Chapter 26 - An Obligation

1.1K 249 7
                                    

Sejak tadi, (Y/n) hanya diam sekaligus menghindari tatapan dua orang yang seharusnya menjadi teman akrabnya saat ini. Namun, kini mereka berdua tiba-tiba datang dan duduk di kursi sebelah tempat tidur (Y/n). Tentu saja, dilihat dari wajah Nobara, (Y/n) yakin gadis itu sebenarnya enggan untuk menjenguknya. Sementara Fushiguro hanya memasang wajah normalnya. Lagi pula, (Y/n) sendiri tidak meminta siapapun untuk datang dan menemaninya di sini. Ia yakin, mereka juga menjenguknya karena perintah Gojo yang bersifat mutlak. Namun, lelaki bersurai putih itu justru tak ada di ruangan ini.

"Jadi, untuk apa kalian ke sini?" tanya (Y/n) to the point. Tanpa basa-basi terlebih dahulu. Toh dirinya juga tak suka mengatakan hal-hal manis di depan orang lain. Ia lebih memilih untuk blak-blakan.

"Menjenguk-mu," sahut Nobara dengan memberikan penekanan pada kata yang ia ucapkan.

"Untuk apa? Aku tidak pernah meminta kalian untuk melakukan hal itu," balas (Y/n) spontan.

Nobara mendecih. "Kau pikir kami juga ingin? Tentu saja tidak."

Merasa malas untuk berdebat, (Y/n) mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Seketika, ia teringat dengan kejadian kemarin. Di mana ia melihat Yuuji tepat di depan matanya saat ia baru saja tersadar. Entah itu adalah mimpi atau halusinasinya saja. Atau mungkin Yuuji benar-benar masih hidup. Entahlah, (Y/n) sama sekali tidak tahu. Ia tidak dapat membedakan yang mana merupakan mimpi dan yang mana pula yang merupakan kenyataan yang harus ia hadapi. Semuanya terasa sama. Bahkan, saat ini pun demikian.

"Oi, (Y/n)."

Sontak (Y/n) menoleh kala mendengar dirinya dipanggil oleh Nobara. Rasa tidak menyangka dan keheranan seketika bercampur aduk di dalam benaknya.

"Mengapa kau memilih untuk bertengkar dengan kami, hah?" tanyanya tiba-tiba.

Dengan refleks, (Y/n) hanya bergeming. Tidak mengucapkan apa-apa walau ada banyak hal yang bisa ia katakan. Namun, ia memilih untuk diam. Sekaligus merasakan sedikit keterkejutan di dalam dirinya akibat pertanyaan Nobara barusan.

"Tidak ada alasan khusus."

Tentu saja jawaban (Y/n) tidak membuat Nobara merasa puas. Justru ia menggebrak tempat tidur di mana (Y/n) duduk bersandar. Yang pastinya cukup mengejutkan gadis itu secara tiba-tiba. Terlebih, Nobara terlihat mengerikan di mata (Y/n). Walaupun demikian, wajah (Y/n) tetap saja terlihat normal. Dirinya sudah biasa menghadapi perlakuan seperti Nobara saat ini.

"Jangan bohong, (Y/n). Kau menyembunyikan sesuatu dari kami 'kan?!" todong Nobara tanpa membiarkan (Y/n) menarik napas terlebih dahulu.

Belum sempat (Y/n) menjawab apa yang ditanyakan oleh Nobara—jikalau memungkinkan, gadis itu pun tak ingin menjawabnya dan doanya itu terkabul—kaca jendela di sebelah mereka tiba-tiba pecah begitu saja. Memimbulkan suara yang cukup nyaring dan memekakkan teling bagi siapapun yang mendengarnya.

(Y/n) tidak bisa menghindar dikarenakan tubuhnya masih terasa lemas. Dan, ia pikir saat ini dirinya pasti telah terkena serpihan kaca dalam jumlah yang banyak. Namun, kenyatannya berbeda. Kini gadis itu berada di dalam dekapan Fushiguro. (Y/n) tidak dapat memikirkan apapun selain rasa hangat yang menjalar di punggungnya karena tangan lelaki itu berada di sana.

Jujur saja, bahkan (Y/n) hampir melupakan keberadaan Fushiguro di ruangan ini. Nyatanya, lelaki itu tidak berbicara apapun semenjak tiba bersama Nobara. Ia hanya diam dan mendengarkan. Mungkin juga ia sibuk menganalisa apa yang sedang terjadi.

"Kau tak apa-apa?"

Suara milik Fushiguro membuyarkan lamunan (Y/n) di tengah keadaan genting itu. Bahkan, gadis itu masih sempat untuk melamun di saat-saat seperti ini. Ia mengangguk perlahan seusai tersadar kemudian.

"Mengapa bisa ada roh terkutuk di sini, hah?!" ujar Nobara kesal. Tujuannya ke rumah sakit ini bukanlah untuk membasmi kutukan yang entah berasal dari mana itu. Ia hanya datang untuk memenuhi perintah sensei-nya. Itu saja, tidak ada tujuan lainnya.

Di saat Nobara dan Fushiguro mulai tak memperhatikan (Y/n), gadis itu bergumam pelan. Memanggil nama Clove beberapa kali. Panggilannya pun disambut oleh gumaman lelaki itu.

"Hm?"

"Bantu aku, Clove. Kendalikan saraf di dalam tubuhku," titah (Y/n).

Manik (e/c) itu bergulir. Melirik ke tempat di mana Nobara dan Fushiguro berada sebelumnya. Namun, ternyata mereka sudah tak berada di sana. Ketika ia mendengar keributan dari aeah luar gedung rumah sakit, (Y/n) sontak langsung tahu jika mereka sudah berada di sana. Sementara gadis itu sendiri masih berada di dalam kamar rawat inapnya yang kini kaca jendelanya telah pecah. Bahkan dindingnya pun telah berlubang.

Clove lagi-lagi menyahut. Lelaki itu menampakkan dirinya di hadapan (Y/n). Manik emerald-nya menatap lurus ke arah gadis itu.

"Kau yakin?" tanyanya.

Anggukan kepala adalah respon yang (Y/n) berikan. "Kuakui, kondisi tubuhku masih belum baik-baik saja," tambahnya.

Sekali lagi Clove diam. Matanya menelusuri wajah (Y/n). Lalu, berhenti pada manik (e/c) milik gadis itu. Seolah-olah mencari keseriusan di balik matanya.

"Baiklah. Kuturuti perintahmu."

Seusai berkata demikian, (Y/n) merasakan sesuatu yang hangat mengalir di dalam tubuhnya. Sebelumnya gadis itu tak pernag merasakan hal demikian bahkan meskipun Clove sedang mengendalikan saraf di tubuhnya.

Kaki dilangkahkan ke luar dari ruangan itu melalui dinding yang telah berlubang. Selama beberapa saat, (Y/n) mengamati wujud roh terkutuk yang harus ia hadapi sekarang. Meskipun mereka bertiga, namun ia yakin jika roh terkutuk itu termasuk ke dalam tipe yang cukup sulit untuk dikalahkan. Namun, beruntung bukan termasuk Tingkat Tinggi.

Tubuh (Y/n) yang tengah dikendalikan oleh Clove melesat dengan cepat ke hadapan roh terkutuk itu. Gadis itu menghindari serangannya beberapa kali sampai akhirnya ia mulai memberikan serangan.

"Senjata Kutukan: Green Sapphire."

Sebuah batu sapphire berada di tangan (Y/n). Namun, kemudian batu itu pun berubah menjadi sebuah tongkat sabit yang cukup panjang. Ketika dikibaskan, tongkat sabit itu memberikan efek yang cukup dahsyat dengan hembusan api berwarna hijau di sekitarnya. Tak tanggung-tanggung, satu tebasan itu langsung menghabiskan roh terkutuk di hadapan mereka. Yang bahkan terlihat sulit untuk dikalahkan.

Kedua tungkai kakinya mendarat ke atas tanah. Sedikit hembusan angin menerpa paras ayu milik (Y/n). Juga meniup beberapa anak rambut yang membingkai wajahnya.

"Apa?"

Itulah pertanyaan singkat yang (Y/n) katakan kala ia melihat kedua wajah orang yang seharusnya akrab dengan gadis itu dan menjadi rekannya. Nobara dengan ekspresi herannya dan Fushiguro dengan keningnya yang mengernyit.

Menurut (Y/n), sebenarnya mereka—Fushiguro dan Nobara—tidak perlu merasa terkejut seperti itu. Toh yang mengendalikan tubuhnya adalah Clove. Ditambah, membasmi kutukan merupakan kewajiban yang tak tertulis dan harus ia laksanakan. Tanpa ada maksud dan tujuan lain.

Benar seperti itu, 'kan?

***

Yo minna!

Gomen baru up.

Aku baru sj sembuh dari sakit sksksksk—

PTS pun belum kelar.

Lengkap sudah penderitaanku🚶‍♀️

.ggg

Ya sudone, aku mau lanjut ngerjain PTS dulu ehe—🏃🏻‍♀️

I luv ya!
Wina🌻

━━ # . 'Dancing in the Shadow ✧ Jujutsu KaisenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang