"Lo manggil gue?"
Alisnya terangkat, menatap heran seorang pemuda yang duduk didepannya.
Taehyung mengangguk, membenarkan ucapan ketua ekskul Rohis itu. "Iya. Duduk dulu Jay."
Jay menurut, mendudukan dirinya disamping Taehyung. "Kenapa? Biasanya kalau gue dipanggil OSIS, gue yang nyamper ke sana. Tumbenan ketos sendiri yang datengin gue."
"Bukan masalah OSIS."
"Terus?"
Taehyung terdiam, bagaimana caranya ia mengatakan pertanyaannya. "Gue mau nanya, karna gue pikir lo yang lebih tau."
"Paan?"
"Kalau ada setan ngasih gue info, gue harus percaya apa nggak?"
Jay tertawa, "Jangan lah, musyrik."
Taehyung menghela napas, si mbaknya hanya membual ternyata.
"Tapi bentar, dia ngasih tau apaan dulu?" tanya Jay.
"Ada orang yang suka sama gue."
Jay menatap heran Taehyung, merasa ucapan pemuda itu sedikit mengganjal. "Lah bukannya yang suka sama lo banyak?"
"Tapi yang ini beda, nggak kaya degem degem yang biasanya genit ke gue."
Mereka berdua diam sejenak, Jay kali ini melirik Taehyung yang menegak minumannya. "Jimin?"
Taehyung tersedak.
Matanya menatap horor ke arah Jay, "Lo bisa baca pikiran?"
Jay kembali tertawa, "Disekolah ini nggak ada yang nggak tau kalau kalian mahoan."
"Terusin, ntar gue persulit ekskul lo."
"Wehhhhh mainnya langsung ke ekskul gitu, ketos mah beda ya."
Taehyung mendecak, kalau dia tau bakal gini, tadi mending nggak usah datengin Jay.
Suruh Yonggi usir setannya juga beres.
"Terus gimana, gue harus percaya?"
Jay terdiam sejenak, "kalau yang ini, nggak papa kaya nya buat musyrik dikit."
.
.
.
.
"Ngelamun aja lo, kartu kredit lo disita?"
Jimin menatap heran temannya ini. Mereka bertujuh sedang di basecamp. Menghabiskan waktu istirahat di sana.
5 menit lagi bel, tapi Taehyung belum juga menghabiskan makanannya.
"Kalau lo nggak mau buat gue aja deh."
Tangannya baru akan merebut nasi kotaknya Taehyung, tapi langsung mengaduh saat dipukul sama abang tertua mereka.
"Lo udah makan, ntar Taehyung makin kurus makanannya dia lo ambil semua."
Mendengar itu Taehyung terkekeh. "Lo juga cepetan makannya, udah mau bel," omel Jin.
Lalu Jin berlalu dari sana. Membersihkan sampah sampah jajanan yang dicemili oleh Jungkook.
Si bontot ini emang banyak nggak tau dirinya
Jimin disampingnya mengelus rambut Taehyung pelan. "Udah panjang tet, potong ntar, nanti nutup mata poni lo."
Taehyung hanya mengangguk, segera menghabiskan makanannya sebelum diomeli oleh Jin lagi.
Sedangkan Yonggi dibelakang mereka hanya mendecih pelan. Lalu tangannya meraih kepala Jungkook untuk ia tabok. Membuat Jungkook melotot heran ke arah Yonggi yang malah dibalas dengan pelototan tak kalah tajamnya.
Lah kenapa ni si pawang setan?
Kaki Yonggi mendorong punggung Taehyung pelan, Taehyung menoleh. "Kenapa lo? Karna mbak kemarin?"
Taehyung menggeleng, "nggak juga, cuma capek aja. Tapi bener sih gue kepikiran itu."
"Udah lah, udah gue usir mbaknya. Ntar gue datengin lagi kalau pas lo resepsi."
Obrolan Yonggi dan Taehyung itu membuat Jimin mengerutkan dahinya bingung. "Mbak siapa? Resepsinya siapa? Lo mau nikah tet?"
Dengan tenang Taehyung mengangguk, "Iya. Kan 8 tahun lagi gue nikahin lo."
***
Published on 16 march 2021
Jangan lupa tinggalin jejak ya, Vote dan Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Official?
FanficKalau ditanya, "Prioritas lo siapa?" Taehyung bakal langsung jawab, "Nggak ada yang lebih penting dari Jimin, gue mah." ____ "Kalau kita nempel terus gini mana bisa gue punya pacar," Jimin mendengus. "Yaudah gampang, gue pacarin lo." #boyslove #Tae...