❝Aku ga sedih kok, cuma depresi aja.❞
• ◩◪ •
Aku terpaku
Menatap senyummu
Hingga terbawa halu
Dan terjatuh
Oleh ketinggian kenyataan
Yang memaksa sadar
Akan fakta bahwa
Aku dan kamu
Mustahil tuk bersatu
"Emm.. apa lagi ya kata-kata yang cocok," pikir Aora seraya menempelkan ujung pulpen ke pelipisnya. Wajahnya mengeras, memikirkan kata-kata.
Malam ini dengan ditemani lampu kecil di meja, Aora melakukan hobinya, yaitu menulis puisi. Lebih tepatnya ia hanya mencurahkan isi hatinya ke dalam bentuk tulisan, yang entah bisa disebut puisi atau tidak.
Yang jelas, ini satu-satunya cara yang bisa Aora lakukan untuk melampiaskan seluruh emosi yang terpendam dalam dirinya.
"Rindu," gumam Aora sembari menulis di buku diarynya.
Rindu
Satu kata seribu makna
Aku selalu bertanya dan bertanya
Kapan lagi kita bertemu
Untuk mendengar penjelasanmu
Tentang senyuman itu
Krek!
Pintu kamar Aora terbuka.
Aora menoleh dan melihat bibinya melangkah menghampirinya.
"Kenap—"
PLAK!
Belum selesai pertanyaan Aora terlontar, Mely telah menamparnya dengan kasar.
"Bibi!" Aora berdiri dari kursi. "Ada apa?" Kesalahan apalagi yang ia buat? Ia tak melakukan apa-apa hari ini.
"Lo yang masukin alat make up gue ke kloset kan?" tuduh Mely.
"Ha? Eng-engga!" sanggah Aora.
"Bohong lo!" gertak Mely tak percaya. Dia menarik lengan Aora dan memaksanya keluar dari kamar. Selama berjalan menuju kamar mandi, dia mengoceh.
"Gue tau lo iri sama kecantikan gue, makanya lo buang semua skincare dan alat make up gue kan?" katanya. Sampai di kamar mandi dia langsung mendorong Aora ke depan wc duduk. "Tuh liat kelakuan lo!"
Aora terbelalak, matanya terpancang ke dalam kloset, ada banyak peralatan make up yang masuk di sana.
"Bukan aku yang ngelakuin itu, Bi!" Aora menggeleng. Namun Mely yang tak percaya menamparnya lagi.
"BIBI!" Aora menjerit. Pipinya benar-benar merah kali ini.
"Denger ya, anak setan! Kalo bukan lo terus siapa lagi, ha? Lo yang paling benci sama gue di sini." sentak Mely.
Dengan kemarahan yang membubung, Mely memekik dan menjambak rambut Aora lalu melepasnya dengan kasar hingga Aora pun terhuyung menindih wc duduk.
Tangan Aora yang mencari pegangan tanpa sengaja menekan tombol kloset, membuat peralatan make up itu tersiram dan tersedot masuk, lalu menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM GROSS [TELAH TERBIT]
Teen Fiction❝Kita berdua sama-sama pendosa, yang memang pantas berakhir di penjara.❞ ────── Kisah kelam antara dua pendosa, Han dan Aora. Antara cinta dan duka. Antara rindu dan sendu. Antara manis dan miris. Awal yan...