3

313 44 19
                                    

Alea sempat terdiam mendengar hal itu. Fenly menarik dagu Alea dan menatap matanya. "gimana mau gak ajarin aku perlahan mencintai kamu.." ucap Fenly tulus dari hatinya.

Alea mengangguk pelan. Fenly tersenyum lalu memeluk Alea dengan erat. "thank you dear..."

.

.

.

.

"ALEAAA!" tiba-tiba saja Vina memanggil Alea. Alea yang tadinya sedang duduk di taman sambil membaca bucu sontak terkejut lalu menghela napasnya.

"ALEAA!" lagi dan lagi Vina berteriak. Alea menoleh. "apa sih Vin? Jangan teriak bisa?" ucapnya.

Alea sudah lelah dengan kelakuan absurd bestie nya ini. Vina terkekeh. "ya maaf atuh neng, oh iya gue denger dari bang Gilang. Fenly katanya mau belajar cinta sama lo kan?!" penasaran Vina.

Alea menunduk malu lalu tersenyum. "y-ya gitu Vin hehe." Vina terbelalak. "SERIUS!? Oh My God! Ini berita baik Le!" bahagia Vina.

Alea menoyor kepala Vina. "heh! Ga usah teriak juga kali, yang bahagia aku yang heboh kamu." ucap Alea.

Vina terkekeh kecil. "terus lo mau gitu ?" tanya nya. Alea tersenyum. "kesempatan ga datang dua kali Vina." jawab Alea.

Vina tersenyum. "congrats bestie!" ucapnya. Alea mengangguk. "btw kamu sama Zweitson gimana? Masih pdkt nih ceritanya?" tanya Alea.

Vina menghela napas. "yaelah Alea, gini ye. Gue tuh berkali-kali ngode anak itu ampe mampus. Tapi hasil nya sama, tu anak ga pernah peka!" pasrah Vina.

Alea terkekeh. "ya mau gimana lagi Vin, Zweitson kan orangnya susah peka. Emang sih kepribadian dia juga masih kayak anak kecil kamu sabar aja." ucap Alea.

Vina mengangguk. "ya semoga aja sih Zweitson peka. Cape gue Le serius ngode ini itu ampe kasih hadian gituuu ae reaksi nya." lagi dan lagi Vina pasrah.

Alea memegang pundak sahabatnya itu. "Vina ayo lah kamu pasti bisa. Nanti aku bantu deh biar Zweitson peka." ucap Alea.

Vina mengangguk saja. Alea tersenyum lalu memeluk Vina. "semangat Vina."

.

.

.

.

"LO KENAPA SIH?! SEHARI AJA GA BIKIN GUE MARAH BISA KAN!" teriak Fenly.

Sedangkan Alea menangis sesegukan sambil menunduk. Fenly mengacak rambutnya. "AKH! SUDAH LAH! GA BERGUNA BANGET LO JADI ISTRI!"

Setelah mengucapkan itu, Fenly pergi dari rumah nya. Alea terduduk lemas di lantai. Lagi lagi Aela di salahkan.

Padahal Alea tidak melakukan hal apa pun dan hanya diam sambil memasak di dapur. "kamu jahat Fenly..." lirih Alea.

Alea menghapus air matanya lalu menatap foto pernikahan nya dengan Fenly. Alea berdiri. "kamu suami yang sangat jahat Fen." tutur Alea.

Alea berlari ke kamar nya dan mengambil hp nya. Alea menelpon Fajri, sahabatnya.

"A-Aji.."

"halo Lea? Kamu kenapa? Kok kayak habis nangis gitu?"

"aku butuh kalian sekarang Ji.."

"iya Le iya ini aku sama Fiki dan Zweitson otw kesana sekalian jemput Vina ya."

"i-iya.."

"yaudah kamu tunggu aja ya beberapa menit lagi kami sampe bye Le."

Fajri mematikan telp nya. Tersisa Alea yang menangis lagi. Alea bingung kenapa sikap Fenly berubah 180° derajat dari kemarin.

Baru saja Alea di buat terbang dengan sikap lembut Fenly namun kembali di jatuhkan dengan kelakuan Fenly yang mengasari nya tadi.

Alea duduk di pojok kamar sambil meringkuk. Hari ini ia hanya bisa menangis terus menerus.

Di luar kamar..

"Alea?! Le kamu dimana?" panggil Vina. Kini Fajri,Fiki,Zweitson serta Vina sudah sampai di rumah Fenly.

"cari di kamar aja yok." ajak Fiki. Semuanya mengangguk lalu bergegas pergi ke kamar Alea.

Perlahan Vina membuka pintu kamar dan menampilkan Alea yang sedang duduk di pojok kamar. "Alea!" Vina berlari ke arah Alea.

Vina memeluk tubuh Alea yang sangat dingin. "Alea sayang lo kenapa hei!?" khawatir Vina.

"Ji angkat." suruh Vina. Fajri mengangguk lalu mengangkat tubuh Alea ke kasur. Mata yang sembab, rambut acak-acakan, serta wajah pucat.

Sangat miris kondisi Alea sekarang. Fiki mengambil segelas air untuk Alea. Vina mengambil gelas itu dan membantu Alea meminum nya.

"pelan-pelan aja Le." ucap Vina. Alea mengangguk pelan lalu meminum sedikit. Vina meletakkan gelas itu lalu menggenggam tangan Alea.

"Le lo kenapa? Cerita sama kita." ucap Vina. Alea menunduk. Fiki mengusap kepala Alea seraya berkata, "pasti karena Fenly lagi kan." tebaknya.

Alea hanya diam. Fajri Beserta yang lain hanya menghela napasnya. "sumpah sekarang Fenly beneran keterlaluan banget!" geram Vina.

Zweitson menenangkan Vina. "Vina sabar dulu.." ujar nya. Vina menarik perlahan napasnya. "gimana ga sabar Son! Fenly itu keterlaluan, bilangnya sih mau belajar cinta sama Alea tapi sekarang? Malah bikin Alea kek gini! Gue sebagai sahabat Alea ga terima Alea di giniin!" murka Vina.

Alea menahan tangan Vina lalu menggeleng. "g-ga usah Vina.. Aku gapapa.." ucapnya. Fajri yang sedari tadi diam langsung memeluk Alea.

"Alea Zirvanira Adhisty... Wanita muda yang di jodohkan oleh ibunya sendiri... Alea kamu kenapa masih bertahan sama cowo itu hm? Aku tau kamu cinta sebenarnya sama Fenly tapi Fenly? Tidak kan? Gini loh Le, dimana mana cowo kalau masih belum selesai dengan masa lalunya ga akan bisa berpaling. Sekuat apa pun dia mencoba lupain masa lalunya tetap ga bisa. Begitu juga Fenly, dia masih teringat dengan Jihan kan? Karena apa? Karena wajah kamu dan Jihan sangat mirip Le. Makanya dia selalu marah karena itu, ia teringat sosok Jihan." ucap Fajri panjang lebar.

Alea terdiam mendengar hal itu. Dia begitu bodoh karena mencintai seseorang yang masih belum beres dengan masa lalu nya. "aku bodoh mencintai dia..." lirih Alea.

Vina menggeleng. "gak Alea! Kamu benar! Perasaan itu ga bisa di bohongi kalau kamu cinta Fenly perjuangkan." ucapnya.

Alea mengangguk pelan. "udah lah daripada sedih gini mending jalan-jalan yuk!" ajak Fiki.

Semuanya mengangguk. "ayo!"

Alea || Fenly UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang