bahkan ada yang mengalungkan lengan ke lehernya.
Aora meneguk salivanya, terguncang melihat pemandangan ini. Ditambah gaya duduk Han yang bersender ke punggung kursi sambil melebarkan kakinya, seakan-akan laki-laki itu menikmati adegan ini.
"Ngapain lo ke sini?" Belum sempat Aora bicara, Han terlebih dahulu melontarkan pertanyaan.
"Aku mau kasih kamu ini," jawab Aora sambil menunjukkan bento-boxnya.
Ia maju beberapa langkah agar lebih dekat dengan Han. Gadis-gadis di sisi Han melempar pandang mencela padanya.
Han melirik kotak makanan Aora dengan tak tertarik.
"Itu apa?" tanyanya.
Aora tersenyum. "Ambil dulu terus buka. Nanti kamu tau apa isinya."
"Lo mau ngebunuh temen gue?" celetuk Rian. Alin yang duduk di sampingnya, memandangnya dengan bingung.
"Ha?" Aora mengernyit.
"Itu makanan pasti lo kasih racun kan?" ujar Rian seenaknya. "Hebat juga cara lo."
Aora terperanjat.
"Aku ga mungkin ngeracunin orang yang aku suka." tukas Aora. "Aku bikin ini dengan suka hati, ga ada maksud jahat apapun."
Rian memalingkan muka, bibirnya mencibir, menandakan bahwa laki-laki itu tak mempercayai ucapan Aora.
Aora sendiri heran mengapa Rian memfitnahnya seperti itu.
Han berdiri dari kursinya. Ia menghampiri Aora, mendekatkan hidungnya ke wajah gadis itu. Saking dekatnya, Aora harus mundur beberapa senti, diiringi pipinya yang merona merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM GROSS [TELAH TERBIT]
Teen Fiction❝Kita berdua sama-sama pendosa, yang memang pantas berakhir di penjara.❞ ────── Kisah kelam antara dua pendosa, Han dan Aora. Antara cinta dan duka. Antara rindu dan sendu. Antara manis dan miris. Awal yan...