10. His Smile

153 94 128
                                    

❝Mau kita apain lagi? Hm?❞

• ◩◪ •










































"Bukan seperti itu Rian! Masa kuajari dari tadi tidak bisa-bisa!?"

"Ya terus gimana? Kan emang otak gue ga selebar otak lo!"

"Dasar lamban makanya kerjakan dari semalam jadi tak perlu repot-repot seperti ini."

"Gue minta contekan ke lo, lo nya ga bales!"

"Kenapa harus mencontek kalau kau masih bisa mengerjakan sendiri?"

Masih pagi, Han sudah dibuat kesal dengan pertengkaran Rian dan Alin. Hanya perihal Rian belum mengerjakan PR, Alin bisa seribut ini, berteriak-teriak sampai membuat telinganya berdengung.

"Nih." Han mengulurkan bukunya ke Rian.

"Apa nih?" tanya Rian.

"Gua udah. Contek aja punya gua." tawar Han.

"Wah!" Rian langsung menyerobot buku Han dan membukanya dengan senang. "Thank you maszeh."

Namun Alin malah menarik buku itu.

"Jangan! Kau tidak boleh mencontek! Nanti otakmu tidak berkembang, bodoh terus seperti kambing," ujar Alin.

Rian berdecak kesal. "Ck apaan sih lo. Siniin ga?"

"No!" Alin melotot, menjauhkan buku Han dari jangkauan Rian.

"ALIN BINTI SUROSO YANG TERHORMAT, SINIIN BUKUNYA!" teriak Rian mulai emosi.

Alin justru menampar wajahnya dengan buku itu.

"Kau berani membentak seorang perempuan?" kata Alin sakit hati.

"Lo sendiri tadi bentak-bentak gue!" balas Rian tak mau kalah. "Ah elah.."

"Bisa diem ga kalian berdua?" gerutu Han memandang kedua temannya dengan tajam.

Alin dan Rian menjawab serempak.

"GA!"

"NO!"

"Ck," decak Han dan memilih untuk keluar dari kelas. Membiarkan Rian dan Alin ribut sendiri.

Baru saja keluar selangkah dari pintu, bahu Han menabrak seseorang.

"Ugh."

"Lo?" Han terperangah menatap Brian. Di belakang Brian, ada Irene dan seorang gadis yang tak dikenalnya.

"Wah, barusan gua mau nemuin lu." kata Brian dengan sifat angkuhnya.

"Hmh? Ada urusan sama gua?" tanya Han.

"Ikut gua," ajak Brian berbalik badan lalu berjalan menuju lift.

Meski kebingungan, Han tetap mengikutinya. Mereka berdua berjalan memasuki lift, dengan Irene dan gadis yang entah siapa namanya mengekor di belakang.

"Lo mau ngajak gua kemana?" tanya Han.

"Ke ruang OSIS," jawab Brian menekan tombol lift.

"Ngapain?" Han kebingungan.

"Ya daftar OSIS lah," jelas Brian. "Kita semua idol, wajib jadi OSIS. Itu aturan di sekolah gila ini."

Han tertegun. Ia baru tahu kalau ada peraturan seperti itu.

Lift naik ke atas ketika Han bertanya, "Kita semua idol?" sambil menoleh ke gadis di samping Irene. "Termasuk tuh cewek?"

"Lu belum kenal dia?" kata Brian. "Dia Aley, anak IPS."

I AM GROSS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang