Hi apa kabar?
***
Malam ini keluarga Gibran tengah mengadakan makan malam sederhana di rumah mereka. Makan malam kali ini spesial, karena hari ini bertepatan dengan hari kelahiran Galen. Dan untuk pertama kalinya sejak beberapa tahun, mereka mengadakan makan malam keluarga, yang benar-benar keluarga lengkap.
Ada kakek-nenek dari pihak ibu, yang baru bertama kalinya Galen bertemu. Banyak sodara sepupu juga. Terlihat sangat hangat, berbeda dengan keluarga besar pihak Ayah. Alley berlarian mengejar sepupu yang seusianya, yang kalau Galen tidak salah tebak namanya Alex. For your information sodara sepupu dari pihak ibu, semuanya laki-laki.Oke sebelumnya sedikit penjelasan, Hana memiliki 2 saudara kandung. Anak pertama, laki-laki dan memiliki 2 orang putra, kemudian yang kedua perempuan dan memiliki anak laki-laki juga. Dan yang terakhir ibu negara yang memiliki 3 Putra.
Jadi disinilah mereka sekeluarga besar.
"Galen Sayang, sini salim sama kakek-nenek dulu"
Galen yang sejak tadi tengah memperhatikan Alley dan Alex harus menghentikan pengawasannya terlebih dahulu dan tentunya menemui keinginan sang ibunda.Setibanya di depan kakek dan neneknya, Galen menyalami tangan keduanya. Tak lupa juga Tante dan om yang juga sepertinya harus berkenalan ulang.
Keluarga besar memang sudah mengetahui hal yang dialami oleh Galen. Namun tidak secara terperinci. Mereka hanya mengetahui kalau Galen mengalami lupa ingatan sementara akibat dari kecelakaan yang dialaminya.
"Cucuku" ucap sang nenek sambil memeluk sosok Galen.
"Kamu hebat, bisa bertahan sejauh ini" ujar sang nenek. Aldo merespon hanya dengan deheman saja karena dirinya tidak tahu mau jawab apa.
Setelahnya bergantian dengan sang kakek.
"Galen, terimakasih. Terimakasih" entahlah tapi feeling Aldo sangat kuat dan dirinya mendapat feeling yang kurang baik dengan ucapan terimakasih.Setelah memberikan salam dan juga sedikit obrolan Galen mengundurkan diri, kembali berjalan mengawasi kedua bocah.
Semuanya memaklumi sikap Galen yang menurut mereka masih belum terbiasa dengan keadaan. Hana mencoba memberikan pengertiannya kepada sang ibunda yang kini sudah meneteskan air matanya.
"Bu tidak apa-apa,pelan pelan Galen bakalan balik lagi kok" ujar Hana menenangkan sang ibunda, walaupun dirinya sendiri tidak yakin dengan apa yang diucapkannya.Acara puncak mereka pun tiba.
Hana berjalan dari dapur membawa sebuah kue berwarna biru, terlihat tidak terlalu rapi, dikarenakan dirinya tidak pandai dalam membuat kue.
Mereka bernyanyi bersama, tersenyum bahagia, bercanda tawa.
Aldo memandang mereka satu persatu. Rasanya campur aduk. Bahagia, karena dirinya belum pernah mendapatkan perayaan seperti ini. Boro-boro di rayain, ada yang inget aja udah bersyukur banget.
Sedih, karena ulang tahun ini terasa salah. Bukan Galen, tapi Aldo. Dirinya merasa bersalah.Setetes air mata tanpa sadar keluar dari pelupuk matanya.
Hana yang berada di samping sang putra dengan cekatan menghapusnya."Gak boleh sedih, ini hari bahagianya Abang" ujarnya.
"Tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarangggg jugaaaaa sekarangggg jugaaaaa aa!"
"Alex mau tiup lilin momi" ujar bocah itu.
Aldo mendekat ke arah Alex berada, ia mengajak bocah itu untuk meniup lilin bersama dengan dirinya.
"Abang alley juga!" Teriak sang adik. Kemudian bereka bertiga berdiri di depan kue.
"Make a wish dulu"
Galen menyatuk kedua tangannya untuk berdoa, setelahnya meniup lilin dengan perasaan haru.
"Yey happy birthday Abang!" Teriak Alley yang sekarang sudah berada di gendongan Glenn.
Ya, Glenn yang sejak tadi tidak pernah terlihat akhirnya ikut serta, walaupun terlambat.
Acara potong kue pun tiba. Kue pertama Aldo berikan tentunya kepada Hana. Kemudian sosok yang sejak tadi hanya hanyak memperhatikan. Kemudian Glenn dan yang terakhir Alley.
Setelahnya mereka melanjutkan dengan makan malam bersama.
***
Sudah tengah malam dan Galen saat ini masih belum beranjak dari balkon. Dirinya memikirkan banyak hal. Semuanya terlalu berjalan dengan lancar, seakan semua rasa bahagia ini memang untuknya.
Glenn yang sejak tadi memandang sang adik hanya bisa menghela nafas.
"Kenapa belum tidur Gal?" Ujarnya sambil mendekati Galen.
Galen tersentak mendengar suara Glenn.
"Kenapa belum tidur?" Ulangnya.
"Gak bisa tidur" jawabnya.
Kemudian keduanya kembali hening.
Mereka berdua sibuk dengan isi kepala masing-masing."Bang?"
"Ya?"
"Galen ingat apa yang terjadi"
"Maksudnya?" Tanya Glenn yang memang belum paham tujuan pembicaraan mereka.
"Gal ingat kejadian sebelum kecelakaan" tuturnya.
Glenn terhenyak mendengar perkataan Galen. Jujur saja dirinya berharap sang adik tidak mengingat kejadian yang membuat dirinya merasa bersalah. Sebagai kakak yang seharusnya menjadi sandaran sang adik tidak berlaku pada Glenn pada saat itu. Dirinya sibuk mementingkan egonya tanpa tau bahwa adiknya terluka."Gal- apa yang Galen ingat?"
"Semuanya"
Lagi lagi Glenn hanya bisa meneguk ludah.
"Kenapa? Kenapa harus Galen yang di pertaruhkan? Bukanya seharusnya abang yang ambil alih? Kenapa Gal?""Gal-"
"Padahal abang tau sendiri semuanya tidak menginginkan Gal, bahkan ayah Galen sendiri" ujarnya dengan lirih.
Glenn masih belum menemukan kalimat untuk menjawab segala pertanyaan Galen.
"Gal udah mikirin ini seharian. Gal setuju dengan perjanjian papa dengan Kakek" ucap Galen telak.
Glenn tidak bisa membiarkan adiknya berada dalam penjara sang Kakek.
"Gal denger, semuanya gak seperti yang Galen pikir, dan yang Galen denger dari siapapun itu gak ada yang bener"
"Keputusan Gal tetep"
Glenn mengacak rambutnya frustasi.
"Pikirin Mama Gal, Alley. Abang gak berhak minta apapun, tapi setidaknya pikirin Mama okee?" Ujar Glenn.
"Sekarang Gal istirahat ya, hari ini hari bahagia kamu jangan buat kebahagiaan ini hilang dalam sekejap, abang ke bawah dulu" ujarnya meningkatkan Aldo dengan beban pikiran lagi.
**
Glenn berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Terlihat pak Will baru saja keluar dari ruangan tersebut, yang artinya Gibran berada di ruangan." Tuan muda" sapaan yang di terimanya dari sang tangan kanan ayahnya.
"Papa sibuk pak?" Tanya Glenn yang mendapat anggukan dari sang tangan kanan ayahnya.
Glenn tidak perduli dan tetap masuk ke dalam ruang kerja Gibran.
"I have told you I don't want to be bothered" ujar Gibran datar tanpa menatap ke arah lawan bicaranya.
"Dad he's knows"
Tbc.
...
Terimakasih.
Gimana menurut kalian?
Cerita ini udah keluar dari alur ya?
Semoga kalian tetap suka dengan alur cerita yang aku buat.
Dan sekali lagi terimakasih buat yang udah vote, apalagi komen dan Share terimakasih banyak🙇🙏
Dan buat yang belum vote, c'mon You should respect people's work even if it's just by voting!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galen Keyn Banuwangsa
Fiksi RemajaCerita akan di revisi setelah end! Banuwangsa series Aldo tidak percaya dengan cerita adik pantinnya yang menceritakan tentang transmigrasi seseorang ke tubuh orang lain. Namun sekarang iya percaya setelah ia mengalaminya. hidup di tubuh laki-laki...