7

316 49 17
                                    

"Ji, lo suka sama Alea?" tanya Fiki yang menemani Fajri di UKS. Fajri yang baru saja mengobati lukanya hanya menghela napas berat. "menurut lo.." ucap Fajri. Fiki mengangguk saja. "ok gue paham."

Fajri menyandarkan tubuh nya di tepi ranjang. Fajri lagi-lagi menghela napasnya. "kenapa ya gue bisa cinta sama Alea padahal dia sudah jadi milik orang lain." ucap nya dengan pandangan lurus.

"Ji, kita sama. Gue cinta juga sama Alea sejujurnya tapi gue ga tau harus gimana. Alea cuma anggap kita sahabatnya ga lebih." lirih Fiki. Fajri menatap Fiki. "kita terlambat Fik, andai sebelum Alea di jodohkan kita sudah jujur ke dia pasti ga akan kayak gini. Bahkan... Waktu pun ga berpihak sama kita.." ujar Fajri lalu menunduk.

Fiki tersenyum tipis. "ya gue tau. Tapi mau sekeras apa pun kita berjuang, ujung-ujung nya Alea tetap menjadi milik Fenly seutuhnya." tutur Fiki. Fajri terkekeh kecil. "sudah pudar keyakinan kita buat dapatin Alea lagi Fik.." lirih Fajri.

Fiki mengangguk. "lo bener, percuma kita berjuang buat Alea tapi Alea nya tetap memilih Fenly. Dan lo pasti tau kan Alea suka sama Fenly. Fenly juga lagi berusaha cinta kayaknya sama Alea, perjuangan kita sampai sini aja Ji. Emang belum takdirnya kita dapatin wanita seimut Alea dan sebaik Alea. Mau perjuangin Vina juga percuma, Vina lagi PDKT ama Zweitson ya kan?" ucap Fiki.

Fajri mengangguk. "iya Vina juga lagi PDKT ama Zweitson. Dua wanita kesayangan kita tuh udah nemu cinta sejati nya ya, sedangkan kita cuma bisa liat kebahagiaan mereka dari jauh..." lirih Fajri. Fiki mengangguk setuju.

"ya udah lah ga usah di pikirin lagi. Mending kita pikirin masalah lo sama Fenly. Inget kan lo harus selesaikan masalah ini baik-baik dan jelasin semuanya ke Fenly sama Alea kenapa lo semarah itu tadi. Awas aja lu sampe main nonjok orang yang kewalahan gue anying." ujar Fiki yang masih kesal dengan kelakuan Fajri yang di kantin tadi.

Fajri terkekeh. "iye-iye maaf gue ke makan emosi soalnya." ujar Fajri. "YEEHH KEBIASAAN! dah ah gue ke kelas bye!" bete Fiki.

"yeh ngambek ni bocah, awas lu minta jajan ke gue lagi." jawab Fajri dengan suara keras. "BODOO!" teriak Fiki dari luar UKS. Fajri hanya tertawa saja dan memutuskan untuk tidur sebentar.

.

.

.

.

"baik anak-anak ibu, kalian tentukan kelompok maksimal 3 orang ya. Ibu ada rapat di ruang guru sebentar tolong kerjakan secara berkelompok dan tertib jangan ada yang ribut. Paham anak-anak?" tanya ibu guru.

"Paham bu!" jawab semuanya. "baik saya tinggal dulu." ucap ibu guru lalu pergi dari kelas. Vina dan Alea kekurangan satu orang lagi. "eh Al kurang satu nih siapa dong?" tanya Vina.

Alea memanyunkan bibir nya seraya berpikir. "ajak Fenly aja gimana?" tanya Alea. "lo lupa atau pura-pura lupa sih? Kan Fenly udah ama Daniel dan John noh di pojokan." tunjuk Vina ke pojok kelas.

Alea melihat Fenly sedang mengobrol bersama John dan Daniel. Alea menghela napas. Alea melihat sekitarnya dan menemukan Nick yang sendirian. "eh ada Nick tuh ajak yuk!" ajak Alea.

Vina mengangguk. "panggil aja." suruh Vina. Alea mengangguk. "Nick! Sini!" panggil Alea. Nick menoleh dan mengangguk. Ia membawa kursi nya menuju tempat Alea dan Vina. "lo sendirian kan?" tanya Vina.

Nick mengangguk. "ok baguslah kalo gitu ya udah yok kerjain." ajak Vina. Ketiganya fokus mengerjakan. Tidak butuh waktu lama, ketiganya selesai mengerjakan tugas itu.

"wah gila mudah banget, gue kira bakalan susah." ujar Nick yang mengangkat tangannya karena pegal. Alea mengangguk. "iya aku kira juga susah ternyata kagak." ucap nya.

"maklum lah namanya juga orang pinter. Apa lah daya gue yang bloon gini." tutur Vina. Nick tertawa. "udah lah Vin jangan terlalu jujur." canda nya. Vina menoyor kepala Nick.

"Heh anoa! Jan sok iye ye, gue gampar lu mulut lu." (baca nya bernada y) "Heiiii! Andaaa main noyor-noyor kepala gue." ucap Nick yang kesakitan.

Alea hanya tertawa karena ulah Nick dan Vina di hadapannya ini. Tak jauh dari sana, ada Fenly yang melihat Alea. Dari tadi Fenly terus mengamati gerak gerik ketiganya. "bentar bro." ujar Fenly lalu berdiri.

Fenly menghampiri Alea lalu memeluk dari belakang. "hai sayang udah selesai?" bisik Fenly. Alea terkejut lalu menoleh ke belakang. "ish Fen! Aku kira siapa." ucap Alea lalu memanyunkan bibirnya.

Fenly terkekeh lalu mengacak gemas rambut Alea. "udah jangan gitu. Masih mau ngambek atau gue cium hm?" ujar Fenly tepat di hadapan Alea. Alea menampar pelan pipi Fenly. Fenly terkekeh lalu mengecup bibir Alea sedikit lama. "ok udah kan, ya udah aku balik ke kursi dulu ya." pamit Fenly.

Fenly langsung kembali ke kursi nya meninggalkan Alea yang tercengang karena ulah suaminya itu. "dapat suami ga pernah bener ya gini." ucap Alea. Vina terkekeh. "syukur lu Fenly ga kasar lagi." ujar Alea.

Alea menghela napas saja. "serah dah cape aku." lirih Alea lalu menutup wajah nya di lipatan tangannya.

Di tempat Fenly..

"weh anjir kok lo berani bener nyium Alea kek gitu? Bukannya lo sama Alea baru kenal ya?" kaget Daniel. Fenly terkekeh. "Alea istri gue." ucapnya.

"APA!" teriak keduanya. "HEH DIEM!" teriak Fenly. Daniel dan John seketika terdiam. "nah gitu dong, iya Alea itu istri gue. Kami nikah udah 2 bulan yang lalu itu pun karena perjodohan." ucap Fenly.

"kok lu mau?" tanya John. Fenly menghela napasnya. "awalnya sih gue ga mau, tapi setelah gue pikir-pikir kayaknya udah seharusnya gue nerima Alea jadi istri gue. Gue merasa bersalah karena udah pernah benci sampai kasar ke Alea selama pernikahan kami." jelas Fenly.

Daniel mengangguk. "ok gue paham sekarang. Tapi lo beruntung loh Fen, gue denger-denger ya. Alea tuh lagi di sukai ama 2 cowo yang di mana mereka temen dekat nya Alea. Terus dulu juga Alea sempat di sukai sama ketua osis yang sudah jadi Alumni, namanya Ricky. Mereka sempat sih pacaran 8 bulan, tapi mereka Putus karena Ricky kuliah di Rusia sana. Alea nya ga sanggup LDR." jelas Daniel panjang lebar.

John mengangguk setuju. "iya Fen serius lo beruntung. Alea waktu itu juga sempet nangis banget karena di tinggal Ricky ke Rusia sana. Alea tuh ya, sekali sayang sama orang. Dia bakalan rela ngelakuin apa aja demi orang itu bahagia. termasuk lo, dia sayang sama lo sampai di kasarin pun dia ga berontak." ujar John.

Fenly termenung mendengar hal itu. "disini gue salah besar sih bisa-bisanya gue kasarin dia selama ini." lirih Fenly. "udah gapapa, anggap ini semua pelajaran buat lo. Lo harus perbaiki semuanya sebelm terlambat Fen." ujar John.

Fenly mengangguk. "ok makasih bro saran nya." john dan Daniel mengangguk. "sama-sama Fen."

Alea || Fenly UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang