CELEBRITY :: parksungso [✔]

CHAPTER 04

Disinilah dia sekarang, duduk bersebelah dengan Ray tapi bukan di dalam kelas melainkan studio musik sekolah. Ini gila! Ide Ray benar-benar membuatnya keringat dingin. Bukan karena takut bertemu senior tau mungkin latihan musik yang berat, tapi ini tentang nasibnya nanti jika ketahuan ikut kegiatan diluar belajar.

"Lo gila daftarin gue kesini." Sean masih protes meski hanya bisa berbisik. Didalam sini sudah banyak orang apalagi seniornya juga berdiri didepan sana.

"Sebelumnya lo kan pernah nekat, jadi santai aja." Balas Ray.

Ingin sekali Sean memukul wajah temannya ini yang masih bisa terlihat biasa saja padahal dia sudah gelisah. Ray tidak merasakan ketegangan saat semuanya terbongkar. Segala jenis alasan dan kebohongan yang tersusun sebelumnya, mendadak hilang berganti dengan diam membisu.

"Selamat datang di ekstrakulikuler musik, terima kasih karena kalian sudah mengisi formulir dan memilih kami sebagai tempat kalian melakukan kegiatan selain belajar. Sebagai gantinya, kami akan membimbing untuk mengasah bakat musik kalian." Sambutan dari perempuan berambut panjang sepunggung itu mengalihkan perhatian Sean dan juga Ray. Rasanya sudah terlambat untuk keluar ruangan.

"Sambil menunggu kedatangan guru pembina, ada baiknya kita berkenalan satu sama lain. Saya Almanda Putri dari kelas 12 IPA 2 sekaligus ketua ekskul musik, ya walaupun sebentar lagi juga lengser sih." Alma tertawa diikuti dengan yang lainnya. Semua orang setuju kalau dia memiliki senyuman manis dan cantik yang menjadi daya tariknya.

Namun Sean tetap diam, dia bahkan tak senyum sedikitpun. Disamping suasana hatinya yang gelisah, tak ada yang lucu dari penuruan jabatan. Ray sedikit menyenggol dengan sikunya seolah menjadi kode untuk menghargai senior didepannya.

"Ketawa kek walaupun nggak lucu." Bisiknya dan hanya dibalas dengan delikan mata Sean. Dia masih berhutang karena tanpa persetujuan mendaftarkan Sean masuk ke ekskul ini.

"Nama saya Harsa dari kelas XI IPA 3." Lelaki berambut panjang nyaris menyentuh kerah yang sedaritadi hanya berdiri tanpa tersenyum akhirya memperkanalkan diri. Wajahnya dingin seolah tak tertarik dengan junior yang duduk didepannya.

"Harsa ini calon ketua musik yang baru loh. Kalian harus denger suaranya, adem banget. Belum lagi dia menguasai berbagai alat musik." Rentetan pujian yang terucap dari Alma membuat semua orang terkagum termasuk Sean. Dia memang tak bisa menahan diri dengan orang yang berbakat dengan musik. Kini dia memiliki alasan untuk tetap duduk disamping Ray.

"Mulai deh." Timpalnya masih dengan ekpresi malasnya menatap Alma dan kembali membuat semua orang tertawa. Anehnya, lelaki itu justru tidak tersenyum dan masih mempertahankan raut wajah yang sama.

Satu persatu senior yang berdiri didepan memperkenalkan diri. Beberapa dari mereka bahkan menunjukan bakat musiknya. Sean masih penasaran dengan Harsa yang duduk sambil melipat tangan didepan dada memperhatikan teman-temmannya. Bakat apa yang dia sembunyikan? Pikirnya.

"Oke sekarang giliran kalian yang kenalan. Kalau ada yang mau coba nyanyi atau main alat musik, boleh ditunjukin. Kali aja langsung bikin grup baru yang lebih keren." Sang ketua meminta perempuan yang duduk dipojok belakang untuk memulai perkenalan, lalu terus berurutan ke orang disampingnya.

Beberapa diantara mereka langsung unjuk gigi bernyanyi dan memainkan alat musik. Sean ikut bertepuk tangan setelah selesai menunjukan bakat masing-masing. Mendadak nyalinya semakin menciut karena sadar dia hanya mencintai musik dan tidak sehebat mereka.

"Nama saya Ray Gasendra dari kelas X-1. Saya nggak bisa nyanyi tapi pernah sempet ikut les drum waktu kecil." Kini giliran Ray yang berdiri disampingnya.