"Bang."
"Hm?" Taehyung bergumam, ia masih asik memakan brownis di dapur Yoongi. Tidak mempedulikan Jungkook yang berdiri menjulang di depannya.
"Nih, HP lo dari tadi bunyi mulu. Bang Jimin nelfon tuh."
Taehyung terdiam sejenak, "ya udah biarin aja."
"Angkat dulu sono, siapa tau penting. Udah ada 5 missed call tuh, ntar kalau dia telfon lagi mending jawab."
Taehyung mendecak, "iya, iya, bawel Lo."
Jungkook menggeret kursi di sebelah Taehyung, ikut duduk di sana dan mengambil sepotong brownis.
Ponsel Taehyung berbunyi, menampilkan kontak Jimin di layarnya. Jungkook dan Taehyung saling berpandangan.
"Angkat," kata Jungkook.
Taehyung menipiskan bibir, setengah tak ikhlas menekan tombol hijau itu.
"Lo kemana?" Suara dari seberang tedengar.
"Kenapa?"
"Mama Lo bilang Lo dijemput Jungkook, terus mau nginep di rumah bang Yoongi."
"Itu udah tau."
"Kok nggak ngajak Gue?"
"Kan Lo nggak ada di rumah."
"Kan bisa telfon tet, Lo ada hape buat apa?"
Taehyung tak menjawab.
"Lo masih di sana kan?"
"Gue nginep."
"Ya udah Gue nyusul."
"Nggak usah."
"Kenapa sih? Lo marah sama gue?"
"Nggak."
"Terus?"
"Ini udah malem."
"Ya elah, belum ada setengah sebelas."
"Bunda di rumah sendirian Ji. Ayah lagi di luar kota kan?"
Meskipun Taehyung kesal, pemuda itu tidak bisa bersikap kasar kepada Jimin.
"Ini cuma alasan biar Gue nggak nyamper atau gimana?"
Taehyung mendecak, "ya udah Lo kalau tega biarin bunda di rumah sendiri, cepetan ke sini."
Gantian sekarang Jimin yang terdiam. "Besok Gue jemput ke sekolah."
"Nggak usah Gue sama Jungkook."
Jungkook yang mendengar namanya dibawa-bawa dengan cepat menoleh ke Taehyung.
"Apaan, Gue sama bang Yoongi," bisik Jungkook.
Taehyung langsung melotot, sambil menempelkan telunjuknya ke bibir.
"Diem bego!" balasnya juga dengan berbisik.
"Tuh kan, Lo nggak mau Gue jemput, Lo marah."
"Nggak Ji. Lagian Gue marah kenapa sih?"
Mendengar hal itu, Jungkook mencibir dalam hati.
"Ya nggak tau kok tanya Gue?"
Taehyung menghela napas.
"Udahlah besok pokoknya Lo Gue jemput."
"Ji-"
tut... tut...
Telepon dimatikan sepihak oleh Jimin.
Taehyung memgambil sepotong brownis dan menggigitnya dengan tidak santai, "dia tuh maunya apa sih Jung?" Tanya Taehyung bersungut-sungut.
Jungkook mengendikkan bahunya pelan, "Ya nggak tau kok tanya Saya?"
***
Jimin sampai di rumah Yoongi pukul 06.30. Matanya yang tak seberapa itu melotot melihat 3 anak adam yang tampilannya masih acak-acakan duduk di meja makan sambil bercengkrama.
"INI UDAH JAM BERAPA ANJIR?!"
Mereka bertiga kompak menutup telinga karena teriakan melengking khas Park Jimin.
"Apaan sih, baru setengah 7," jawab Yoongi.
"YA TAPI KALIAN BELUM MANDI, NTAR DI JALAN MACET, TERUS-"
Taehyung menjejalkan sepotong roti isi coklat ke mulut Jimin.
"Sekolah kita masuknya jam 8 oke? Nggak usah panik."
Jimin menggigit roti itu, kemudian mengunyahnya. "Kok bisa? Tau dari mana?"
"Makanya kalau ada pengumuman tuh dibaca!" Jungkook melempar biji anggur bekas dari mulutnya ke arah Jimin.
"Jungkook apaan sih. Jorok deh!"
"Jung!" Tegur Taehyung, matanya menatap Jungkook dengan tegas. Mengatakan kalau dia tidak boleh berbuat seperti itu kepada Jimin.
Jungkook mendecih dalam hati "Ini yang katanya marahan?"
"Kok bisa sih tet masuk jam delapan? Ada apa?" Tanya Jimin. Tangan pemuda itu mengambil sepotong roti di atas piring Taehyung yang sudah digigit. Sedangkan Taehyung sendiri mengambil roti baru dan mengoleskan selai di atasnya.
"Emang udah peraturan dari sekolah, mulai besok selama sebulan kita masuk dari pukul 8 pagi."
Taehyung baru akan memberikan roti yang ia buat tadi kepada Jimin. "Loh Ji, kok dimakan? Itu punya Gue, ini Gue buatin baru buat Lo."
"Ya udah yang baru Lo makan aja," sahut Jimin tidak terlalu peduli.
Mata Jimin menatap sekeliling, "Orang tua Lo udah balik kak?"
Yoongi hanya mengangguk.
"Lo nggak kese-"
Belum selesai Jimin berbicara, mulutnya lebih dulu disumpal Jungkook dengan anggur.
"Udah Lo mending makan nggak usah tanya-tanya."
Jimin hanya merengut dan mendekat ke Taehyung, membuat gestur mengadu karena tingkah Jungkook yang menyebalkan.
"Gue mandi dulu, sana ngapain dulu kek. Masih lama masuknya." Ucap Taehyung ke Jimin.
Yoongi menatap Taehyung dengan alis terangkat, "Serasa yang punya rumah ya Lo."
Taehyung hanya cengengesan, tapi tidak menanggapi ucapan Yoongi dengan serius. Sebab jika Yoongi ke rumah Taehyung juga dia sering bersikap seperti rumah itu miliknya.
"Bang yok mandi bareng."
Yoongi menatap Jungkook datar, tangan kanannya mengambil pisau dan menodongkannya ke leher Jungkook. "Ngomong ngawur sekali lagi, ni pisau nembus leher lo."
Sedangkan Jungkook malah tertawa terbahak-bahak, "Astaga pacar Gue sadis bener."
Jimin yang menatap dua sejoli di depannya hanya memberikan tatapan tidak minatnya. "Sinting."
***
Published on 27 - 9 - 2021
Jangan lupa vote and comment :)
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Official?
FanficKalau ditanya, "Prioritas lo siapa?" Taehyung bakal langsung jawab, "Nggak ada yang lebih penting dari Jimin, gue mah." ____ "Kalau kita nempel terus gini mana bisa gue punya pacar," Jimin mendengus. "Yaudah gampang, gue pacarin lo." #boyslove #Tae...