5

371 47 7
                                    

Hari demi hari berlalu. Alea dan Fenly saling jaga jarak satu sama lain sejak kejadian itu.

Kini Alea sedang bersama Vina di sekolah. Alea terus melamun dan melamun saja. Vina kebingungan dengan sikap aneh Alea hari ini.

"Alea?" panggil Vina. Namun anehnya, Alea tidak menyahut. "Alea." panggil Vina lagi.

Alea masih saja melamun. Vina menggoyangkan tubuh Alea dan akhirnya Alea tersadar dari lamunan nya. "e-eh iya Vin?" gugup Alea.

Vina mengkerutkan dahinya. "lo kenapa? Kok hari ini diem mulu, biasanya kan ceria." tanya Vina.

Alea menggeleng pelan. "aku gapapa kok Vina, udah jangan khawatir." ujar Alea meyakinkan sahabat nya itu.

"serius nih?" tanya Vina lagi. Alea hanya mengangguk saja. Vina tersenyum lalu mengajak Alea ke kelas saja karena bel sebentar lagi akan berbunyi.

.

.

.

.

Di kantin suasana begitu ramai. Tapi tidak sengaja saat Alea dan Vina berbicara mereka mendengar sedikit pembicaraan para murid wanita yang duduk di meja sebelah mereka.

"eh gue denger² ada anak baru tau bakal sekolah disini. Katanya si cowo, gue si penasaran banget siapa orangnya." ucap salah satu murid.

"eh lo serius? Wah gila sih, kayak nya tu cowo bakal jadi cowo famous juga." tebak yang lain.

"anak baru?" tanya Alea. "siapa ya kira-kira?" tanya. Vina. Alea menggeleng saja. "eh aku udah selesai makannya, aku duluan ya." ujar Alea lalu beranjak dari duduk nya.

Vina mengangguk saja. Alea pergi dari kantin tergesa-gesa. Saat melewati koridor yang sepi Alea berlari kecil menuju toilet.

Tiba-tiba saja...

Bruk!

"eh maaf kak." ucap Alea. "lo?" tanya lelaki itu. Alea merasa tidak asing dengan suara ini. Alea menatap wajah lelaki itu dan...

"FENLY?!" Syok Alea. Fenly tersenyum tipis. "ya ini gue, gimana surprise nya?" tanya Fenly.

Alea menggeleng. "kamu kok disini sih! Gimana kalau anak lain tau?"

"gue disini cuma mau jagain lo, sebagai permintaan maaf gue yang sudah ngambil mahkota lo." Jelas Fenly.

Alea terdiam. Jujur dirinya bimbang antara memaafkan atau mendiamkan suami nya ini. Apalagi jika teman-temannya yang lain tau bahwa Fenly ini suami nya.

"tapi Fen, umur kamu kan sudah 22 tahun kok bisa sih sekolah disini?" tanya Alea. Fenly tersenyum. "gue nyamar." jawabnya.

Alea menghela napasnya. "terserah kamu, minggir aku mau ke toilet!" gegas Alea.

Alea berlari ke toilet meninggalkan Fenly sendirian di koridor. Diam-diam Fenly tersenyum.

"ini cara gue buat cinta sama lo Alea, gue harap lo bakal mau terima gue lagi.." batin nya.

.

.

.

.

Alea sudah berada di kelas nya dan di sampingnya ada Vina. "Vin." panggil Alea.

Vina menoleh. "iya kenapa?" tanya nya. Alea hendak memberitahukan bahwa ia tadi bertemu Fenly.

Namun ia urungkan saja. "ga jadi." ujar Alea. Vina menghela napas. "kebiasaan deh lo mah."

Alea terkekeh lalu membaca buku nya. Tiba-tiba guru nya masuk ke dalam kelas. "baik anak-anak duduk terlebih dahulu." suruh gurunya.

Semua murid tak terkecuali Alea dan Vina ikut diam. "baik hari ini kalian akan kedatangan teman baru. Nak silahkan masuk." suruh guru itu.

Lelaki itu masuk dan mampu membuat Alea serta Vina terkejut. Vina menatap tidak percaya ke arah lelaki itu lalu menoleh ke Alea. "Le serius Le!?" bisik Vina.

Alea menggeleng. "sumpah Vin, aku ga tau dia masuk kelas ini." bisik Alea. Fenly memperkenalkan diri nya lalu menatap ke arah Alea lalu tersenyum tipis.

Sedangkan yang di tatap hanya menunduk malu. "baik Fenly, duduk di kursi sebelah Alea ya." Ujar Gurunya.

Fenly mengangguk dan segera menuju kursi itu. Alea menggenggam tangan Vina. Vina dapat merasakan tangan Alea yang dingin karena takut atau entah apa itu.

"Alea rileks dulu.." bisik Vina. Alea mengangguk pelan lalu menetralkan napas nya lagi. "hai Le." sapa Fenly.

Alea menoleh sebentar lalu tersenyum paksa lalu kembali menoleh ke Vina. "Vin selamatin aku.." bisik Alea.

Jam istirahat...

"eh Alea, kata Aji tadi di suruh ke kantin tempat biasa. Ada yang mau di omongin ama mereka." ujar Vina. Alea mengangguk. "oh beneran? Yaudah yuk." ajak Alea.

Fenly mencegat Alea. Alea menoleh ke belakang. Untunglah di kelas tersisa Vina, Alea serta Fenly. "kenapa sih Fen!?" tanya Alea yang berusaha menghindar dari Fenly.

"gue ikut." singkat Fenly. Alea menggeleng dengan cepat. "gak!" jawab Alea. Fenly menggenggam lembut tangan Alea. "Le please maafin gue, gue beneran tulus sama lo. Please terima gue ya." mohon Fenly.

Alea menepis tangan Fenly lalu menghindar. "jangan harapkan itu semua terjadi Fenly!"

Alea || Fenly UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang