11

286 39 11
                                    

Esok harinya. . .

"Alea bangun dek! Udah jam setengah 6 ini, mandi cepat!" panggil Farhan dari luar.

Alea yang merasa terganggu tidurnya langsung menggeliat di kasurnya.

"eungh... Sebentar b-bang, 5 menit lagi dah!" jawab Alea yang masih menutup matanya.

"Ga ada 5 menit 5 menit an lagi, cepet bangun atau abang guyur p-"

"IYA IYA ALEA BANGUN, RIBET BENER!" Kesal Alea.

Farhan tertawa puas karena berhasil membuat Alea terbangun. "selesai siap-siap langsung turun ke bawah ya! Ada Fenly sama Vina dah nunggu!" teriak Farhan lagi.

"IYA!" jawab Alea yang sama saja berteriak.

Farhan turun kembali ke bawah meninggalkan Alea yang masih mandi di dalam sana.

Selesai mandi. . .

Alea memakai seragam nya lalu mengeringkan sebentar rambutnya yang basah itu. Tak lupa juga sedikit bedak tipis di poleskan ke wajahnya serta juga pelembab bibir yang biasa Alea pakai.

Ia memasukkan hp nya serta power bank ke dalam tas. Setelah di rasa semuanya beres, Alea pun menyusul semuanya ke bawah.

"Hai maap lama!" sapa Alea kepada Fenly, Farhan dan Vina.

"hai juga sayang sini duduk sebelah aku." suruh Fenly.

Alea mengangguk lalu duduk di sebelah Fenly. Di seberang nya ada Vina dan di sebelah Vina ada Farhan.

Mereka makan dengan tenang, namun sesekali mereka juga berbincang kecil ntah apa yang di bicarakan. 

ʕ•ﻌ•ʔ

"Bang kita berangkat dulu ya, Assalamualaikum!" pamit Alea.

"Waalaikumsallam hati-hati!" jawab Farhan dari arah pintu.

Mobil Fenly melesat pergi dari perkarangan rumahnya. Ketiganya dengan cepat berangkat ke sekolah meski waktu jam bel berbunyi masih lama.

Di sekolah. . .

Alea dan Vina turun terlebih dahulu. sedangkan Fenly memarkirkan mobilnya di parkiran tak jauh dari situ.

"mereka mana ya?" tanya Vina yang lirik sana sini seperti mencari seseorang.

"mereka siapa?" tanya Alea penasaran.

"Fajri, Fiki sama Zweitson Al." jawab Vina yang masih mencari keberadaan ketiganya.

Tiba-tiba saja ada yang merangkul pundak Vina. Vina terkejut lalu melihat ke samping nya.

"nyari siapa hm?" tanya Zweitson tepat di telinga Vina.

Wajah Vina seketika memerah. Alea terkekeh kecil saja melihat hal itu. Fajri dan Fiki yang berada di samping kiri dan kanan Alea langsung menatap gemas ke arah Alea yang masih terkekeh.

"ketawa mulu, gemesin banget tau gak?" ucap Fajri yang mencubit gemas pipi Alea.

Alea berhenti tertawa lalu menepis pelan tangan Fajri. "ih Aji! Sakit tau." ujar nya yang mengelus pipi nya.

Fajri terkekeh. "siapa suruh gemesin, ya gak Fik?"

Fiki mengangguk. "iya Al, lo tuh emang suka gemesin dari dulu. Ga salah gue naruh hati ke lo."

"Aaaaaaa! Cukupp ye cukup!" ucap Alea yang wajahnya merah padam.

"cie-cie.. Ada yang salting tuh." goda Vina.

Alea memukul pelan wajah Vina. "VINA! astaga mati salting aku disini!"

Fajri dan Fiki langsung tertawa lepas di buatnya. Sedangkan Vina masih berdebat hal yang tidak penting dengan Alea. Zweitson hanya diam memerhatikan tingkah bodoh keempatnya ini.

Tiba-tiba Fenly datang lalu memeluk pinggang Alea dari belakang. Alea yang tadinya masih berdebat dengan Vina seketika bungkam lalu menoleh ke belakang.

"ini punya gue. Awas aja lu berdua macem-macem." ujar Fenly dengan maksud bercanda.

Fiki terkekeh. "aelah Fen santai kali. Gue cuma mo bantu lo jaga Alea, lagian kan Alea sahabat gue juga ya gak Ji, Son?"

Keduanya mengangguk. "iya Fen lo ga usah khawatir. Alea ga bakal gue comot kok, palingan gue tikung aja."

Fenly seketika menoyor kepala Fajri. "enak bener moncong lu ngomong begitu. Heh kuda empang! Gimana pun juga Alea tetap jadi milik gue. Ya kan sayang?"

Alea yang tidak tau harus berbuat apa hanya bisa mengangguk pasrah. Vina yang melihat sahabatnya itu di perebutkan oleh 3 orang sekaligus hanya bisa melihat tanpa ada niat menolong Alea sekali pun.

Emang bener-bener bestie yang wajib di penggal kepalanya.

Tak jauh dari tempat Alea dan yang lain berada. . .

"gatel banget jadi cewe cih!" ucap seorang wanita yang sedari tadi memerhatikan keenam orang itu.

"heh Jova, lo ga nyadar apa? Alea tuh di perebutkan sama 3 cowo tampan itu." ucap teman nya.

Jova memutar bola matanya saja. "cih, apaan di rebutin? Cantik engga, imut engga, bagus engga. Masih cantikan gue kali haha."

"pede amat lu. Awas ntar di amuk massal mampus lu. Apalagi ada si Vina , lu ga inget apa dulu si Pirla ampe pindah sekolah cuma gara-gara bikin Alea nangis? Vina yang bertindak woi!" ujar temannya.

Jova terkekeh licik. "cih dia ga tau Jovanca Lovelya yang sesungguh nya.."

"terserah lo deh Jov, awas aja lo berani ngelakuin yang engga-engga ke Alea. Habis lo." peringat temannya.

"dih emang ngapa?" tanya Jovanca.

Temannya itu menoyor kepala Jovanca. "lo ya di bilangi ngeyel banget. Lo ga liat noh yang jaga ada berapa? 5 girls 5! Mati lu kalo di gebukin."

"dih mereka doang mah simpel bagi gue." kekeh jahat Jovanca.

"dah lah terserah lo. Minggir! Gue mo ke kelas." usir temannya.

"Lah di tinggal. Heh Clara tunggu!" teriak Jovanca.

Alea || Fenly UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang