part thirty-four | before the pressure

1.6K 152 14
                                    

Halo semua...apa kabar nih kalian?

Jangan lupa vote, koment and share

Selamat membaca!!



Setelah mengatakan hal tersebut Fara langsung mengarahkan Lena untuk mengikutinya, yang tentu saja Lena patuhi, karena dia tidak sedekat itu untuk saling mengobrol.

Jujur dirinya kaget tiba-tiba di cegat, namun ia berusaha terlihat biasa aja.

Setelah berjalan semakin dalam, Lena baru sadar kalau Fara membawanya ke arah markas komplotan. Dirinya mencoba berpikir positif, namun sialnya malah pikiran jahat yang memenuhi isi kepalanya.

Dalam benaknya Lena berpikir bahwa Fara merupakan bagian komplotan, tapi bagaimana bisa? Orang yang paling mewanti-wanti Galen ternyata menusuk sahabanya sendiri dari belakang alias menjadi musuh dalam selimut?.

Lena berhenti seketika membuat Fara yang berada di depannya ikut berhenti. Cowok dengan tingkat kepekaan tinggi itu mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Kenapa berhenti?" Tanya Fara.

Lena menatap Fara dengan pandangan berbeda, tidak seperti sebelumnya dirinya yang selalu terintimidasi oleh tatapan tersebut.

"L- Lo penghianat?" Dengan terbata Lena mengutarakan spekulasinya.

Fara menyeringai membuat Lena menelan salipannya.
Lena memang tidak mengerti ada masalah apa dengan komplotan sekolah dan juga Galen dkk, yang pasti semenjak kejadian dibelakang sekolah Lena menjadikan dirinya berada di tim Galen.

"Lebih baik Lo diem, dan sekarang ikutin gue!" Ujar Fara memerintah.

Fara menarik tangan Lena cukup kencang membuat Lena tersentak seketika.

"Lo cuma harus diem dan nurut, jangan buat gue nyakitin Lo, paham?" ujarnya kemudian menggiring Lena tanpa menunggu balasan dari Lena.

***

Di tempat lain, tepatnya di kediaman Gibran. Sosok Aldo yang tadinya sudah siap untuk menuju ke sekolah harus terhenti saat tuan Gibson yang terhormat memerintahkannya untuk memulai kelas bisnis di pagi hari yang cerah ini.

Mengenai kelas bisnis, Aldo awalnya hanya mengangguk tanpa memberikan protes. Namun jika mengganggu waktu sekolah umumnya maka iya akan langsung menolak. Walaupun belajar bisnis juga merupakan suatu kegiatan belajar bukan? Namun ia hanya tidak ingin waktu di sekolahnya berkurang. Karena bagaimanapun dirinya dulu sangat ingin menduduki bangku sekolah, berinteraksi dengan banyak orang, bermain bola, dan tentunya banyak hal indah yang tidak mungkin bisa di rasakannya.

"Kakek sudah menyiapkan guru untuk mu hari ini" ujar Gibson saat melihat raut tidak suka milik Aldo.

"Suka tidak suka mulai saat ini kakek yang akan mengatur jadwal mu!" Ujarnya kemudian berlalu meninggalkan Aldo.

Aldo tidak menggubris, dirinya memilih kembali berjalan. Namun saat sudah sampai di pintu depan dengan sigap beberapa orang sudah menghalangi jalan Aldo.

Shit.

Aldo tidak bisa melakukan apapun. Jikalau pun melawan, ia tidak ingin Hana melihat dirinya yang sedang baku hantam.

"Kenapa tidak bisa menurut seperti dulu heh?" Ucap Gibson terdengar seperti tengah mengejeknya.

"Kembali ke dalam jangan membuat keributan, atau memang kamu menginginkan rumah ini hancur oleh perkelahian mu!" Ujarnya sinis.

Tidak! Aldo tidak perduli dengan rumah mewah beserta isinya, ya walaupun jikalau di bawa ke rental barang bekas bisa membuatnya makan enak satu tahun.

Yang ditakutkannya ialah Hana dan sang adik Alley yang akan kenapa napa. Dirinya takut membuat Hana menangis. Jika itu terjadi, maka janjinya dengan Galen sudah diingkarinya.

Galen Keyn BanuwangsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang