CHAPTER 11

62 17 5
                                    


Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dua kali lipat lebih ramai daripada biasanya. Bukan karena banyak orang yang akan pergi dengan pesawat, melainkan kompak menunggu kedatangan beberapa orang. Tidak hanya itu, mereka juga sibuk dengan ponsel dan kamera siap mengambil banyak gambar.

Teriakan dan juga tepuk tengan memenuhi pintu kedatangan utama. Akhirnya penantiannya terbayar dengan melihat langsung 5 lelaki tampan yang berjalan menuju mobil yang sudah siap menunggu di depan bandara.

Dibuka oleh Ray yang berjalan paling depan dengan masker hitam yang menutupi wajahnya, baret berwarna senada serta kemeja bergaris biru dan celana panjang menjadi fashion airport yang dia kenakan. Semua orang berteriak menganggil namanya dan Ray membalas dengan senyuman dan lambaian tangan.

Penampilan Sam nampaknya menjadi yang paling mengejutkan. Saat di Makassar kemarin, rambutnya masih hitam. Hanya perlu satu malam dan kepalanya berubah menjadi blonde. Dipadukan dengan kulit putihnya, lelaki itu semakin terlihat seperti turis bule. Meski kali ini dia menggunakan pakaian denim yang terlihat begitu maskulin, lengkungan sabit dimatanya saat tersenyum tetap membuat siapa saja merasa gemas.

Harsa mengekor dibelakang dengan jaket cream dan kemeja bercorak cokekat yang juga tak kalah memikat. Senyumnya terus terukir membuat dia semakin manis. Tas yang terlampir dipundak kanannya keluaran brand ternama terlihat begitu mewah.

Jerico yang tak pernah bisa jauh dari gitar kesayangannya, berjalan menyusul. Badannya yang cukup mungil terlihat tenggelam saat menggendong gitar dipunggungnya. Dari balik masker hitam itu, ada senyuman yang diukir meski para penggemar hanya bisa melihat dari mata besarnya.

Teakhir Sean yang berjalan paling belakang. Dia hanya menggenakan tshirt polos hitam dan celana jeans model robek dibagian lutut. Namun yang semakin membuat orang-orang histeris adalah kuciran kecil dibelakang rambutnya. Wajahnya tertutup masker namun pengemarnya mendadak berterima kasih sebab jika Sean memamerkan wajahnya juga mungkin mereka bisa pingsan ditempat.

"Aaaa—"

Sean melihat salah satu penggemarnya kesulitan menjangkau ponselnya yang terjatuh cukup jauh dari garis pembatas. Dengan cepat dia mendekat membuat semua orang semakin berteriak lalu mengembalikan ponsel itu lalu tersenyum.

Tindakan itu tentu saja ditonton banyak orang dan mengundang pujian. Suara mereka semakin menjadi-jadi meneriakan nama Sean.

"Siap-siap jadi trending." Bisik Jerico saat mereka berbaris memanjang menyapa para penggemar sebelum masuk ke dalam mobil. Sean hanya tersenyum tipis dibalik maskernya.

Jadwal dari Makassar ke Bali memang sengaja dibuat untuk public, Zuri sudah mengaturnya sesuai dengan perintah perusahaan. Untungnya mereka masih memikirkan perihal stamina staff dan juga Flicker dengan menempatkan jadwal konser esok malam. Mereka bisa beristirahat penuh seharian.

"Bang Sean nama lo naik lagi." Ujar Sam yang duduk dikursi tengah dan sibuk dengan ponselnya. Dia selalu menjadi yang pertama untuk urusan sosial media. Para penggemar bahkan menyebutnya dengan 'admin twitter' sebab tak pernah absen mengunggah satu foto tiap harinya.

"Blonde gue tetep aja kalah sama lo." Sambungnya.

Sean hanya tertawa dan kembali melihat keluar jendela dimana banyak sekali turis asing yang memenuhi jalanan. Dia sempat membaca dari salah satu akun fanbase Flicker yang mengatakan kalau konser di Bali kali ini akan banyak diisi dengan penggemar dari luar Indonesia. Sean yang sempat tak percaya, langsung bertanya pada Zuri dan melihat penjuangan tiket di Bali. Benar saja, banyak dari mereka yang menggunakan pasport untuk membeli tiket konsernya.

CELEBRITY :: parksungso [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang