"Le." panggil Fenly. Alea menoleh. "hm? Kenapa Fen?" tanya Alea. Fenly menggeleng. "gapapa cuma manggil bentar." ucap Fenly. Alea mengangguk saja dan melanjutkan baca bukunya. Suasana kelas sangat lah berisik karena hari ini guru pada rapat.
Vina sudah kabur di culik Zweitson entah kemana. Kini Alea dan Fenly sedang bersama di meja Alea dan Vina. Fenly sedari tadi bingung hendak berbicara apa, sedangkan Alea masih fokus dengan buku nya.
Kring... Kring... Kring...
Tiba-tiba saja HP Alea berbunyi. Alea mengambil hp nya di saku dan melihat ternyata Fajri menelepon dirinya. Alea menghembuskan napas malasnya, jujur Alea masih marah akibat tindakan Fajri saat di kantin tadi.
"halo."
"Halo Al, bisa ke belakang sekolah sekarang gak? Ada yang mau gue omongin ke lo."
"buat apa?"
"inti nya lo kesini deh ntar tau sendiri ya."
"males."
"astaga ayo lah Le, lo masih kesel sama gue?"
"menurut mu?"
"hhh Alea, maafin gue ya. Gue beneran ga ada niat buat bentak lo jujur aja nih. Gue cuma ga mau ada Fenly di sini ganggu kita, makanya gue marah."
"terus kenapa kalau Fenly disini? Fenly kan suami aku Ji, meski aku sempat berantem sama Fenly tapi aku seneng kok Fenly ada di sini. Terserah kamu mau ngomong apa ya, intinya aku males ke belakang sekolah bye!"
Alea mematikan HP nya dan membaca bukunya lagi. Fenly tau siapa yang menelepon Alea tadi, Fenly menggenggam tangan Alea lalu menatap dalam ke arah mata Alea. "Al, udah lah ga usah gitu. Kasihan Fajri nya, dia udah minta maafkan? Gimana pun juga, Fajri sahabat kamu. Kamu tega marah ke dia kayak gitu hm?" ucap Fenly sambil membelai surai rambut Alea.
Alea yang mendengar itu seketika meletakkan bukunya dan menatap Fenly. Gadis itu berpikir, apakah ia termakan ego nya? Tapi ia merasa tindakan Fajri kepada dirinya sangat lah parah. Selama ini Alea tidak pernah di bentak bahkan hampir di mainkan fisik nya oleh Fajri.
Alea bukan marah, namun hanya syok karena ulah Fajri. "aku takut Fen..." lirih Alea. Fenly yang melihat istri nya itu ketakutan langsung memeluk Alea lalu mengusap rambut Alea. "sstt istri aku ga boleh takut, masa kamu takut sama sahabatnya sendiri. Kamu kan wanita pemberani, kamu harus bisa menghadapi Fajri gimana pun keadaan nya. Kalau kamu diem aja emang masalah nya bakalan selesai? Enggak kan. Ayo sayang kamu pasti bisa ya, yuk aku antar buat ketemu Fajri." ajak Fenly.
Ale hanya mengangguk pasrah dan mengikuti arahan Fenly.
.
.
.
.
Kini Alea bersama Fenly sudah berada di belakang sekolah untuk menemui Fajri. Alea menggenggam erat tangan Fenly karena ia takut akan Fajri. Fenly yang tau Alea ketakutan berusaha menenangkan nya agar lebih Rileks.
Fajri datang bersama Fiki di belakangnya. "sini." ujar Fajri. Ia berjalan terlebih dahulu dan di susul Fiki serta Fenly dan Alea. Fajri duduk di bawah pohon yang rindang, di sebelah nya Fiki duduk dan di hadapannya ada Alea dan Fenly yang ikut duduk.
Suasana sunyi membuat keadaan canggung dan tidak ada suara teriakan dari para siswa siswi yang biasanya nongkrong di belakang sekolah. "Al, Fen." panggil Fajri. "kenapa?" tanya Fenly.
Fajri menghela napas. "sorry kalo gue kasar ke Alea dan ke lo Fen. Gue kayak gitu cuma ga mau lo ada disini, gue khawatir dengana adanya lo disini bisa bikin Alea ga tenang." jelas Fajri. Fenly tersenyum tipis lalu menepuk pundak Fajri pelan.
"Ji gue tau lo ga mau ada gue di sekolah ini. Pasti lo ga mau kan liat Alea di kasarin sama gue lagi? Fajri, gue disini justru pengen jaga Alea. Gue mau belajar mencintai Alea secara perlahan. Ya mungkin ini bikin lo sama Fiki kaget ya, tapi gue maklumin aja. So lo kalo mau ngomong hal lain ke Alea gue persilahkan." jelas Fenly dengan nada serius.
Fajri menatap Fiki , sedangkan yang di tatap hanya mengangguk setuju. Fajri mendekat ke Alea dan menggenggam tangannya. "Le maafin tindakan gue tadi di kantin ya. Gue ga ada niatan sekali pun mencelakai lo, gue cuma kemakan emosi. Dan gue disini mau jujur, gue sebenarnya cinta sama lo Al." ucap Fajri.
Perkataan itu dapat membuat Alea terkejut dan menatap Fenly. Fenly tersenyum manis dan mengangguk saja, Fenly memberi isyarat untuk Alea tetap mendengar penjelasan Fajri terlebih dahulu. Alea kembali menatap Fajri.
"ya gue tau lo kaget dengan kata-kata gue tadi. Tapi jujur gue udah lama nyimpan perasaan ke lu. Gue dan Fiki nyimpen perasaan lo udah lama. Tapi kami terlambat ngungkapin nya, sejak gue dan Fiki dapet kabar kalau lo sama Fenly nikah. Disitu gue berpikir, apa gue terlambat ngungkapkan nya ya? Dan gue disitu nyesel udah telat ngungkapkan yang sebenarnya ke lo. Nyali gue seketika ciut dan jujur hati gue terguncang denger lo sama Fenly nikah." jelas Fajri sambil menunduk.
Alea yang tau betapa sakitnya di tinggal menikah seketika hati nya seperti tergores. Kata-kata dari Fajri itu membuat Alea serasa ingin menangis. Ia menyesal sudah pasrah di suruh nikah oleh ibunya sendiri. Alea langsung memeluk Fajri dan menyuruh Fiki ikut memeluk nya.
Ketiganya saling berpelukan. "Maafin aku Ji, Fik. Maafin aku udah ninggalin kalian..." lirih Alea. Fajri dan Fiki mengangguk saja. "maafin Alea yang sudah bikin kalian sakit hati, Alea ga tau kalau kalian suka sama Alea. Alea bodoh sudah ngasih harapan kepada Aji sama Fiki. Maafin Alea..." isak Alea.
Fajri melepas pelukan dan mengusap air mata Alea. "gapapa Le, anggap aja semua nya sudah selesai. Gue dan Fiki ikhlas kok kalau lo sudah milik orang lain. Lo ga usah sedih , kita ga bakalan ninggalin lo kok. Disini lo sahabat kita berdua dan kita berdua juga sahabat lo. Ga akan ada kata pisah sebelum kita semua sudah fokus ke dunia masing-masing ok baby?" ucap Fajri menjelaskan.
Alea mengangguk lalu memeluk Fajri dan Fiki lagi. Ia masih merasa bersalah akan tindakannya itu.
"maafkan Alea..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alea || Fenly UN1TY
Teen FictionAlea Virzanira Adhisty seorang gadis 16 tahun yang masih SMA di jodohkan dengan seorang pria berumur 21 tahun bernama Fenly Christovel karena ibunya. Alea hanya pasrah ketika tau dirinya akan di jodohkan dengan pria itu. Namun kenyataan itu berbandi...