SPIN OFF : YUNNA ( 2 )

110 21 6
                                    

Yuda.

Hari baru, semangat baru. Setelah bangun tidur, laki-laki itu langsung bersiap-siap bergegas mengunjungi sang adik. Atau mungkin tidak. Dia hanya ingin menemui Ivanna, sekaligus memperjelas hubungan keduanya.

Tidak lupa dia membawa beberapa buah tangan, berharap bisa meluluhkan sang gadis yang rasa gengsinya semegah Gunung Everest.

Saat sampai di kediaman Ivanna. Yuda langsung melangkahkan kaki ke kamar sang empunya rumah setelah Gracie membukakan pintu.

Tok! Tok tok tok!

Yuda mengetuk pintu kamar Ivanna. "Anna? Do you wanna be my girlfriend~~" ujarnya, bersenandung sedikit.

"berisik, nggak menerima tamu!"

Penolakan dari sang empunya kamar tidak digubris. Tanpa peduli perbuatannya sopan atau tidak, Yuda tetap memutar kenop pintu dan melangkah masuk ke dalam kamar.

"malam, gue mau nagih jawaban. Iya atau nggak?" tanya Yuda. Asal melontarkan pertanyaan, setelah baru saja melanggar norma kesopanan.

Sang pemilik kamar, Ivanna membuang napas kasar. "maksud lo ngajakin gue pacaran apa deh? Nggak jelas banget, tiba-tiba ngajak pacaran, padahal baru kenal."

Mendengar alasan klise itu, Yuda pun juga mendengus. "lo nggak tahu ada yang namanya cinta pada pandangan pertama ya?! Kurang lebih gitu dah!"

"ya udah deh yok, kita pacaran. Jalanin aja dulu, gue juga mau nyoba rasanya punya pacar tuh gimana. Hitung-hitung nyari pengalaman nggak sih?"

Astaga, Anna.

Annabelle.

Dengan perasaan tidak rela, Yuda hanya mengiyakan perkataan Ivanna, gadis yang baru saja mendapat gelar pacar Yuda 2021. "iya, terserah Anna deh. Yang penting pacaran aja dulu."

Keduanya pun resmi menjalin hubungan saat itu. Walaupun dengan cara yang sangat tidak etis.

"oh iya, omong-omong lo kapan balik ke Jogja?"

Yuda mengulas senyum tipis. Kedua telapak tangannya dia gosokkan-gosokkan pada kedua paha, tampak bingung untuk menjawab apa. "ah, sebenernya gue di drop out. Cuma belum berani bilang aja, apalagi ke Gracie." jawab Yuda, sembari terkekeh kecil.

"kenapa? Kok bisa?" tanya Ivanna.

"hm ya gue sibuk kerja, nyari uang buat bayar kos, dan keperluan-keperluan yang lain."

Tatapan Ivanna kian berubah. Setelah Yuda mengungkap satu fakta. Tapi dia tidak suka. Tidak suka dipandang dengan tatapan sedih, alih-alih bersimpati. "jangan natap gue kayak gitu, gue mah nggak perlu dikasihani. Lagian sekarang udah dapet kerja juga di kantor bokap." ujarnya, sambil menebar tawa renyah.

***

Ivanna.

Kak Yuda : Anna

Kak Yuda : P

Kak Yuda : P

Ivanna : Apa sih pa pe pa pe aja

Kak Yuda : dari mana? Kok baru bales?

Ivanna : hah? Lo ngechat jam 19.00, gue bales 19.02 ye!

Kak Yuda : jam 19.01 ke mana?

Ivanna :

Ivanna :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ivanna : kak Yuda

Kak Yuda : apa syg?

Ivanna :

Ivanna : itu siapa kak? Selingkuhan lo?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ivanna : itu siapa kak? Selingkuhan lo?

Kak Yuda :

Kak Yuda : lo dapet foto itu drimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kak Yuda : lo dapet foto itu drimana?

Ivanna : nggak penting gue dapetnya dari mana. Jawab aja, lo selingkuh?

Kak Yuda : nggak

Ivanna menaruh ponselnya dengan asal di ranjang. Gadis itu menghembuskan napas panjang, sembari mengibas-ngibaskan tangannya, berharap air matanya tidak tertumpah sia-sia.

Dari awal mungkin dirinya yang salah. Berniat mencoba-coba, tapi akhirnya terjatuh juga. Iya, jatuh cinta.

***

Yuda.

Laki-laki itu langsung bergegas keluar dari apartemennya. Menuju rumah gadis yang berstatus sebagai pacarnya di beberapa bulan terakhir. Di sepanjang perjalanan, pikiran Yuda melayang.

Dia terus memikirkan bagaimana bisa Ivanna mendapat foto itu; foto dia bersama mantan pacarnya. Sejujurnya, bisa saja Yuda menjelaskannya di ruang chat atau lewat telepon. Tapi hatinya bilang jangan. Jadi dia memutuskan untuk menemui Ivanna, menjelaskan semuanya secara langsung, dan bisa menghapus air matanya jika seandainya sang gadis menangis kecewa.

Semakin lama menembus jalan raya, Yuda semakin mempercepat laju mobilnya. Hingga saat tikungan, sebuah cahaya dari benda yang berukuran lebih besar menusuk netra matanya. Membuat penglihatannya menjadi buram, dan tanpa sadar membanting stir, hingga menabrak tepian jalan.

Brakkk!

Mobil hitam milik Yuda menghantam sesuatu dengan sangat kuat, hingga kepalanya juga menghantam stir. Kaca mobilnya pecah, mungkin seperti gambaran hatinya saat membayangkan sang pujaan hati terlanjur kecewa karena kesalahpahaman yang tidak sempat dia jelaskan kebenarannya.

"Anna, sorry..."

***

Thankew for reading <3

And have a nice day ~

Our Happy Ending | Jeno-Karina ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang